▫️▫️▫️
Hinata menyeka keringat di dahinya. Ini sudah sangat larut dan mereka bertiga, Sasuke, Naruto, dan Sakura, belum juga berhenti untuk beristirahat.
Kaki Hinata sudah pegal, bahkan terasa sakit. Seharusnya mereka berhenti dan beristirahat. Alih-alih berhenti, dari awal mereka berangkat saja tidak merubah kecepatan sedikit pun. Membuat Hinata sedikit kewalahan mengimbangi kecepatan mereka.
' Tap '
"Tidak!" pekik Hinata dalam hati.
Pijakannya meleset. Dia terjatuh ke belakang. Untungnya, dia berhasil mendarat dengan selamat. Walaupun harus sempoyongan dan berakhir terjatuh di atas tanah.
Naruto yang pertama kali menyadari ketiadaan Hinata langsung menoleh ke belakang. Kakinya berhenti melompat. Sampai akhirnya ia melihat Hinata dalam posisi terduduk di atas tanah. Spontan dirinya menghampiri Hinata seraya berteriak, "Astaga, Hinata! Apakah kau baik-baik saja?"
Hinata masih jatuh terduduk dengan posisi kepala menunduk ke bawah menjawab pertanyaan Naruto, "Ne aku baik, Naruto-san."
Tiba-tiba bahu Naruto ditarik ke belakang hingga membuatnya sedikit terhuyung. Dia berdecak kesal. Ternyata teman teme-nya yang berulah.
Sasuke berjalan melewati Naruto setelah menyingkirkan tubuh sang sahabat yang menurutnya terlalu dekat dengan istrinya. Dia berjongkok di depan Hinata. Menyodorkan punggung miliknya agar dinaiki sang istri. Dia tahu jika Hinata kelelahan. Jelas sekali, dengan sekali lihat keringat yang mengucur di pelipisnya. Ia sudah sangat kelelahan.
Jadi, apa salahnya membantu istri sendiri?
"Naiklah, aku tahu kau lelah," ucap Sasuke sambil sedikit menoleh ke belakang.
Sakura berdecak. Kenapa dia tidak terpikirkan cara ini, berpura-pura terpeleset dan minta digendong Sasuke.
Hinata mencoba berdiri. Saat dirinya sudah naik ke punggung Sasuke, dia bisa mencium aroma apple mint milik suaminya.
Bodoh kau Hinata! Bukankah kau sendiri yang mencuci baju Sasuke dan menambahkan pewangi pakaian, lalu kenapa terheran?
"Kita akan sampai 2 jam lagi. Kau bertahanlah." Sasuke berdiri, melompat ke dahan pohon, dan melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.
Hinata mengeratkan kalungan tangannya pada leher Sasuke. Ini adalah kedua kalinya dia digendong oleh laki-laki selain ayahnya. Pertama saat ia kecil. Neji pernah menggendongnya di belakang sama seperti saat ini. Dan sekarang ia digendong oleh suaminya, Uchiha Sasuke.
"Sasuke-san!"
"Hm?"
"Arigatou."
Sasuke diam, tak menjawab barang satu kalimat pun. Dan Hinata mengartikan kediaman Sasuke sebagai jawaban 'iya'.
▫️▫️▫️
"Kita hampir sampai. Dua kilometer dari sini. Sedikit ke barat daya, aku melihat sebuah desa," ucap Hinata kemudian menonaktifkan byakugan miliknya.
Mereka bertiga mempercepat langkahnya. Tak lama, sebuah gerbang mewah tinggi menjulang ada di hadapan mereka. Sasuke segera menurunkan tubuh Hinata. Nampak beberapa penjaga berlari dan mendekati mereka.
"Maaf Tuan, Nyonya. Ada perlu apa kalian kemari?"
"Kami hanya pengembara yang kebetulan lewat. Teman kami sakit, bolehkah kami bermalam di sini?" tanya Naruto sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.
YOU ARE READING
Red String [End]
FanfictionWalaupun benang merah telah mengikat mereka berdua, kenapa kata 'terpisah' selalu mengintai hidup keduanya. Berawal dari perjodohan yang mengikat keduanya. Takdir mempermainkan hati dan perasaan mereka hingga perpisahan menjadi ujung perjuangan cint...
![Red String [End]](https://img.wattpad.com/cover/195722217-64-k82083.jpg)