Ch. 17 : UhGood

3.5K 539 34
                                    

"At times I'm disappointed with myself.
Honestly, I trample myself."
.
.

8 April 2018

Semalam, mungkin kau merasa ketakutan. Tapi kau akan menemukan sebuah bukti yang akan membantumu. Dan gunakan otak cerdasmu.

Apa-apaan ini? Hanya seperti ini?
Kenapa petunjuknya hanya sedikit? Padahal aku sudah bersusah payah menguatkan nyaliku untuk membaca buku ini. Bahkan sebelum membaca ini pun, aku sudah menemukan buktinya terlebih dahulu. Sebuah kancing. Iya, kan?

Tapi bagaimana cara aku menemukan pelakunya? Kancing kecil seperti ini, bagaimana bisa? Apa aku harus meneliti masing-masing kancing dari pakaian semua penduduk kota Seoul ini? Ahh.. Jinjja.

Akhirnya ku tutup buku ber-cover warna pink ini dengan kasar. Saat dibutuhkan malah tidak berguna, dan aku tidak ingin melihat halaman selanjutnya. Biar besok atau nanti malam saja, aku harus kembali melanjutkan pekerjaanku.

Jam dinding menunjukkan sudah hampir pukul lima sore dan restoran saat ini sedang tidak ada pengunjung. Ku ambil kain lap untuk membersihkan meja para pelanggan. Suara gesekan antara kain lap dan meja membuatku merasa geli, suara yang ditimbulkan terdengar seperti tawanya Jin.

Nguk, nguk, nguk.

Aku jadi tidak bisa menahan diriku untuk tidak tertawa. Kenapa tiba-tiba diriku jadi berpikiran seperti ini? Tapi ini sangat lucu.

"Berhenti tertawa. Nanti orang bisa takut melihatmu." Suara bibi Yoon membuatku menoleh ke arahnya.

"Bibi. Dengarkan ini."

Aku kembali mengelap meja dengan sedikit ditekan agar membuat efek suara yang lebih keras.

Nguk, nguk, nguk.

Aku kembali tertawa heboh. "Bibi, Ini benar-benar sangat lucu."

Aku terus mengulanginya berkali-kali dengan kecepatan penuh, namun hanya aku yang tertawa mendengar suaranya. Bibi Yoon menggelengkan kepala begitu melihat apa yang kulakukan. Entahlah, kurasa humorku terlalu rendah.

"Ji Eun-ah, mejaku bisa terbelah jadi dua jika kau terus melakukan itu." Teguran Bibi Yoon membuatku menghentikan aksi yang kulakukan. Namun aku tetap tertawa begitu suara tadi terlintas di kepalaku. Apa benar mejanya bisa terbelah?

Begitu mengelap meja selesai, aku segera ke dapur untuk mempersiapkan peralatan makan lainnya. Hampir beberapa menit berkutik di dapur, aku mendengar suara pintu restoran berbunyi, tanda bahwa ada pengunjung datang. Namun setelah itu suara pintu terbuka kembali berbunyi.

Lalu aku mendengar Bibi Yoon memanggilku. Aku segera menghampirinya. "Ada apa?"

"Ini, temanmu menitipkan surat untukmu." Bibi memberiku sebuah amplop yang sudah pasti berisi kertas dengan tulisan di dalamnya. Aneh, kini aku hanya punya satu teman, Hye Ra. Kenapa ia tidak menemuiku langsung atau menelponku?

Ahh.. Perasaanku tidak enak.

Aku menerima surat tersebut. "Bibi, ciri-ciri orang yang memberikan surat ini seperti apa?"

"Ia berambut panjang hitam bergelombang. Aku tidak dapat melihat wajahnya karena ia memakai masker. Ia mengenakan t-shirt berwarna merah," ucap Bibi.

"Rambut panjang hitam bergelombang? Tapi aku tidak punya teman yang seperti itu," jawabku jujur.

Bibi terkejut. "Benarkah? Tapi tadi ia bilang, temanmu."

Ahh.. Keterlaluan. Jadi mereka mulai mengganggu bibi Yoon juga? Ini tidak boleh dibiarkan.

"Bibi, orang tadi pergi ke arah mana?"

Magic ShopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang