Part 24: Konoha Enemy Inside

Start from the beginning
                                        

Kini mereka berdua tengah duduk berhadapan di meja makan Sasuke. Makan dengan tenang tanpa suara.

"Aku berpikir untuk mengunjungi Negara Iblis setelah semuanya kembali normal. Bagaimana menurutmu, Sasuke?"

Naruto bertanya setelah Sasuke kembali dari membersihkan piring. Awalnya Sasuke hanya terdiam, berusaha menggali memori tentang Negara Iblis.

"Ah, pasti gadis peramal bersurai pirang pucat itu," Tebak Sasuke.

Naruto mengangguk. Dalam perasaannya memang masih ada Sakura. Namun jika jujur, perasaannya sudah terlalu kecewa karena penantiannya tidak membuahkan hasil. Bahkan kesabaran juga mempunyai batasan.

"Aku juga akan pergi. Mungkin sekitar satu atau dua tahun untuk berkeliling negara tetangga. Tentu setelah istriku selamat," balas Sasuke berhasil membuat kedua bola mata Naruto terbelalak.

Naruto berdiri sambil menggebrak meja dengan keras. Sayangnya Sasuke tidak terkejut sama sekali. Dia hanya memandang datar Naruto yang telapak tangannya masih berada di atas meja dengan tubuh yang masih berdiri.

"Kau akan meninggalkan Hinata-chan?!"

Sasuke memalingkan wajahnya, kemudian mengangguk secara pasti dengan lemah. Naruto yang melihatnya langsung duduk seperti semula. Dalam pikirannya, Sasuke pasti memiliki alasan untuk meninggalkan Hinata. Dan Sasuke tidak mau memberitahunya.

"Kita berangkat bersama," ucap Naruto. Dan Sasuke hanya mengangguk.

.
.
.

' Tes tes tes '

Aliran darah menetes di setiap sudut Kusanagi Sasuke. Dihadapannya ada tiga mayat penjaga yang sudah tak bernyawa. Dibelakangnya ada Naruto yang sedang bersandar pada tembok dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Berikan atau mati," ucap Sasuke sambil menodongkan ujung pedangnya tepat di leher sang korban.

"Baiklah, baiklah. Turunkan pedangmu dan aku akan mengatakannya."

Sasuke berdecak, dirinya tidak mungkin percaya begitu saja pada korbannya. Dia tetap menodongkan pedangnya. Pelan tapi pasti, kepalanya mendekat ke arah wajah sang tetua desa.

"Diam atau kepalamu akan terpisah dari tempatnya," ucap Sasuke kemudian mengaktifkan genjutsu Sharingan miliknya.

Dapat ia lihat sebuah pintu. Menggunakan kata sandi. Dan sebuah gulungan berwarna hijau emas tersimpan rapi dibalik tumpukan buku-buku di rak.

' Brugg '

Tetua desa tersebut terjatuh pingsan setelah Sasuke melepaskan pengaruh genjutsunya. Dengan cepat, Sasuke berjalan menuju sebuah pintu yang menghubungkan ruang kamar dengan ruang bawah tanah.

"Biar aku." Ucap Naruto kemudian mengeluarkan jurus Rasengan miliknya. Ia arahkan putaran angin tersebut untuk menghancurkan pintu ruang bawah tanah.

' Brakkk '

Pintu tersebut hancur seketika. Sasuke dan Naruto segera berjalan masuk. Mencari sebuah rak buku yang di dalamnya tersimpan gulungan yang mereka cari.

"Pasti ini yang mereka cari." Ucap Naruto kemudian membuka kotak kayu yang ia ambil di tumpukan buku-buku. Ia melihat sebuah gulungan berwarna hijau dengan hiasan emas di setiap tepinya.

"Besok kita berikan dan semuanya akan selesai."

Naruto berucap enteng. Dia tidak memikirkan bagaimana kekacauan yang sudah dirinya dan Sasuke buat. Bahkan mereka membunuh hampir  lima orang lantaran kesal tidak diberi ijin masuk. Akhirnya semua berakhir dengan pertarungan.

"Mayat mereka, Naruto," peringat Sasuke.

"Kakashi-sensei akan mengurusnya. Media sebentar lagi akan tahu jika tetua jelek itu adalah penyebab permusuhan antara Konoha dengan Takumi."

Sasuke hanya memutar bola matanya. Ia sudah kebal dengan sikap enteng Naruto. Sudah bawaan sejak lahir.

Sebenarnya Naruto penasaran. Apa sekiranya yang ada di dalam gulungan hijau emas tersebut hingga Shitenshounin begitu ingin merebutnya kembali.

"Sasuke, Naruto!"

Sasuke dan Naruto menoleh, mendapati seorang laki-laki berambut perak dengan jubah hokage di punggungnya. Dia terlihat pusing. Kerutan dahi dan tatapan tak percaya ia layangkan pada Sasuke dan Naruto.

"Apa yang sudah kalian lakukan tanpa ijin dariku?" tanya Kakashi menatap intimidasi mereka berdua.

Sasuke yang menghela napas dan Naruto yang sudah berkeringat. Kakashi datang bersama Sai, Yamato, dan Shikamaru. Dilihat dari reaksi mereka berempat, Yamato adalah orang yang paling terkejut. Sai dan Kakashi yang sedikit terkejut, Shikamaru yang tercengang kemudian menguap, dan terakhir Yamato dengan wajah tidak elitnya.

"Naruto membunuh mereka semua, Hokage-sama," ucap Sasuke menatap Kakashi.

Sementara yang dituduh hanya bisa terbelalak dan menatap tajam Sasuke. Seenaknya menuduh dia yang membunuh semua penjaga. Padahal Naruto hanya membunuh empat orang saja, Sasuke hanya kedapatan satu.

"Aku hanya melawan empat," balas Naruto tak terima. Dia mendelik tidak suka pada Sasuke.

Kakashi yang melihatnya hanya dapat menghela napas kecil. Dia rasa Naruto perlu pemanasan karena sejak berakhirnya Perang Dunia Ninja Keempat, cukup jarang terjadi pertarungan yang menyebabkan nyawa melayang. Dan ia rasa Naruto belum terbiasa dengan situasi dan kondisi sekarang.

"Media akan mencium hal ini. Beruntung Shikamaru sudah mengumpulkan buktikan tersangka. Jadi kalian terbebas dari kasus," ungkap Kakashi.

Naruto dengan tatapan berbinar berucap terimakasih pada Kakashi dan Shikamaru. Sementara Sasuke tengah meremas pelan kotak kayu yang berisi gulungan rahasia Desa Takumi. Pikirannya masih melayang tentang keputusannya yang berencana akan meninggalkan Konoha bersama Naruto dalam waktu yang relatif lama. Atau mungkin dia akan lebih lama?

"Aku ingin melihat dunia. Ku harap kau setuju dengan pendapat ku, Hinata," batin Sasuke.


TBC
Maaf kalo jelek
Kritik dan saran dibutuhkan
Komen yang banyak supaya cepat update


Holla everybody!!
Akhirnya setelah sekian lama nggak update, saya bisa update juga. Yah, meski dinilai sangat jelek.

By the way, udah mampir ke new story' aku belum nih? Cast-nya masih Sasuhina dong. Ada sisipan kisah nyata tentang seorang penderita impotensi juga lho ya. Ayo mampir dan ramaikan!!!

Sedikit bocoran, penderita impoten-nya itu Hinata sendiri. Pengen tahu apa itu impoten? Cari sendiri yaw. Kalo nggak mau, ya cukup baca cerita baru saya aja.

 Kalo nggak mau, ya cukup baca cerita baru saya aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Author saying goodbye 👋

Red String [End]Where stories live. Discover now