Bonus Chapter : Padlock of Love

3.9K 395 72
                                    

"Let's maintain this love relationship until the end."
.
.

Tidak ada hari yang lebih baik daripada hari libur. Hari dimana aku bisa santai tanpa berkeringat dan menari sepanjang waktu. Ditambah ini adalah saatnya aku dan Jungkook bisa pergi bersama setelah sekian lama.

Kini, aku berada disalah satu cafe dengan ketiga temanku. Meminum coconut latte, sesekali menatap keramaian di luar jendela.

Aku sedang meminta saran pada mereka untuk mengisi formulir tentang klub yang harus aku diikuti di Universitas. Ya, beberapa minggu lalu aku baru saja diterima di Yonsei University. Meski terlambat, tapi tidak apa-apa. Ayah bilang, tidak ada batasan usia untuk mencari ilmu selama masih mau berusaha.

"Ji Eun benar-benar cantik hari ini," ucap Hye Ra setelah memperhatikanku selama lebih dari lima menit.

Yoo Jin menatapku jahil "Pujaan hatinya akan menemaninya seharian penuh, tentu saja ia harus tampil sempurna."

Aku tidak mengerti apa maksud dari kata 'cantik' atau 'sempurna' barusan. Make up yang kupakai sama seperti biasanya, hanya warna liptin saja yang berbeda. Aku juga hanya memakai pakaian kasual, celana jeans panjang, juga baju putih dengan lengan sesiku. Rambutku tergerai seperti biasanya, hanya saja aku kembali memotong pony depanku.

"Aku benar-benar iri," sahut Seul Bi. "Kapan aku bisa berpacaran dengan Chanyeol oppa?"

"Chanyeol oppa?" beo Hye Ra dengan wajah bingung.

Aku tersenyum menanggapinya. "Kau lupa? Seul Bi seorang EXO-L."

"Ah. benar juga."

Terkadang terdengar lucu. Diantara kami berempat, hanya Seul Bi saja yang berbeda fandom dengan kami. Tetapi tidak pernah ada perselisihan antar fandom diantara kami. Unik, bukan?

Yoo Jin sontak tertawa cukup keras. "Apa kau yakin Chanyeol oppa akan menjadikanmu kekasihnya? Ia bahkan belum tentu mengenalmu."

Seul Bi menatapnya tercengang. "Tentu saja ia mengenalku. Aku cukup sering ikut dalam acara fansign. Bahkan dengan memperkenalkan diriku sekali, dipertemuan tahun berikutnya Chanyeol oppa masih mengingat namaku."

"Uwaa. Jinjjayo?" (Benarkah?)

"Sudah jangan berisik," sela Hye Ra begitu menyadari betapa ramainya mereka. "Setidaknya jika kita ingin beruntung, kita harus menemui Magic Shop seperti Ji Eun."

Sontak aku menatapnya tak setuju. "Eyy.. Tidak semudah itu, kau hampir depresi begitu mengetahui orang yang paling kau cintai akan meninggalkanmu satu per satu."

"Oleh karena itu kau memutuskan kembali?"

Aku mengangguk pelan.

"Lain kali ceritakan pengalamanmu pada kami secara detail."

"Aku sudah pernah menceritakannya berkali-kali."

"Kami ingin mendengar lagi. Sebuah keajaiban dari toko misterius yang namanya mirip sekali dengan lagu Bangtan. Pokoknya lain kali ceritakan lagi."

Aku mendengus kesal.

Ya, itulah mereka. Teman yang selalu menemaniku dari hari ke hari, mereka mendukungku, mempercayaiku, dan memperlakukanku dengan baik. Aku benar-benar senang karena dipertemukan oleh mereka.

Begitu aku hendak minum, perhatianku beralih pada benda pipih yang tiba-tiba bergetar di atas meja. Layarnya menampilkan nama seseorang yang begitu kurindukan.

Magic ShopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang