BAGIAN V: KASUS PERTAMA WANDA

4.8K 158 6
                                    

BAGIAN V: KASUS PERTAMA WANDA

Wanda melirik arlojinya. Jam delapan kurang lima belas menit. Ia menoleh ke belakang sesekali. Ia tersenyum penuh kemenangan. Jerry belum tiba. Ia tiba di kantor lebih dahulu. "Kereeeen..." Wanda menggumam kecil...

Tak lama kemudian, mobil silver Jerry muncul di gerbang. Wajahnya melongok sedikit sambil sembunyi-sembunyi melemparkan senyum pada Wanda. Petugas keamanan mulai bergegas, tergopoh-gopoh menghampiri Jerry dan memberikan sapaan "Selamat pagi, Paaak..."

Jerry menyahut kalem, "Pagiiii..."

Dan setelah selesai memarkirkan mobilnya, Jerry keluar perlahan dari mobilnya dengan gaya berjalan gagah nan tegap. "Pagi...", sapanya pada Wanda.

"Aku sampe lebih awal dari ka,-" Kalimat Wanda menggantung. Tapi dengan cepat menyambung kembali, "...Pak Jerry..."

"Hebat...", sahut Jerry kalem sambil tersenyum kecil. Tak lama kemudian, Dessy juga muncul. "Pagi, Pak...", sapa Dessy santun pada Jerry. Tapi dengan wajah masam ia melirik pada Wanda. "Pagi, Wan...", sapa Dessy akhirnya dengan berat. Lalu segera memalingkan wajah dan segera melangkah masuk ke dalam showroom.

"Ih,,, kenapa tuh? Pegel banget liatnya...", gerutu Wanda,,, bahkan sebelum Dessy melangkah cukup jauh.

Jerry hanya mendesis, "ssssstttt..." Lalu angkat bahu. Tapi akhirnya ia teringat untuk mengatakan sesuatu pada Wanda... "Wanda... aku... saya... cuma mau kasih tau, nih..."

Wanda tampak menunggu. "Di lingkungan ini, kamu jangan terlalu ambil pusing kalo ada sikap-sikap dan perkataan yang gak menyenangkan kamu... kerja profesional tuh, harus pasang kacamata kuda. Pokoknya,,, fokus kerja aja... gak usah liat ini-itu yang gak penting. Daaaaan... harus punya attitude..." Selesainya Jerry berkata-kata sampai di situ, Wanda mulai memerah wajahnya. "Dan..." Jerry malah menyambung, "Pekerja dewasa... gak boleh ambekan... Di sini tuhhhh... kerjaaa... bukan rumah ortu yang ngemongin kita seperti maunya kita..."

"Lalu?" Wanda sudah menekuk wajahnya.

"Dan..." Jerry malah menyambung lagi sambil senyum-senyum kecil... "Cepet setor SPK kemaren ke kasir dan laporan ke meja saya, ya..." Kemudian Jerry langsung mengangkat wajahnya menjauh dari arah pandangnya pada Wanda dan melangkah masuk ke dalam showroom. Mendahului Wanda. Melihat suami yang biasanya selalu berjalan berdampingan dengannya bila berjalan di manapun juga... kini berjalan mendahuluinya,,, Wanda merasa sangat terusik. Tapi terngiang-ngiang perkataan Jerry itu... "Pekerja dewasa gak boleh ambekan..."

Aku bisa kerja! Dan bisa profesional! Kamu liat aja nanti!, batin Wanda tandas. Penuh ambisi. Yang entah bagaimana memulainya,,, Wanda pun masih belum tahu...

Dan baru setapak saja melangkah memasuki showroom, beberapa pandangan memicing mulai terarah sinis ke arah Wanda. Dessy dan Ribka, tak tanggung-tanggung mulai berceloteh pedas menyindirnya... "Gila, Rib...", mulai Dessy. "Ada ya, anak baru... blom apa-apa, dah brani ngembat customer orang..."

"Dari awal, gayanya dah kayak celeb. Seolah neyyyy showroom punya moyangnya...", sahut Ribka. Mendengar itu, Wanda memastikan kembali kalau arah tatapan dan perkataan itu benar-benar ditujukan padanya... Wanda sempat menahan diri, mengingat pesan Jerry padanya barusan,,, tapi hanya dalam waktu beberapa detik saja. Wanda langsung melangkah gagah ke meja Dessy dan Ribka. Dan itu di luar prediksi para sales counter yang lain.

Wanda langsung saja mendaratkan satu gebrakan di meja Dessy sekaligus di meja Ribka. "Gue gak tau lo be'dua punya masalah apa??? Kalo ngrasa punya masalah sama gue, ngomong yang jelas!!! Orang nyindir tuh cuma orang sirik yang gak puas ati tapi takut bikin konfrontasi langsung. Gue gak takut konfrontasi langsung ma bebek ciut kayak lo be'dua!!!"

MENIKAH DENGAN INTEGRITASWhere stories live. Discover now