"Bisa kita pergi sebentar__ hanya berdua. Ada hal yang ingin aku katakan," Jeonghan memberi kode lewat gerak matanya yang ia tunjukkan untuk Youra, jika ia tak ingin diganggu.
Rasanya Youra sudah ingin meninju wajah seniornya ini sampai hancur jika tidak mengingat masalah Rize. Sudah jelas secara tidak langsung Jeonghan menganggapnya sebagai pengganggu.
....
Jeonghan dan Rize sudah berada di belakang gedung sekolah. Keadaanya benar-benar sepi, jarang ada siswa maupun guru yang lewat jalan belakang.
Tidak ada yang tahu seberapa muak Rize berurusan dengan orang-orang macam ini. Padahal selama ini Rize sudah diam tanpa memberikan perlawanan dan berusaha acuh. Tapi sepertinya selama ini Rize salah mengambil tindakan, diamnya tak dihargai sama sekali.
"Ini sudah cukup jauh ... Cepat katakan apa yang ingin sunbae katakan."
Jeonghan menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Rize. Raut wajah Jeonghan berubah, Rize sadar itu. Rize punya firasat yang kurang baik kali ini, tidak biasanya ia melihat Jeonghan dengan ekspresi yang seperti itu.
"Baik, tidak perlu basa-basi. Kenapa kau bicara dengan Jungkook tempo hari." Ini dia yang menyebalkan. Dari semua orang yang ada disana kenapa harus Jeonghan yang lihat.
"Bukan hal penting, lagipula itu kali terakhir aku bertemu dengannya."
"Kau yakin?"
"Ya."
Rize menggigit bibir bagian dalam. Sesungguhnya ia tidak terlalu yakin akan keputusannya, tapi mengingat pembicaraan terakhir mereka yang sama sekali tidak berjalan baik. Itu bisa menjadi alasan Rize untuk tetap menjauh.
Jeonghan mendekat pada Rize. Tangan besarnya ia angkat untuk mengusap lembut pucuk kepala gadis dihadapannya. Sementara itu Rize tak bisa menepis tangan Jeonghan atau melawan.
Usapan itu kini berpindah pada bibi halus milik Rize, diusapnya pelan penu perhatian. Jeonghan sudah lama ingin melakukan hal ini pada Rize, dan ini lah saatnya. Hanya memberi waktu sedikit untuk Rize laku Rize bisa jadi miliknya, hanya miliknya.
"Tapi saat aku bilang jauhi Jungkook, Itu juga berlaku untuk yang lain Zee .... aku tidak suka kau dekan dengan Min Yoongi. Kau hanya boleh dekat denganku.
"Kami hanya teman," Ucap Rize ditengah usapan Jeonghan.
Apapun yang terjadi sekarang itu sangat memalukan untuknya. Bahkan ia tak berdaya meski ada tangan yang menyentuhnya tanpa kehendak darinya.
"Itu bukan urusanku." Jawab Jeonghan menjauhkan diri dari Rize.
Dengan begitu Jeonghan berbalik dan pergi meninggalkan Rize
Setelah Jeonghan benar-benar pergi Rize menggeram kesal atas semua perlakuan Jeonghan padanya. Rize mengusap pipinya kasar hingga memerah.
"Sial," umpatnya.
Melihat Jeonghan dengan segala hal buruk yang dia lakukan saja sudah cukup membuat Rize muak. Apalagi harus disentuh olehnya, Rize sudah jijik bukan main.
Belum selesai rasa kesalnya hilang, tiba-tiba ada tangan yang merangkul pundaknya. Membuat Rize terkejut lalu reflek melepaskan diri.
"Hai manis lama tidak bertemu," satu lagi suara dan wajah yang familiar bagi Rize. Seketika ingatan buruknya muncul kepermukaan, membuat tangan Rize gemetar.
"Heyy, jangan menatapku horor begitu. Apa kau tidak merindukan sepupumu ini?"
Junho sengaja datang untuk menemui Rize. Rasa penasarannya tak dapat lagi terbendung apalagi setelah melihat foto Rize yang terlihat sangat cantik. Benar saja, Rize sudah tumbuh dewasa menjadi gadis cantik dari terakhir kali mereka bertemu. Rasanya Junho jadi semakin bersemangat.
YOU ARE READING
IfYou''d
FanfictionDia itu gadis aneh, jauh dari kriteria seorang Jeon Jungkook. Tapi justru karena itu juga dia membuatku gila karnanya. Untuk yang satu ini... aku tarik ucapanku yang mengatakan jika semua perempuan tidak ada bedanya. Karena bagi Jeon Jungkook. Yoon...
Shards 파편
Start from the beginning
