34. Hari yang buruk

607 110 22
                                    

Kelas IPA 3 begitu hening mengikuti berlangsungnya pelajaran Bahasa Indonesia. Nama gurunya Pa Wanto suaranya pelan namun cepat tak jelas sehingga membuat para murid mengantuk. Entah bagaimana pelajaran seperti ini bisa diletakkan diakhir pelajaran.

Ini hari pertama Ali masuk sekolah setelah dua hari meminta izin sakit. Meskipun baru masuk tapi jiwa nakalnya sudah membara, buktinya anak itu malah iseng melempar gumpalan kertas pada Putra yang tengah tertidur di sampingnya.

Gina dan Satya terkikik lalu memberikan kode pada Ali dengan senyuman jahilnya.

Intan dan Gilang yang sedang fokus pun jadi menoleh karena merasa terganggu dengan suara-suara kecil sari temannya.

Ali mengeluarkan spidol warna-warni yang sempat ia curi dari tempat pensil Gina. Gina yang merasa kenal dengan spidol itu menatap Ali penuh interogasi.

Ali tak peduli dan mulai menggambarkan kumis di kedua pipi Putra.

Satya dan Gina semakin tak tahan untuk tidak terkikik saat Ali menambahkan bulatan di hidung Putra seperti badut.

Prak

Sebuah spidol melayang hampir mengenai Ali namun dengan sigap Ali menghindar.

Putra yang terkejut pun langsung terbangun dan para siswa yang lain jadi tertawa puas melihat wajah Putra.

"Kalian sedang apa berenam!"

Ali segera memasukkan spidol warna-warninya pada laci meja.

Putra kebingungan menatap para siswa yang masih menertawakannya.

Pak Wanto menghampiri mereka lalu menatap mereka berenam satu-persatu.

"Siapa yang pertama kali buat keributan?"

Semua saling menunjuk menyalahkan. Sementara Putra masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Jawab yang benar?"

Teman-teman Ali saling menoleh satu sama lain.

Satu detik

Dua detik

Lalu mereka kompak menunjuk Ali

Temen kampret

"Kalian berdua saya hukum setelah pulang sekolah!" ujar pak Wanto menunjuk Ali dan Putra.

Putra yang tak tahu menahu langsung protes, "loh pak? Saya enggak tahu apa-apa."

"Kamu gak salah tapi kamu tidur di jam pelajaran saya!"

Putra berdecak melihat pak Wanto kembali berjalan kedepan.

"Bersihkan muka kamu!"

Putra mengerjap dan langsung menarik cermin Gina dan betapa terkejutnya dia saat melihat wajahnya sudah seperti tembok graviti.

"ALIENDRA SIALAN!"



•••



Pukul tiga sore saat semua murid berhamburan pulang Ali dan Putra justru berdiri di bawah tiang bendera sambil menghormat lalu mengangkat sebelah kakinya.

"Lo ada masalah apa sih sama gue? Kenapa tiap gue tidur lo suka ganggu gue kayak setan!" Putra sedari tadi mengomel apalagi mengingat hampir setengah jam Putra menghapus noda spidol dari wajahnya.

"Lah lo molor mulu, gadang lo?"

Putra menghela nafas, "mabar gue nyampe jam tiga."

Aliendra [SELESAI]Where stories live. Discover now