Time 시각

1K 137 27
                                    

Rize merasa cemas sekaligus takut lantaran keberadaan Jungkook. Jungkook yang menerobos kedalam halaman rumanya saja ia sudah takut setengah mati. Apalagi sekarang Jungkook yang sedang berada di dalam kamarnya.

Jangan ditanya Rize memperingati Jungkook berapa kali, dirinya bahkan sudah merasa dongkol sendiri dibuatnya.

"Ternyata kamar nona sangat luas ... Apa itu semua koleksi bukumu? Boleh aku lihat." kepala Rize sudah mau meledak rasanya.

Melihat bagaimana Jungkook berlarian kesana kemari mengagumi seisi kamarnya layaknya anak kecil,  Rize jadi merasa tengah mengasuh bayi besar sekarang.

"Jungkook, aku bilang keluar." sebisa mungkin Rize tidak membuat kegaduhan. Ia tidak ingin membuat masalah lain yang dapat memanggil Rowoon datang kemari. Jika itu terjadi, ia tidak yakin Jungkook akan baik-baik saja.

"Diluar dingin, apa nona tidak kasihan padaku?"

Oh tidak__ jangan mata bulat itu.

Mata doe Jungkook berkedip lucu sehingga Rize harus mengatur napas dalam-dalam menahan emosi.

"Astaga! Apa yang harus aku lakukan agar kau mau keluar?"

Jungkook sempat berhenti dan berpikir sejenak. Memikirkan kalimat Rize baik-baik sebelum memberikan jawaban nakal untuk gadis di depannya ini.

"Satu ciuman satu langakah. Jadi__ cium aku sampai aku keluar dari sini."

What the__ apa yang bajingan busan ini katakan?!

"Oke ini sudah cukup," dengan perasaan kesal bukan main Rize detang dan menghampiri Jungkook untuk menyeretnya keluar. Habis sudah kesabarannya.

Tapi sayang sekali malam ini bukan malam keberuntungan Rize. Saat tengah melangkah kearah Jungkook, kakinya tanpa sengaja tersandung oleh lipatan karpet, mengakibatkan Rize hilang keseimbangan dan mendarat sempurna diatas dada Jungkook.

Suara debuman pun tercipta karena keduannya jatuh. Tangan kekar Jungkook tepat berada di pinggang ramping Rize. Sementara Rize mencengkram kain yang ada di dada Jungkook karena reflek.

Detik berikutnya Rize sudah menyadari hal apa yang terjadi, dan dengan begitu ia segera menyingkir dari tubuh Jungkook. Namun saat Rize akan berdiri, pinggangnya di cengkram erat oleh Jungkook hingga ia masih berada di posisi yang sama.

"Lepas Jungkook! Jangan membuatku marah,"

"Tidak mau," saut Jungkook enteng, tidak memperdulikan sama sekali Rize akan marah atau tidak.

"Jungkook aku merasa tidak nyaman, kita terlalu dekat." bisik Rize malu dengan pipi merona.

"Aku tidak keberatan sama sekali, lagi pula__"

"Nona anda baik-baik saja?" suara Rowoon memotong kalimat Jungkook. Kali ini Rize benar-benar panik. Ia sampai bingung harus berbuat apa.

Dengan sigap Rize menutup mulut Jungkook menggunakan telapak tangannya, berjaga-jaga jika Jungkook akan bertingkah.

"Y-ya, aku baik." jawab Rize setengah panik, ditambah posisinya yang belum berubah membuat ia kesulitan mengontrol rasa gugupnya.

"Anda yakin?"

"Tentu, aku sangat baik."

"Bisakah saya masuk untuk memastikan?"

"Jangan!" Rize secara tidak sadar berteriak panik saat melihat ujung sepatu Rowoon mendekat dari celah bawah pintu.

"Maksudku, tidak terimakasih. Kau bisa pergi." ketika bayangan dari celah pintu mulai menjauh, Rize bisa bernapas lega akan hal itu.

Sekarang, tinggal mengurus manusia yang berada di depannya saat ini, atau di bawah lebih tepatnya. Rize tak bohong saat ia berkata ia kurang nyaman. Bahkan sekarang dada mereka menempel sempurna, membuat Rize merasakan gelitik aneh di dalam perutnya.

IfYou''dWhere stories live. Discover now