Beat 박자

1.1K 138 35
                                    

"Jadi apa yang akan kau lakukan? Mereka terlihat semakin dekat. Lagipula sainganmu itu Jeon Jungkook, itu tidak akan mudah," bunyi kaleng kosong yang dilempar terdengar begitu Meireu menyelesaikan kalimatnya. Sangat jelas jika Jeonghan sangat tidak menyukai kalimatnya yang terkesan meninggikan sosok Jungkook di sana.

"Jungkook bukanlah apa-apa untukku. Dia hanyalah seorang bocah kecil yang perlu diberi pelajaran," Jeonghan kembali menggeram menahan marah. 

meskipun ia sudah secara terang-terangan ditolak mentah-mentah setelah rencana busuknya terbongkar di depan Rize, Jeonghan masih tidak terima dengan itu semua. Ambisinya yang sejak awal menginginkan Rize masih tertanam dalam-dalam. Apalagi setelah ia tahu jika Jungkook juga mendekati Rize, ambisinya bertambah besar dan tidak akan membiarkan Rize dimiliki siapapun selain dirinya.

Ia menganggap Jungkook itu orang baru yang mengganggu hubungannya dengan Rize. Semenjak Jungkook datang dan berkeliaran disekitar Rize ia jadi tak punya kesempatan untuk bicara empat mata dengan Rize dan menjelaskan semua kesalahannya.

Dan hal yang membuatnya semakin membuatnya kesal adalah bagaimana Rize merasa tak keberatan sama sekali saat Jungkook terus-menerus mengekor padanya seperti parasit. Rize juga menunjukkan respon yang berbeda pada Jungkook, tidak seperti saat ia mendekati gadis itu yang langsung mendapat tatapan tajam serta nada bicara yang terkesan tak ingin diganggu, Rize justru membiarkan Jungkook begitu saja. Ini tidak adil menurutnya. 

Padahal sedari awal ialah yang sudah mengincar Rize sejak hari penerimaan siswa baru. sementara Jungkook? Jeonghan sangat yakin Jungkook baru seumur jagung untuk tahu siapa itu Rize.

"Lalu kau mau apa? Bukankah sebaiknya kau biarkan saja mereka berdua. Gadis itu pasti juga tidak akan memaafkan mu semudah itu." jujur saja Mireu heran dengan jalan pikiran Jeonghan yang tidak masuk akal. Mireu bisa melihat jika Jeonghan terlalu terobsesi mendapatkan Rize hingga menggunakan cara-cara gila.

"Kau pikir semudah itu? Tidak akan aku biarkan si Jeon sialan itu menang lagi dariku. Sudah cukup selama ini aku selalu mengalah, sekarang tidak lagi."

"Jadi kau bertekat sekuat ini hanya ingin menjatuhkan Jungkook? Kau iri padanya?" 

"Tentu tidak! Dasar gila,"  

Mireu terkekeh sejenak lantas setelah itu meneguk habis kaleng soda yang ada ditangannya. Yah, ia tidak akan pernah mengerti isi pikiran temannya ini. Soal Rize, sebenarnya ia paham kenapa Jeonghan begitu tertarik dengan gadis itu. Masalalu memang susah untuk dilupakan, terlebih lagi jika itu sesuatu yang merubahmu dimasa depan.

Pintu besar di sebrang terbuka lebar mengakibatkan debuman yang cukup keras. Semua orang yang ada disana lantas menoleh pada arah pintu yang memperlihatkan kehadiran sosok lain yang mengisi ruangan mereka. Baik Jeonghan maupun Mireu begitu terkejut kala melihat siapa yang tiba-tiba muncul menampakkan diri setelah sekian lama.

"Hyung? Kapan kau kembali dari Jepang?"tanya Jeonghan begitu Cha Junho ikut bergabung dan duduk diantara mereka. 

"Aku pikir Hyung sudah bosan dengan kami dan kabur begitu saja." Junho lantas tertawa mendengar penuturan Mireu.

Junho adalah salah satu teman lama Jeonghan selama di club boxing Seoul. Namun karena kepentingan kesehatan dan masalah keluarga ia harus kembali ke Jepang. 

"Tentu tidak. Kalian teman pertamaku di sini, manamungkin aku melupakan kalian begitu saja." 

Setelah sekian lama, akhirnya mereka menghabiskan waktu dengan berbagi cerita satu sama lain selama tidak melakukan kontak apapun saat Junho berada di Jepang. Junho pergi meninggalkan Korea dalam kurun waktu yang cukup lama, bahkan tak terasa kini mereka bertiga sudah menjadi lebih dewasa sejak terakhir kali mereka bertemu. 

IfYou''dWhere stories live. Discover now