BAGIAN LVIII: PEMENANG

3.2K 128 2
                                    

BAGIAN LVIII: PEMENANG

Wanda dan semua rekan-rekannya terus menggila dalam membalap angka Cabang Jakarta Timur... Begitu pun dengan Rudy dan semua rekan-rekannya... Tak ada yang memberi celah sedikitpun untuk menjadi lemah lagi dan terpukul kalah... Begitu pun dengan Jerry dan Igor serta para kepala cabang mereka masing-masing... Mereka berani terjun langsung ke banyak event untuk membantu gerakan anak-anak buah mereka di dalam memenangkan angka untuk Bulan Desember ini.

Beberapa kali, Wanda dan teman-temannya harus bersinggungan dengan Rudy dan kawan-kawannya untuk memperebutkan customer yang sama. Tapi Rudy tak mengalah seperti biasanya. Ia dan Wanda terus beradu speed, iklan, servis, mediator, event, pameran, bonus asesoris, discount, bergaul luas sampai merambah data base prospek ke bengkel-bengkel dan tempat-tempat usaha, para dokter di rumah sakit, pelayanan pengajuan kredit secara kolektif bagi guru-guru maupun pemilik usaha jemputan anak sekolah... dan lainnya.

Bila berpapasan di jalan, di saat Rudy hanya seorang diri dan Wanda juga seorang diri, mereka hanya saling menganggukkan sedikit kepala satu sama lain dengan sikap penuh respect... atau saling melambai kecil dan saling melewati seolah mereka tak pernah akrab.

Sampai suatu pagi, di saat Wanda membuka laci meja kerjanya, ia pernah menemukan sebuah surat dari Rudy. Rudy yang entah bagaimana pernah berhasil membongkar locker Igor tanpa ketahuan, juga telah berhasil membongkar laci meja kerja Wanda tanpa di ketahui oleh satu orang pun yang ada di Pluit. Wanda sempat takut untuk membuka surat itu. Apalagi membacanya. Tapi Wanda paling tidak tahan dengan rasa penasaran... ia pun membukanya dan membacanya...


Wanda... jangan kaget. Keahlian saya dulunya adalah maling dan nyopet. Meskipun saya adalah maling yang rajin belajar dan rajin bekerja nyopet. Pak Jerry lah yang banyak mengajarkan tentang integritas sama saya. Kamu pasti kaget. Saya pernah hidup sangat kekurangan dengan satu orang adik dan satu nenek yang udah tua (jelaslah... namanya juga nenek-nenek... pasti tua :P). Makanya saya gembul kalo makan. Karena saya pernah kelaperan. Saya inget, kamu sering ledekin saya orang miskin. Dan saya ledekin kamu manja dan cengeng. Saya gak pernah nyangka... kamu bakal jadi saingan saya sekarang. Dan asal kamu tau, ya... sekarang saya gak semiskin dulu, meski belum setajir kamu. Tapi saya nyari duit sendiri. Kamu kan masih nebeng duit papa kamu en duit suami kamu. Waktu dulu saya bantu kamu... itu karena saya menganggap kamu belum mampu. Tapi sekarang, maaf ya... saya gak akan ngalah lagi. Saya akan anggep kamu saingan beneran. Dengan respect, saya akan berlaku sebagaimana semestinya dengan saingan saya yang sesungguhnya. Jangan kaget, kalo angka kamu saya balap terlalu jauh. Kejar angka saya, kalo bisa. Kalo ngerasa gak mampu... seperti kata Igor (informan saya banyak :P), Kamu mending pulang dan nyuci baju aja di rumah.

Kompetisi ini bukan untuk pecundang.

RUDY, YANG PASTI MENANG.


Isi surat itu hampir saja membuat Wanda berang. Mulutnya sudah menganga lebar di saat Wanda selesai membacanya. Tapi kemudian... Wanda mengenang watak Rudy sewaktu masih menjadi teman baiknya... Rudy suka sekali menantang egonya untuk membuat dirinya tidak menyerah dalam mencapai tujuannya.

Wanda pun hanya bisa membatin di saat itu,,, Terima kasih, Rud...

Dan di malam harinya, saat bertemu Jerry di rumah, Wanda tak pernah ragu-ragu lagi untuk terbuka menceritakan segalanya. Termasuk tentang surat Rudy dan isinya. Namun di saat Wanda memberikan surat itu pada Jerry agar bisa membacanya langsung, Jerry malah menggeleng. "Gak usah, sayang... aku percaya sama kamu. Lagipula, aku masih menghargai sesuatu yang penting, yang memang Rudy mau sampe'in ke kamu. Dan emh..." Jerry mengulum bibirnya di saat itu sebelum melanjutkan, "Aku bisa menilai gimana Rudy sekarang. Kayaknya kamu... mesti ngeri liat gimana aksinya dia sabet order sana-sini. Luar kota pun disamperin sama dia..." Jerry geleng-geleng sambil mesem-mesem. "Aku ragu... apa kamu bisa menang lawan Rudy, yaaaa..."

MENIKAH DENGAN INTEGRITASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang