BAGIAN LX: LUAR BIASA

Start from the beginning
                                    

Wanda mengendap-endap mendekati Jerry yang sibuk dengan lamunannya sambil membawakan segelas kopi panas untuk Jerry...

"Sayang..." Wanda berbisik di telinga Jerry. Jerry pun menoleh lesu ke sisi kanannya. Mengambil gelas kopi dari tangan Wanda dan memindahkannya ke meja di hadapannya. Lalu menarik Wanda untuk duduk di pangkuannya. "Aku gak pernah nyangka... kamu bakal masuk lima besar... aku pikir..." Jerry terenyuh, tak meneruskan kalimatnya. "Aku seneng banget saat denger Pak Marlon mau kasih fasilitas itu untuk Top 5 sales... tapi... gak pernah percaya sampe hari ini... kamu jadi salah satunya... aku masih... kaget..." Jerry menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku tau pikiran kamu... aku gak ambil tawaran itu, kok. Mau kerja di sini aja... itu kan bisa di ambil, bisa enggak. Kenapa kamu pusing soal itu? Coba aku tebak, ya... aku tau kamu itu selalu idealis... berusaha bersikap adil supaya aku mendapat kesempatan menempuh pendidikan biar maju... tapi enggak. Cukup aku berhasil sejauh ini aja. Bukan aku ngebatesin diri. Yang terpenting buat aku adalah KITA..."

Jerry mendesah berat. "Aku tau..."

"T'rus, apa yang bikin kamu susah hati? Kita gak akan berpisah, kok... aku gak akan kemana-mana..."

"Pak Gerard minta aku tahan Rudy. Supaya gak resign..."

Wanda terdiam. "Memangnya, kamu berharap dia resign?"

Jerry menggeleng. "Justru aku memang mau nahan dia. Sayang banget kalo dia resign... tapi,,, masalahnya... kalian bisa pergi keluar bareng dan... dan sampe sekarang, aku gak bisa beri kamu... kalo aja kamu hamil... pasti keadaannya beda..."

"Kamu mau aku hamil, supaya kamu punya alasan tepat yang gak terkesan egois untuk larang aku pergi. Ya kan? Ini bukan masalah keputusan aku apa. Tapi masalah pandangan orang ke diri kamu sendiri kan? Ya kan?"

Jerry menggeleng. "Bukan pandangan orang, tapi pandangan aku terhadap diri aku sendiri. Aku ngerasa gak adil sama kamu..." Jerry meremas kepalanya sendiri. "Kalo aku jadi kamu, aku gak akan sia-sia'in kesempatan ini..."

"Jadi... kamu bisa ninggalin aku?" Dahi Wanda mulai berkerenyit.

Jerry terkekeh. "Enggaklah... kamu bakal aku bawa..." Tapi Jerry kemudian merenung lagi. Rasanya begitu tidak adil membiarkan Wanda terisolasi demi menjaga Wanda agar terus menjadi miliknya. Seakan-akan, Ia memiliki Wanda seperti memiliki sebuah property. Sampai-sampai, Wanda tak boleh kemana-mana. Tak boleh berkarir jauh, sejauh Jerry bercita-cita. Wanda memang seorang istri. Tapi ia juga seseorang yang memiliki cita-cita. Wanda juga tidak terikat waktunya untuk mengurusi anak. Karena sampai detik ini, Jerry belum juga berhasil membuat Wanda mengandung darah dagingnya sendiri. Jerry terkadang mulai mempertanyakan hatinya sendiri... apakah ia menginginkan keberhasilan Wanda atau menyimpan Wanda demi kelanggengan rumah tangganya? Demi rasa aman di dirinya sendiri? Jerry sekarang mengerti perasaan Wanda yang terisolasi di rumah, tanpa kegiatan, tujuan ataupun karir. Ia baru menyadari, betapa seorang perempuan itu berkorban begitu banyak saat melepaskan masa lajangnya dan kebebasannya demi mengurusi anak dan menunggu suaminya pulang ke rumah. Tidak semua perempuan mempunyai jiwa dan cita-cita yang sama, yang merasa cukup hanya dengan menjadi seorang ibu dan seorang istri. Jerry mulai meremas kepalanya lagi. Berkutat dengan pemikirannya sendiri dan membisu di hadapan Wanda.

"Sayang...", mulai Wanda, "Aku gak suka kalo kamu sibuk dengan pikiran kamu sendiri, tanpa kamu bagi ke aku... tanpa aku ngerti... ada apa? Kenapa?"

"Apa adil bagi kamu, kalo aku menyimpan kamu untuk diri aku sendiri? Menyimpan kamu untuk jangan menempuh pendidikan demi kesuksesan kamu... demi rumah tangga kita? Karna jarak jauh... beresiko... aku gak mau naif... kamu atau aku,,, kita kan tetep manusia biasa... bisa jadi gak setia kan? Aku cuma gak mau mendatangkan cobaan sama diri sendiri... aku juga masih laki-laki normal seperti yang lainnya... itu beresiko... macem long distance love..."

MENIKAH DENGAN INTEGRITASWhere stories live. Discover now