Part 부품

1.3K 156 15
                                        

Derasnya hujan serta gulungan awan hitam membuat pagi tak secerah biasanya. Mentari yang tertutupi oleh tebalnya awan kelabu membuat cahayanya tak dapat menembus bumi guna menghantarkan kehangatan yang harmonis.

Rinai air yang turun ditambah hembusan angin yang menerbangkan dedaunan seakan bicara bahwa ini akan menjadi pagi yang sulit. Ditambah suara gemuruh langit dan kilatan yang beberapakali muncul sudah seperti pertanda bahwa badai tak akan cepat usai

Suramnya pagi hari mungkin memang terlihat seperti tengah menggambarkan kekacauan yang Rize alami. Namun sepertinya Rize tidak berpikir demikian, ia suka hujan.

Rize selalu suka ketika bau petrichor menyeruak keluar memenuhi indra penciumannya akibat dari tanah yang basah karena hujan. Ia juga sangat suka hawa sejuk sekaligus dingin yang menari diatas permukaan kulitnya, terutama suara gaduh yang berasal dari langit terdengar hingga membuat banyak orang ketakutan. Tapi baginya itu seperti alunan musik yang merdu, menenangkan pikiran hingga membuat candu.

Aneh memang, tapi memang itulah yang ia rasakan saat adanya hujan. Bahkan saat akan berangkat menuju sekolah pun ia samasekali tidak memerdulikan bajunya yang akan basah.

Terus berjalan diantara lorong-lorong kelas dengan keadaan lembab serta rambut yang acak-acakan, bersamaan dengan wajah yang tak menunjukkan emosi apapun namun tetap berhasil menarik perhatian.

Menurut Rize setidaknya badai yang menyambut paginya sedikit membantu mengatasi kegelisahannya.  Ia akan sangat bersyukur jika air akan terus turun membasahi bumi, dengan begitu ia bisa menghabiskan waktu yang tenang sendiri bersama tumpukan buku tebal dengan iringan melodi dari gemericik tetesan air.

Ditengah-tengah perjalanan Rize, banyak yang menanyakan keadaannya yang sama sekali jauh dari kata baik. Siapa yang akan tahan dengan baju serta rambut yang setengah basah? Sebenarnya Rize juga sedikit merasa kurang nyaman tapi ia abaikan walaupun merasa kedinginan.

Banyak pula yang menawari bantuan dengan ramah pun bersahabat pada Rize. Baik itu bantuan untuk meminjamkan baju atau sekedar mengantar ke ruang kesehatan. Jangan pernah lupa, Rize itu gadis yang populer. Meski Rize sendiri juga tidak terlalu peduli akan hal itu, namun tetap saja ia tahu tentang posisinya di dalam sekolah.

Jarum jam menunjukkan angka yang masih terlalu awal memulai kegiatan kelas, maka dari itu Rize masih bisa bersantai dan tidak terlalu terburu-buru menuju kelasnya.

Sebenarnya dalam suasana seperti ini Rize ingin sekali berlari ketengah lapangan untuk merasakan guyuran air yang menimpa dirinya secara langsung. Ia juga ingin berteriak dan berlari sekuat mungkin agar mendapat sedikit kelegaan dalam dirinya. Sayangnya ia tidak mau dianggap gila dan aneh oleh semua orang, terlebih jika sebagian dari orang-orang tersebut menganggap tingkahnya memalukan.

Mungkin Rize terlalu menghayati keadaan hingga tidak terlalu memerhatikan jalan sampai tidak sengaja menabrak seseorang. Memang seharusnya ia menggunakan matanya dari tadi jika tahu yang akan ia tabrak itu Jungkook.

Baik Rize maupun Jungkook terdiam beberapa saat. Jungkook terdiam karena tengah mengamati baik-baik penampilan Rize, dan yang Jungkook lihat Rize sangat mirip seperti anak anjing yang kehujanan. Sangat lucu namun juga kasihan.

Rize pun juga demikian terdiam akibat mengalami sedikit perdebatan dalam pikirannya. Ia berpikir akankah Jungkook menjauhinya atau memilih untuk berpura-pura tidak mengenalnya, Rize berharap hal itu memang akan terjadi. Namun entah kenapa disisi lain ia juga terbesit rasa sakit jika Jungkook akan melakukan hal itu.

"Rize? Ada apa dengan bajumu? Yak, kau bisa sakit. Kenapa kau membiarkan dirimu basah begitu, ayo aku antar ke ruang kesehatan, ada handuk kering yang bisa kau gunakan."

IfYou''dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang