Bab 03

24.7K 857 14
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading...

°°°

"Serius lo?" Eva tampak terkejut setelah mendengar ceritanya, dari Alice menunggu gojek hingga dirinya berakhir di mansion milik Albert.

Alice mengangguk dengan kencang,"Serius, masa gue boong sama lo. Gak ada gunanya." Dia merasa tenggorokannya kering setelah bercerita dan langsung menyeruput jus alpukat yang tadi dipesannya. Ini adalah jus kesukaannya jika di kampus, tak heran jika ibu-ibu penjualnya sudah kenal dengannya karena setiap hari dia selalu membelinya.

Eva masih memandangnya tak percaya, Alice mengangkat bahunya acuh tak peduli ia akan mempercayainya atau tidak. Dia menopang dagunya dan memandangnya berharap menemukan petunjuk bahwa ia berbohong, tetapi melihatnya yang dengan santai menatapnya sambil menyeruput jus alpukatnya membuatnya nyakin bahwa ia tak berbohong.

Dia mendengus dan bersidekap, memandangnya dengan lurus."Meskipun gue nyakin lo gak bohong, tapi gue masih belum percaya. Kalau gue liat secara langsung, baru gue bakal percaya sama omongan lo."

Alice menatapnya dengan kesal karena ia masih tak mempercayainya, dia berdecak dan menjawab,"Yaudah nanti malam, elo jemput gue di depan. Nanti gue kirim alamatnya."

Eva tampak semangat dengan tatapannya yang berbinar,"Gue boleh mampir gak? Mau liat cogannya, hehehe.." ia memasang wajah yang tidak enak di pandang olehnya, dia sudah tau kelakuannya jika ingin melihat cogan. Karena ia akan kekeh untuk melihatnya, meskipun dirinya akan menolak.

"Gak." Tentu saja dia akan menolak permintaannya, karena dia tidak punya hak untuk memasukkan sembarangan orang untuk masuk ke dalam mansion.

Jika dirinya menerima permintaan Eva, mungkin mansion milik Albert akan menjadi kacau balau oleh ocehannya yang memenuhi seluruh ruangan. Dan juga mungkin dirinya akan di usir keluar bersamaan dengan Eva. Jadi untuk mencegahnya, dia hanya bisa menolak.

Eva memasang wajah sesedih mungkin, tapi sayangnya itu tak mempan untuk seorang Alice yang acuh dan tak berperasaan pada sahabat cantiknya ini.

"Ck, yaudah gak usah. Gue jemput di luar aja. Tapi...elo bawa makanan atau minuman kek pas keluar, kan kebanyakan orkay punya makanan yang mahal-mahal. Contohnya caviar." Meskipun dia kecewa tetapi kekecewaan itu tergantikan, dia memasang seyum puas. Tidak bisa melihat cogan sebagai gantinya Alice yang akan membawa makanan untuknya.

Alice memandangnya dengan jijik, Eva memang tidak tahu malu. Dia bahkan berpikir bagaimana bisa dia berteman hingga bersahabat dengannya? Dia hanya bisa berdoa bahwa sifat tidak tahu malunya tidak tertular padanya.

"Caviar bukannya telur ikan yah, emang lo mau? Lo mau makan telur ikan mentah-mentah? Kenapa gak makan telur lele aja biar sekalian lo bikin pemancingan di perut lo itu."

Eva memandangnya dengan datar dan menunjukkan jari tengahnya,"Temen bangsat emang."

Dia memilih untuk mengalihkan pembicaraan dan memasang wajah seriusnya,"Alice, elo masih inget gak sama mantan gue?" tanyanya.

My Bastard CEO [S1 Geofrey] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang