BAGIAN XXV: CINTA LAMA

3.2K 124 4
                                    

BAGIAN XXV: CINTA LAMA

Wanda sudah muncul di hadapan Werdi, bagaikan hidangan utama di restoran mahal... pemandangan yang mahal bagi Werdi...

"Heh!!! Lo kira bisa maen-maen sama gue, ya?!!! Lo gak tau gue bisa apa?!!! Bokap gue siapa?!!!" Wanda langsung saja berseloroh galak tanpa jeda. "Gue udah check customernya!!! Dan what??? Lo ketahuan begonya kalo mau ngejebak gue!!! Jangan sampe gue laporin polisi kalo lo mencemarkan nama baik gue dan pernah melakukan pelecehan seksual ke gue!!!"

"Wanda..." Werdi tak terpengaruh sedikitpun dengan omelan Wanda atau pun wajah galaknya. Tak henti-hentinya ia senyum-senyum terus memandangi Wanda sepuas-puasnya... Werdi langsung saja mengangkat tangannya. "Oke...", kata Werdi. "Semuanya bohong. Bukan jebakan. Semata-mata demi ngeliat kamu muncul lagi,-"

"Kurang ajar!!!" Wanda langsung memotong. "Busuk, lo!!!" Wanda menyambung dengan beberapa nama binatang melata. Ia bahkan sempat menyebut-nyebut nama biawak sekaligus cicak.

"Wandaaa... cintaaaa... denger dulu..." Werdi memohon-mohon sambil menghampiri Wanda. Sesekali ia melirik ke luar pintunya, berharap koridor itu tetap sepi. "Aku, tuh,,,"

Wanda spontan bergerak mundur. "Mau ngapa'in lo?!!! Jangan deket-deket!!!"

"Wan,,, sssstttt... tolong jangan teriak-teriak..."

"Biarin!!! Biar semua tau belang lo!!!"

"Juga tau kalo kamu istrinya Jerry?" Kalimat mendadak Werdi membuat mulut Wanda ternganga. Wanda mendadak gagap.

"Lo... lo... tau darimana?" Wanda mulai memelankan suaranya. Bahkan mulai berbisik.

"Gini, ciiin..." Werdi sudah kembali ke kursinya. "Ayoooo... duduk duluuuu... jangan tegang gitu, doooonk..." Werdi cengar-cengir...

Wanda kehilangan hawanya dalam sekejap. Dengan ragu, ia pun duduk di kursi di hadapan meja Werdi. "Oke... jadi lo tau...", kata Wanda langsung buka mulut lagi. "Intinya... lo mau meres gue kan? Lo minta berapa?"

Gantian Werdi yang mengangakan mulutnya. "Hah? Uang? maksud kamu???" Werdi pun tergelak lagi dengan suara tertahan... takut terdengar oleh anak-anak buahnya di lantai bawah.

"Gini, ciiin..." Werdi mulai menarik nafas. "Kamu gak usah khawatir soal Jerry. Hari ini aku bakal ngadep Pak Gerard. aku tau Jerry gak salah... aku tau dia jujur..."

"Moga-moga lo di pecat!!!", selak Wanda dengan geram, tanpa perduli dengan omongan Werdi.

"Ciiiin... denger duluuuu...", pinta Werdi dengan dahi berkerut. "Uang customer udah aku ganti semuanya. Customer juga aku kasih subsidi supaya gak nuntut ke jalur hukum... Dan aku, baru 4 bulan di sini... aku yakin, aku bakal dapet dispensasi... malahan, Jerry yang bisa kena tebas. Bukan aku. Paling-paling aku cuma dapet SP..."

"Intinya,,, langsung intinya!!! ELO MAU APA???" BRAK!!! Wanda mulai gebrak meja.

Werdi sempat terkejut. Ia hanya tarik nafas dalam-dalam sambil geleng-geleng. "Kelakuan kamu dari duluuuu... gak berubah... gimana kamu mau tuding-tuding aku tukang bo'ong, sih? Kamu sendiri bo'ongin banyak orang di sini... hayooooo..."

Wanda terdiam. "Itu kan... terpaksa!!! Karna aku..." Wanda teringat dengan alasan pribadinya sendiri. Awalnya ia curiga kalau kesibukan Jerry karena memiliki selingkuhan. Tapi kemudian ia menyadari kalau dirinya hanya sekedar jenuh dan ingin bersama-sama Jerry lebih sering...

"Terpaksa apa? Uang? Bokap kamu kan tajir. Jerry juga mapan... aku tau kamu dari dulu...", sahut Werdi, "Kamu emang suka bikin ulah kalo boring... kamu boring kan, jadi ibu-ibu RT... ehehe..." Werdi geleng-geleng lagi.

MENIKAH DENGAN INTEGRITASUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum