Ch. 42 : 2! 3! (Hoping for Better Today)

2.4K 434 41
                                    

"From now on I will determine my own path."
.
.

《🎵Play EXO(CBX) - Someone Like You
(Live OST Pt. 1)》
>a/n or play on multimedia<

Kedua kakiku terus menelusuri jalan. Langit yang mendung membuat hari ini jadi terasa dingin. Tidak terasa, aku sudah berada di sini selama dua bulan lebih. Semua terasa begitu cepat.

Aku menatap bunga-bunga kecil yang bermekaran pada pohon hias di pinggir jalan. Semua tampak begitu indah meskipun langit tidak menunjukkan warna biru cerah seperti biasanya.

Dan kurasa, sang mentari kini berada dipihakku. Mengikuti suasana hati yang tampak suram.

Aku merindukan appa, eomma dan juga Ga Eun.

Perlahan aku sadar, di dunia ini aku memang bahagia, namun perlahan aku kehilangan sosok penting dalam hidupku satu per satu, ditambah kesalahanku yang seharusnya bisa menyelamatkan mereka. Bahkan beberapa hari yang lalu aku membuat seorang gadis kecil terpisah dari satu-satunya anggota keluarga yang ia miliki.

Bukankah itu sangat kejam?

Tapi bukan berarti aku tidak mensyukuri kebahagiaan yang kudapat di dunia ini. Aku memiliki Hye Ra, Yoo Jin, Jungkook, Taehyung dan member yang lain. Mereka adalah kebahagiaanku. Aku bersyukur dipertemukan dengan mereka.

Kemarin aku berhasil membayar biaya operasi Jang Seol Ji. Uang hasil kerjaku, ditambah uang pemberian bibi Yoon kemarin, juga uang yang diberikan Bighit pada saat aku tertabrak mobil cukup untuk melunasinya.

Dan pagi hari tadi, aku datang sendiri ke panti asuhan untuk meminta agar Seol Ji diurus di tempat itu. Well, operasinya berhasil. Aku berharap ia tumbuh dengan baik dan bisa bermain bersama teman-temannya. Semoga Jang Seon Gu pun senang mengetahui bahwa adiknya sudah sembuh.

Meski ia sudah menghabisi ibu dan adikku, bukan berarti aku juga harus membalasnya dengan kejahatan. Ibu dan ayah sering mengajari hal itu saat aku masih kecil.

Mereka selalu bilang, "Jangan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Meski orang itu membunuh kami, yang harus kau lakukan adalah sebuah keadilan. Biarkan ia dihukum sesuai dengan peraturan, bukan membalasnya dengan kematian juga."

Dan aku tidak pernah menyangka jika kalimat yang diucapkan, akan benar-benar terjadi pada kami.

Langkah kakiku kini terhenti di depan gerbang yang tampak cukup tinggi. Di dalamnya terlihat sebuah rumah yang masih terawat meski sudah berhari-hari tidak di tempati. Rumahku.

Aku memasukkan pin pada intercome lalu perlahan kudorong pintu gerbang kemudian memasuki pekarangan rumah hingga aku berdiri tepat di depan pintu utama. Sudah lama tidak menginjakkan kaki di rumah ini karena trauma yang kualami sejak kejadian hari itu.

Tubuhku bergetar ketika tanganku menyentuh kenop pintu. Seketika jantung pun berpacu kencang, teringat ibu dan adikku yang dibawa masuk ke dalam mobil ambulance dengan keadaan yang berlumuran darah.

Aku memejamkan mata lalu menghela napas berulang kali. Mencoba menahan rasa takut, hingga pada akhirnya aku benar-benar membuka pintu dan menatap sekeliling ruang tamu.

Rasanya berbeda. Aku masuk ke dalam, membuka jendela agar keadaan terlihat sedikit lebih terang. Semuanya terlihat rapi dan bersih, kurasa setelah kejadian itu ada seseorang yang membersihkan rumah ini.

Kini aku memasuki sebuah ruangan dengan beberapa poster bergambarkan tujuh pria yang tertempel di tembok bercat putih. Kamar tidurku yang sangat nyaman. Diatas nakas terdapat fotoku bersama Jungkook saat bertemu di sungai Han. Aku sangat merindukannya.

Magic ShopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang