BAGIAN I: WANDA

8.2K 233 12
                                    

BAGIAN I: WANDA

Jerry memandangi istrinya yang begitu bersemangat menghadapi hari esoknya. Biasanya Wanda, istri Jerry, selalu mengeluh bila hari sudah tiba di penghujung malam. Mengeluh karena Jerry akan menghilang sebentar lagi,,, di enam jam mendatang... untuk pergi bekerja...

"Sayang", Jerry memanggil lembut ke arah Wanda, "Kamu semangat banget..."

Wanda masih bersenandung kecil sambil merapihkan stelan kerja barunya, yang baru di beli siang tadi, sewaktu ia menoleh pada Jerry. "Iya", sahutnya mantap. "Karena, mulai besok, dalam delapan puluh persen dari dua puluh empat jam sehari,,, aku akan bersama-sama terus... dengan kamu."

Jerry mengerjapkan matanya beberapa kali, sejenak. Menelusuri isi pikiran Wanda. "um..." Jerry bersikap hati-hati untuk berkata-kata lagi... "Jadi,,, itu motivasi aksi nekad kamu sejauh ini?" suara Jerry terdengar sangat pelan. Karena dia bukannya benar-benar bertanya. Tapi menggumam.

Wanda serta merta menoleh cepat pada Jerry dengan sorotan mata setajam... siletttt...

"Kamu gak suka? Kenapa kamu begitu terusik, ya??? Dengan hadirnya aku di lingkungan kerja kamu? Kenapa kamu mau mengasingkan aku, ya??? Aku masih punya seribu tanda tanya lainnya yang aku gak tau persis, mana yang bakal bener-bener kamu jawab... dengan jujur!"

Jerry malah tertawa kecil. "Aku juga udah bilang ribuan kali... gak ada... bener-bener gak ada,,, yang perlu kamu khawatirin seputar selingkuhan atau perempuan kedua..."

Wanda bergerak ke arah pintu untuk menggantung stelan barunya itu. "So? No Prob, doooonk... kalo aku juga ada di lingkungan kamu untuk mengetahui secara... langsung!", tandas Wanda tanpa melirik.

Jerry tertawa kecil lagi. "Sayang,,, aku cuma takut... kamu yang akan terluka..." Tapi dengan cepat Jerry kembali menyambung sebelum Wanda salah berpikir,,, "Terluka karna bentrokan di pekerjaan ini, maksutnya... pertama, motivasi awal kamu aja udah salah. Kedua,,, gak adil bagi perusahaan untuk kamu permainkan seperti itu. Ketiga, hubungan aku dengan kacab aku bisa jadi bermasalah kalo dia tau,,, kamu itu istri aku..."

"Aaaah,,," Wanda mengibas tangan, meremehkan semua perkara yang di utarakan Jerry. "Dia cukup tau kalo aku temen sekul dulu... kan,,, dia gak bakal tau kalo gak ada yang ngadu... yaitu,,, kamu!" Wanda menajamkan tatapannya... setajam... siletttt...

"Dan sayang,,," Jerry masih hendak menambahkan, tak perduli Wanda memandangnya terus seperti itu... tajam... setajam... silettt...

Lanjut Jerry, "Kata siapa, dengan bekerja di satu cabang dengan aku, kamu bisa be'dua-dua'an terus sama aku sampai delapan puluh persen dalam sehari? Kamu udah survey yang bener?" Jerry mulai tertawa kecil. Ia berusaha menenangkan dirinya. Paling-paling Wanda hanya tahan untuk seminggu saja bekerja di situ. Itu pun sudah hebat. Itulah pikiran Jerry...

"Loh, masa anak baru gak di urusin?", sahut Wanda kalem.

"Tapi anak barunya kan dah dewasa..."

"Yaaaa..." Wanda masih menahan geramnya di dalam hati, tak mau merasa kalah dalam perdebatan ini. Karena yang lebih dulu marah, berarti yang terluka... kira-kira itulah sudut pandang Wanda. "...Aku bisa lapor ma pak kacab, kalo pak supervisor... gak mau bantu... gak jalanin tugas... apalagi, pak kacab temen sekul dulu... pernah naksir sama aku, lagiiii..."

Kali ini Jerry tidak tertawa kecil lagi. Meski ia tetap berusaha terlihat tenang. Matanya mulai sedikit memicing. "Itu bagian yang aku belum tau."

"Gak mau tau, siiiih... salah sendiri... kan mister super sibuk... pak kacab mungkin gak sesibuk kamuuu... masih jomblo lagi..."

"Sayang..." wajah Jerry mulai serius. "Tolong, ini bukan permainan sepele. Kamu bisa nimbulin masalah di pekerjaan aku. Dan inget, gaji aku di situ untuk biaya kredit rumah kita ini... yang masih delapan tahun lagi harus di angsur..."

Wanda melempar dirinya ke atas kasur, rebah di sisi Jerry dengan wajah acuh tak acuh. "Itu, sih... masalah kamu, yank..."

Ukh,,, Jerry membatin. "Kalo dia tau, kamu istri aku, kamu pasti akan diberhentikan, loh...", kata Jerry lagi.

Mata Wanda membelalak. Seolah terkejut dan ketakutan. Tapi kemudian, ia malah tertawa mengikik dengan senyum nyeleneh. "Bukannya kamu sendiri yang nantinya malu? Kalo aku bilang, aksi nekad aku karna kamu selingkuh?"

Jerry menemplak dahinya. "Astaga! Saaaayyy... aku,,, nih, liat mulut aku, nih..." Jerry menoel lengan Wanda untuk mau menoleh dan melihat lekat-lekat ke wajahnya. "Aku...", mulai Jerry, "gak seliiingkuuuuhhh... Tapiiiii... keeeerjaaaaaa..."

Wanda terdiam sejenak. "Lalu?"

Akhirnya Jerry mengalah. Ia mulai membuka isi hati dan pikirannya dengan memohon-mohon,,, "Cintaku, sayangkuuu... aku mohoooon... batalin, ya... besok langsung ngundurin diri aja..."

"Ih!" Wanda tersentak bangkit dari rebahannya. "Kamu kok, jahat! Aku berperang juga belom!!! Kok, di suruh mundur??? Kata kamu, aku gak bole jadi orang yang gampang nyerah! Kamu kok, egois... gak sportif??? Begitu ya, kamu jadi pimpinan di luar? Anak buah dihalang-halangin untuk mencoba impiannya???"

"Sayang, udahlah... kamu gak punya impian di bidang itu. aku tau kamu banget. Kamu itu selalu terobsesi jadi penyanyi. Bukan sales", sahut Jerry datar dengan mata separuh merem melek. "Plisss, plisss sayang... jangan ngaco...."

Wanda memicing... menatap tajam... setajam.... siletttt

"Kamu yang denger ya, sayang... aku bukti'in kalo aku itu... pantang menyerah! aku mulai dengan malam ini... aku... gak... akan... nyerah... sama... permintaan... kamu... itu... pegel... titik." Wanda langsung bersedekap ke balik bed cover.

"OMG! Oh, Masa Gitu???" Jerry meledek. "Sayang... aku percaya, kalo kamu sayang aku, besok pagi, kamu berubah pikiran..." Jerry senyam-senyum.

"In your dream!!!", sahut Wanda keras,,, meski suaranya teredam di balik bed cover. Wanda sudah menutup komunikasinya dengan mulai mendengkur... begitu saja...

Jerry hanya mengucap pelan... "I luv u, sayang..." berharap Wanda tergerak untuk bangun demi menyahuti salam selamat tidurnya itu... tapi tidak. Bahkan,,, tidak menatapnya tajam... setajam... silettt...

MENIKAH DENGAN INTEGRITASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang