Rebecca terdiam dan menatapnya dengan sedih,"Aku tidak mau sesuatu hal buruk terjadi padamu, karena kau sahabatku satu-satunya." Dia berkata dengan lirih, sehingga terdengar nada kesedihannya.

Menurutnya Alice adalah sahabat yang di milikinya, dia tidak pernah memiliki seorang sahabat. Karena pekerjaannya membuatnya tidak pernah memikirkannya untuk memiliki teman atau seorang sahabat, dia juga tidak memiliki keluarga. Satu-satunya yang menolongnya hanya Tuannya, Steven. Dia mengabdikan hidupnya pada Tuannya dan melakukan apapun yang ditugaskan untuknya, termasuk untuk melindungi Alice. Tentunya dia juga akan mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi Alice, jadi saat ini dia akan tetap melindunginya meskipun ia tak menginginkannya dan selalu mengusirnya.

Alice bisa melihat kesedihannya, meskipun dia mabuk dan setengah sadar. Dia tahu bahwa Rebecca memang sedang mengkhawatirkannnya,"Aku akan pulang..." Tidak mau membuatnya semakin sedih, dia akhirnya menyerah dan memilih untuk mengikuti ucapan Rebecca. Dia juga sudah tidak ingin di sini lagi, dia hanya ingin tidur di kasurnya dan melupakan kejadian yang di alaminya.

"Aku akan membantumu?" Tanpa menunggu jawaban Alice, Rebecca segera memeluk tubuh Alice dam memapahnya. Dia takut Alice akan tersandung atau terjatuh, karena ia masih setengah sadar.

"Alice." Saat Rebecca dan Alice telah sampai di pintu keluar, mereka menemukan Albert yang sudah berdiri di depan mereka.

Albert sudah pulang dari bisnisnya, dan dia membelikan beberapa hadiah untuk Alice. Tetapi setibanya di mansion, dia tidak menemukan Alice di sana. Dan yang membuatnya marah adalah John tidak memberitahukan kepergian Alice, dia hampir membunuh mereka yang ada di mansion jika Carsten tidak menghentikannya dengan segera mencari keberadaan Alice. Siapa yang menyangka, jika Alice pergi ke club bersama Rebecca. Setelah mengetahui keberadaannya, dia segera bergegas ke sana dan melihatnya secara langsung.

Alice menatap Albert dengan pandangannya yang berkabut,"Kevin! Aku tidak tahu bahwa itu kau! Kau tahu? Aku kira kau tidak akan pernah muncul di hadapan ku lagi, tapi sekarang kau ada di depan ku." Dia mulai meracau saat melihat sosok Albert dan menganggapnya sebagai Kevinnya.

Albert membeku, dia tidak tahu bagaimana Alice bisa memanggilnya Kevin. Dia tahu nama itu, nama yang di gunakannya saat dia kecil. Dan orang lain tidak akan mengetahuinya, jadi bagaimana bisa Alice mengetahui nama masa kecilnya itu? Pikirannya berkelana mengingat masa kecilnya bersama seorang gadis yang dia cintai. Dia memiliki pikiran jika gadis yang dia cintai dulu adalah Alice, Ecanya. Tapi apakah mungkin jika Alice adalah Eca?

Albert menatap Alice penuh dengan kerinduan dan kesedihannya, dia kembali mengingat kematian palsunya yang membuat kesehatan Eca memburuk. Dia mengetahui semuanya dari Mommy dan Daddynya. Karena saat itu dia sedang kritis, sehingga dia tidak mengetahui apa-apa termasuk yang di alami Eca setelah kepergiannya.

Dia tidak menyangka bahwa Alice adalah Ecanya. Dia bahkan tidak pernah menyadarinya sejak dulu, saat dia pertama kali melihat Alice. Pertemuan yang menghancurkan mobilnya, tetapi dia bersyukur karena di pertemukan dengannya. Jadi dia selalu mencintai orang yang sama, yaitu Alice atau Ecanya.

Rebecca menatap mereka bergantian, dia tidak suka melihat Albert yang ada di sini. Dia ingin menjauhkan Alice dari Albert, agar tidak membuat Alice semakin terpuruk.

"Aku hanya ingin mengingatkan mu saja. Jangan pernah dekati Alice lagi, jika kau tidak mau membuatnya terluka. Bukan hanya dia yang terluka, tapi kau juga akan terluka." Rebecca menatap tajam Albert, meskipun dia pernah bekerja untuknya. Mulai sekarang dia tidak akan bekerja di sana lagi, dia dan Alice.

"Apa maksudmu?" Albert bertanya dengan bingung setelah mendengar peringatan dari Rebecca.

"Kau tahu maksudku bukan? Kau telah menyakitinya berkali-kali."

Rebecca tidak ingin mereka berdua terluka, dia juga tidak bisa menyatukan mereka berdua. Karena Tuannya, Steven, tidak akan membiarkan mereka berdua bersatu. Jika Tuannya tahu, ia mungkin tidak akan membiarkan Alice bersama dengan Albert. Karena ia akan melakukan berbagai cara untuk memisahkan mereka. Mungkin bisa saja ia akan membunuh Albert, agar tidak bersama dengan Alice.

Dia tahu bahwa mereka berdua saling mencintai sejak kecil, hingga sekarang mereka sudah bertemu kembali setelah sekian lama. Dan mereka berdua mencintai satu sama lain, sayangnya hubungan mereka akan di tentang. Ini semua karena keluarganya, mereka tidak mungkin bisa bersatu. Karena keluarga mereka sudah bermusuhan dan saling bersaing dalam bisnis.

"Tunggu!" Albert menahan Rebecca yang akan membawa Alice, dia tidak mau mendengarkan perkataan Rebecca. Dia tidak peduli jika dirinya yang akan terluka, yang terpenting baginya adalah Alice tidak terluka.

"Apa lagi?!" Sentak Rebecca.

"Biarkan Alice denganku, aku akan menjaganya dengan baik. Kau bisa percaya padaku kan?" Albert berucap dengan nada memohon, dia bahkan tidak memperdulikan harga dirinya dihadapan karyawannya.

Rebecca menghela nafas,"Aku tidak bisa! Aku tidak memiliki hak untuk membiarkan mu menjaga Alice dan juga aku tidak akan percaya pada seseorang yang telah menyakitinya berkali-kali!"

Albert mengepalkan tangannya dengan erat, dia sangat marah. Tapi dia berusaha untuk menahan kemarahannya, dia tidak boleh bertindak gegabah hanya karena kemarahannya.

"Satu lagi, jika kau masih berusaha bertemu dengan Alice. Kau tidak akan pernah bertemu dengan Alice lagi!" Rebecca mengancamnya, memang benar dengan ucapannya. Jika Albert masih menemui Alice, Tuannya mungkin tidak akan segan untuk menyembunyikan keberadaan Alice.

"Kalau begitu, biarkan aku menggend--"

"Tidak perlu." Rebecca menyela ucapannya, dia memeluk tubuh Alice dengan erat yang kini sudah tak sadarkan diri dan memapahnya menuju mobilnya.

Albert hanya melihat kepergian mereka, dia tidak lagi mencegahnya. Karena dia takut jika dia tidak akan bisa bertemu dengan Alice lagi. Dia menatap sedih melihat mobil Rebecca yang telah menghilang dari pandangannya.

"Aku memang menyakitinya..."

°•°•°•°•°•

Jangan lupa tinggalkan jejak!!!

See you in the next chapter...

My Bastard CEO [S1 Geofrey] REVISIWhere stories live. Discover now