🌙
Setelah insiden Sakura yang nyaris dihabisi oleh Sasuke. Semuanya kembali berjalan normal. Walaupun tidak bisa dikatakan normal karena Hinata tetap tidak bisa kembali ke Konoha. Gadis itu menolak dengan keras saat diajak pulang oleh Sasuke.
Dan itu membuat Sasuke kehilangan akal tentang bagaimana cara membujuk istrinya tersebut. Karena Sasuke dan Naruto masih banyak urusan di Konoha. Mereka memutuskan pulang ke Konoha tanpa Hinata. Gadis itu tetap memilih di Desa Takumi, bersama Shino dan Chouji.
"Nanti malam, Naruto. Gunakan banyak bunshin mu untuk menyamar," ucap Sasuke saat mereka berdua akan berpisah jalan.
Sasuke yang akan belok kiri sementara Naruto akan lurus ke depan. Sai sudah mengantarkan Sakura ke rumahnya. Dan tersisa Sasuke serta Naruto yang berjalan bersisian.
"Aku tahu, kita sudah membahas ini tadi malam."
Sasuke mengangguk, membenarkan ucapan Naruto. Kakinya ia langkahkan agar menuju ke rumahnya. Lagi, lagi, dan lagi, ia akan sendirian.
"Tadaima..." Ucap Sasuke sambil membuka pintu.
Kakinya ia langkahkan. Hari sudah cukup siang namun belum waktunya makan siang. Hal itu membuat Sasuke bingung akan melakukan apa. Jadi ia putuskan mandi, mandi sangat lama hingga kulitnya mengeriput. Karena dari kemarin, mandinya selalu tidak tenang jika bersama Naruto. Laki-laki tersebut akan menggedor pintu kamar mandi umum dan berteriak, "Cepatlah, aku sudah diujuuung!!" dengan sangat keras. Itu membuat Sasuke sangat kesal.
Setelah mandi dengan durasi sangat panjang, Sasuke memutuskan berkeliling rumahnya. Dan ia cukup dibuat terkejut karena ada benda-benda yang sebelumnya ia tidak tahu. Seperti sebuah vas bunga kecil dengan tanamannya yang sudah mati. Pasti itu milik Hinata, istrinya, yang ia tinggalkan cukup lama. Dan lagi, Sasuke tak punya waktu untuk sekedar mengurusi pot tanaman kecil tersebut.
Kakinya berhenti saat melihat 2 pigura foto yang cukup besar. Kedua matanya terbelalak. Dimana Hinata menemukan foto tersebut? Tangannya terulur untuk menjangkau pigura tersebut, mengelusnya lembut lalu tersenyum tipis.
Foto tersebut adalah foto keluarganya yang sudah--entahlah Sasuke lupa kapan foto itu diambil. Yang jelas ia masih sangat kecil.
"Kaa-san, Tou-san, Aniki, daijoubu ka?" Lirih Sasuke sambil meletakkan pigura tersebut. Tangannya beralih mengambil pigura satunya. Foto pernikahannya dengan Hinata, tersimpan rapi dengan pigura berwarna hitam putih.
Sasuke tersenyum lebar, dirinya kembali menaruh pigura tersebut di tempatnya. Kakinya ia langkahkan menuju kulkas. Di dalamnya ada daging yang teksturnya sudah sangat keras, mungkin karena sudah ditinggal berhari-hari dalam suhu rendah. Ada roti, selai, telur, dan beberapa sayuran yang sangat layu bahkan sudah membeku.
Tangan Sasuke terjulur untuk mengambil semua bahan makanan dalam kulkasnya yang kira-kira sudah tak layak makan. Ia memasukkannya dalam kantong plastik dan mulai berjalan ke halaman belakang rumah.
"Amaterasu," ucap Sasuke sambil menajamkan matanya pada dua kantong plastik sampah tadi. Mungkin itu adalah hal terkonyol yang pernah Sasuke lakukan dengan jutsu mematikannya. Tapi sudahlah, toh Sasuke tidak tahu harus ia buang kemana.
"Sasuke, apa yang kau lakukan?" Tanya Naruto tiba-tiba tak jauh dari tempat dimana Sasuke berdiri.
"Sialan kau!" umpat Sasuke saat jantungnya hampir terlepas.
Sementara Naruto tersenyum tak berdosa. Ditangan kanannya ada satu plastik berisi dua porsi ramen. Awalnya Naruto hanya akan membeli dua mangkuk ramen untuk dirinya. Namun karena Paman Teuchi mengadakan 'Beli dua dapat tiga' membuat Naruto tak berhenti untuk tersenyum. Ia makan satu mangkuk di tempat, sisanya ia bungkus untuk Sasuke dan tentu saja dirinya sendiri.
YOU ARE READING
Red String [End]
FanfictionWalaupun benang merah telah mengikat mereka berdua, kenapa kata 'terpisah' selalu mengintai hidup keduanya. Berawal dari perjodohan yang mengikat keduanya. Takdir mempermainkan hati dan perasaan mereka hingga perpisahan menjadi ujung perjuangan cint...
![Red String [End]](https://img.wattpad.com/cover/195722217-64-k82083.jpg)