Mistake 잘못

2K 202 22
                                    

Kekacauan terjadi dalam hati serta benak Rize. Benar-benar kacau. Meskipun wajahnya selalu memasang raut yang sama dan terkesan tidak terjadi apa-apa, namun tidak dengan pikiranya.

Rize harap bisa menenggelamkan orang yang menyebabkan pikiranya berantakan ke palung terdalam saat ini. Perasaan tidak tenang pun turut andil ditengah kecamuk yang ia rasakan sekarang dan lagi-lagi itu dikarenakan orang yang sama.

Memori tentang dirinya bersama Jungkook terputar dengan sendirinya di dalam otak bak slide film. Sebenarnya ia tak ingin pusing dengan tingkah abnormal dan konyol Jungkook. Tapi otaknya menolak untuk menurut, Jungkook senantiasa di dalam pikiranya.

Mungkin ia juga salah dalam hal ini karna bisa saja ia menolak, tapi justru ia melakukan hal sebaliknya dengan menerima tawaran Jungkook untuk berteman. Itu artinya orang idiot sejenis Jungkook akan selalu berada disekitarnya agar bisa mengenal dirinya lebih jauh karna begitulah sistem pertemanan. Dan Rize tidak suka itu.

Tapi tunggu! Itu tidak sepenuhnya salah karna ia ingin membuktikan bahwa ucapannya benar tentang pikiran orang-orang selama ini.

Rize hanya berharap tidak akan ada hal aneh kelewat bodoh nantinya. Ia harus siap untuk itu karna sudah terlanjur meng iyakan ajakan Pemuda Jeon itu.

Bunyi keras dari bell sekolah memenuhi rungu setiap siswa yang menandakan jam pembelajaran telah usai. Ketika semuanya memilih untuk keluar dari kelas dan menuju kafetaria. Rize justru duduk lesu dan menenggelamkan kepala diantara dua lengan sebagai bantal.

"Zee, Ayo keluar!" suara nyaring yang kerap kali menjadi alasan kekesalan Rize kini terdengar jelas dan sangat memekakan telinga. Rize benar-benar tidak tau harus diapakan temanya yang satu ini. Kenapa harus bertriak seperti di hutan sementara ruang kelas dalam keadaan sepi?

Rize mendongkak untuk menatap Youra, kemudian menggeleng sebagai jawaban sampai akhirnya menjatuhkan kepalanya kembali ke atas meja.
"Pergi saja sendiri, aku malas." saut Rize ditengah dekapan tangan hingga membuat suaranya teredam, tidak terlalu jelas namun tetap terdengar.

"Mana peduli aku kau malas atau tidak. Cepat!" dengan satu tarikan pada lengan Rize, kini Rize sudah bangun dari tempatnya. Mengingat tenaga dari temannya ini benar-benar seperti laki-laki, jadi dengan mudah membawanya keluar kelas.

Lengan Rize senantiasa di apit erat oleh tangan Youra; tidak bisa kemana-mana. Sudah pasti tujuan gadis yang tengah menggeretnya paksa ini untuk mengisi perut. Youra kemudian mendudukan Rize di kursi belakang dekat jendela, dan yang diseretpun hanya duduk pasrah.

"Kau mau apa? Akan aku ambilkan. Tenang, aku yang bayar." Youra berdiri menghadap Rize yang sekarang terlihat seperti mayat hidup.

"Tidak, kau saja"

"Kau yakin baik-baik saja? Yak! Lihatlah dirimu itu begitu menyedihkan. Aku bahkan mual melihatnya, kemana si Malaficent huh?" Youra terus saja mengoceh hingga telinga Rize sangat panas mendengarnya. Bisakah manusia cerewet ini hilang ke pluto untuk saat ini? Rize sudah lelah mendengarkan untaian kata tidak jelas dari Youra.

"Astaga Yo! Bisakah kau kecilkan suaramu, kepalaku ingin pecah rasanya. Sebentar lagi aku harus menghadapi makhluk lain yang sejenis denganmu, sama menyebalkannya. Bahkan bisa saja lebih parah. Jadi nona Yo dengan hormat aku mohon agar tidak menambah beban dikapalaku."

Rize berbicada panjang pun cepat didepan Youra dan sialnya membuat orang lain mefokuskan pandangan kearah meja mereka. Rize sungguh tidak sadar jika ia mengatakan itu semua disini. Sementara Youra justru tengah terkekeh geli pada Rize.

"Kenapa berhenti, ayo marah lagi" ejek Youra dengan tawa dan senyum.

"Lupakan. Aku mau jus"

Kemdian Yora beranjak dari mejanya untuk menuju ke konter makanan setelah puas menggoda Rize. Belum selesai kekesalan Rize pada temannya, bencana lain datang untuk merusak harinya. Siapa lagi kalau bukan Jeonghan. Rize bisa gila hari ini.

IfYou''dHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin