Hari berikutnya Rize menjalani aktivitasnya seperti biasa. Berangkat sekolah bersama Rowoon yang mengantarnya, makan siang bersama Youra, latihan Judo sampai lelah dan menghabiskan waktu berjam-jam di perpustakaan sendiri.
Semuanya berjalan dengan lancar sesuai keinginannya. Tak ada pengganggu atau pengacau yang akan merusak jadwal yang ia atur. Namun sayangnya ia rindu dengan sosok pengganggu itu, dan yang menjadi ironi. Rize tidak di ijinkan untuk merindukan siapapun.
Ditemani samsak hitam di depannya, Rize tidak gencar untuk terus melayangkan serangan. Meskipun punggung kakinya sudah membiru Rize tak kunjung berhenti.
Youra yang melihat itu juga hanya bisa menghela napas. Akan percuma jika ia menghentikan Rize, Rize masih dalam keadaan tidak baik. Bukan hal yang baik jika menghentikan Rize disaat emosinya belum stabil.
Sampai beberapa menit berikutnya Rize belum berhenti. Youra tidak berani mendekat kearah Rize meski hanya ingin membawakan handuk dan air untuk Rize. Youra jelas dapat melihat Rize benar-benar stres dengan semua tekanan yang Rize tanggung sendiri.
Mulai dari tekanan Ayahnya yang meminta Rize ke Jepang, paksaan dari Jaehyun agar Rize berhenti melakukan beladiri dan menjauhi Yoongi, Jeonghan yang entah darimana mendapat bukti scandal tentang Rize. Ditambah masalahnya dengan Jungkook yang demi apapun Youra masih tidak tahu menahu akan hubungan keduanya.
"Tidak ingin istirahat? Ini sudah dua jam." Teriak Youra dari kejauhan.
Rize menghentikan aksinya memukul samsak kemudian memandang Youra dengan dada naik turun dan napas yang tak beraturan.
Kaki telanjang Rize akhirnya berjalan menuju Youra yang langsung disambut oleh selembar handuk dan sebotol air. Tak menunggu waktu lama air yang ada didalam botol sudah habis ditenggak Rize.
"Kau sangat kacau," kekeh Youra memandang Rize yang tengah mengusap keringat dengan handuknya.
"Aku selalu kacau setiap hari."
"Apa ini karena Jungkook?" Tanya Youra sepontan.
Rize yang tengah memberesi peralatan olahraganya seketika berhenti. Menggeleng sejenak lalu menjawab seadanya.
"Apa maksudmu ... jangan bicara hal konyol,"
"Siapa yang bicara hal konyol. Aku bicara fakta___ Oke aku tidak tahu masalah kalian tapi lihatlah dirimu,"
Tangan Rize terkepal erat begitu ia mengingat ucapan Jungkook tempo hari. Jungkook mengucapkan hal kotor tentangnya dengan begitu mudah seperti ia memang manusia yang melakukan tindakan kotor seperti yang dituduhkan.
Sejak awal memang seharusnya ia tidak perlu menerima dan menyambut siapapun dalam hidupnya. Seharusnya ia tahu jika Jungkook tak jauh berbeda dari yang lain: Picik. Rize sudah sangat muak.
"Satu-satunya fakta disini adalah aku baik dan akan menjadi lebih baik jika kau berhenti menggosokkan nama bedebah itu dihadapan ku."
Youra sempat sedikit tersentak dengan kalimat Rize, Rize sering berbicara kasar tapi tidak dengan raut muka seperti sekarang. Youra dapat melihat jika Rize sangat marah dan kecewa.
"Oke, maafkan aku."
Tak lama kemudian akhirnya mereka memutuskan untuk keluar. Tanpa diduga Rize kedapatan tamu yang sama sekali tidak pernah ia harapkan hadir dalam hidupnya barang sedetik saja. Karena karena orang di hadapannya ini, Rize dapat masalah hingga ber- kali lipat rumitnya.
"Sudah selesai? Aku hanya memastikan, apa kekasihku berlatih dengan baik." Ujar Jeonghan begitu Rize ada di hadapannya.
Di dalam hati Rize sudah mengumpat sejadi-jadinya. Bahkan sekarang rasanya ia ingin memuntahkan seluruh isi perutnya hanya karena Jeonghan.
ESTÁS LEYENDO
IfYou''d
FanfictionDia itu gadis aneh, jauh dari kriteria seorang Jeon Jungkook. Tapi justru karena itu juga dia membuatku gila karnanya. Untuk yang satu ini... aku tarik ucapanku yang mengatakan jika semua perempuan tidak ada bedanya. Karena bagi Jeon Jungkook. Yoon...
