Stupid 바보

1.6K 172 42
                                    

Selesai membersihkan diri, Rize merebahkan badannya diatas tempat tidur besar miliknya. Lelah serta penat terasa memenuhi tubuh, mungkin tidur bukan pilihan yang buruk mengingat ia harus kembali bersekolah besok.

Namun selelah apapun tubuhnya dan seberapa kerasnya ia menutup mata, ia tidak bisa tertidur. Kalau sudah begini Rize bingung harus berbuat apa. Biasanya jika tubuhnya dilanda rasa lelah ia akan mudah untuk tidur.

Rize mencoba mengingat hal-hal yang mungkin menjadi alasan ketidak tenangan di hatinya, namun gagal. Ia tidak bisa menemukan alasannya.

Sungguh, Rize hanya ingin beristirahat malam ini dengan tenang tanpa diganggu perasaan mengganjal. Ini sangat tidak nyaman, Rize tidak tau kapan ini akan berakhir. Karena sudah menyerah dengan diri sendiri, Rize akhirnya memilih pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Setidaknya itu bisa membantu membuatnnya lebih tenang.

Rumah besarnya begitu senyap dan sepi, itu tidak mengherankan mengingat ia tinggal sendirian. Hanya ada dirinya, beberapa pekerja dan satu anjing peliharaan.

Menuruni tangga tanpa alas kaki membuat Rize bisa langsung merasakan dinginnya malam hari. Lampu ruangan sudah banyak yang dimatikan mengharuskan ia bergerak hati-hati jika tidak ingin terbentur benda.

Setelah mengambil satu botol air dan menuangkannya dalam gelas, Rize langsung meneguknya hingga habis. Namun kepalanya tiba-tiba terasa berat membuatnya terduduk disalah satu kursi. Dan betapa terkejutnya ia saat menemukan kehadiran sosok lain disana.

Rize menghela nafas lega begitu mengetahui yang berada disana adalah manusia. Yang tak lain adalah penjaga di rumahnya, Kang Rowoon.

"Nona belum tidur?" Rowoon berjalan pada saklar lampu dan menyalakanya sehingga kini sosoknya terlihat lebih jelas.

"Belum. Mungkin sebentar lagi ... dan jangan panggil aku nona." kata Rize kembali meneguk minumannya.

"Tidak bisa begitu, anda atasan saya ... akan sangat tidak sopan bila__

"Umur kita hanya berjarak tiga tahun ... lagipula ayahku yang membayarmu, jadi aku bukan atasanmu."

"Itu bukan alasan. Saya tidak bisa melakukannya."

Rize melirik sinis pada Rowoon. Benar-benar keras kepala pikirnya, kenapa tidak mengiyakan saja agar terdengar lebih mudah. Sangat mirip Jungkook. Ah tidak! Jungkook jauh lebih keras kepala.

Tunggu dulu! kenapa jadi Jungkook?

Rize menggelengkan kepalanya cepat saat merasa telah memikirkan hal yang tidak seharusnya. Kenapa nama Jungkook bisa terlintas begitu saja? Ini gila. Rowoon yang ada disana pun mengamati Rize yang tengah menundukan kepala, membuatnya bertanya khawatir.

"Nona baik-baik saja?"

"Ya ... aku baik."

"Ngomong-ngomong, ada apa kau kemari. Apa ada sesuatu?" tanya Rize pada pribadi tampan dengan setelan jas hitam di depannya.

Rowoon melangkah mendekat sambil mengeluarkan sebuah surat dari dalam saku jasnya lalu kemudian meletakkanya diatas meja pastry. Rize menatap heran pada Rowoon, bertanya melalui tatapan.

"Itu dari ayah anda." Rize mengambil surat tersebut kemudian membukanya.

"Beliau meminta anda untuk datang dalam pertemuan keluarga dua minggu lagi ... Tiket dan perlengkapannya sudah disiapkan, nona akan berangkat ke Jepang dua__

"Kau tau jawaban ku bukan?" kata Rize dingin dan membuang kertas tersebut ke meja. Menatap Rowoon penuh intimidasi seakan wilayah tutorialnya sudah diganggu. Rowoon mengerti jika Rize tidak akan pernah mau. Namun ini sudah menjadi tugasnya untuk menyampaikan apa yang diperintahkan oleh atasnnya yaitu ayah Rize.

IfYou''dHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin