-PART 24-

1.3K 84 4
                                    

Tiga Bulan kemudian....

Tak terasa sudah tiga bulan lamanya Fara menetap di Pondok Al Hidayah.
Susah senang, ia rasakan bersama.
Benar kata Umar saat Fara hendak pergi ke Al Hidayah.

"Di pesantren itu sudah seperti keluarga.Jadi kamu harus pandai bersosialisasi dengan orang-orang di dalamnya.Kamu akan banyak dapat ilmu di sana.Terutama ilmu agama.Cari dan pahamilah ilmu agama.Karna Agama adalah keutamaan." Begitulah kalimat yang pernah Umar katakan tempo lalu, sehingga Fara kini bisa merasakannya.

Kemarin malam ada informasi, bahwa setiap tiga bulan sekali, Para santi di perbolehkan untuk di jenguk keluarganya.

Naina masih sibuk memilih baju gamis mana yang harus ia kenakan saat bertemu keluarganya.

"Nyari apa si Nina?" Tanya Caca kepada Naina yang masih terpaku bingung memilih baju gamis.

"Eh liat deh baju gamisnya.Menurut kalian aku harus pake baju gamis yang mana? Yang bagus ya milihnya." Naina meminta pendapat kepada ketiga temannya.Tangan kanannya memegang baju gamis berwarna merah maroon dan tangan kirinya memegang baju gamis berwarna moca.

"Kayaknya maroon bagu Nin." Pendapat Keiyra.

"Kalau kata aku juga gitu."Kini Caca yang berpendapat.

"Iya itu bagus ko Nai." Fara pun berpendapat sama dengan Caca dan Keiyra.

"Oh oke.Karna suara maroon paling banyak.Jadi aku memutuskan akan memakai baju warna moca!"

Krik krik...

Aneh.Bukan kah tadi Naina meminta pendapat akan mengenakan baju gamis.
Tapi tidak ada satupun dari temannya ini memilih warna moca.Ya.. Begitulah Naina.

"Ko gak jelas si Nai?!" Keiyra bertanya dengan tatapan menyergit pada Naina.Sedangkan Fara dan Caca sedang menahan tawanya.

"Apanya yang gak jelas?" Tanya Naina yang kini sibuk memilih aksesoris yang harus ia kenakan di hijabnya di depan cermin.

"Bukannya kamu tadi minta pendapat soal gamis warna apa yang harus kamu pake?"

"Ini bukan ujian.Jadi aku gak kasih kalian soal!"

Jawaban Naina membuat temannya semakin bingung.Dan akhirnya keiyra pun menghembuskan nafas nya pasrah jika sudah berurusan dengan Naina.

"Sabar itu indah.Sabar itu menarik.Sabar itu cantik---" Ucap Fara dengan tangannya memegang bahu keiyra.

"Terus cantiknya kapan?" Tanya Keiyra.

"Yah sabar aja." Jawab Fara membuat Keiyra semakin kesal dan memanyunkan bibirnya.

"Ternyata bukan cuma Naina yang bikin Keiyra sebel.Tapi juga Fara." Ujar Caca melirik sekilas Keiyra dengan mimik wajah badmood.

"Maaf keiy.Yaudah ayo kita tunggu di depan, Sampe ka Tasya ngasih info selanjutnya."

"Singa?"

"Sutth, gak boleh gitu sama yang tua."

"Ka Tasya emang udah tua?"

"Bukan tua."

"Terus?"

"Ihh..Nina banyak tanya.Ayo tunggu di luar.Nanti kalo ka Tasya tau kita keong dia malah marah."

"Bukan marah Ca, tapi tegas."

"Ya begitulah..."

***


Semua Santri tengah sibuk menunggu seraya mengobrol di tempat yang sudah biasa di jadikan sebagai tempat pertemuan.Bukan tempat pertemuan dua keluarga.Melainkan keluarga besar.

Imamku Seorang MuadzinWhere stories live. Discover now