Ch. 4 : Butterfly

8K 1K 170
                                    

"Don't think of anything, don't say anything. Not even a word.
Just give me a smile."
.
.
.

Sinar mentari mulai memasuki kamarku melalui celah gorden yang menutupi jendela, memaksaku untuk bangun.

Dengan susah payah, ku buka kelopak mataku. Aku melirik ke arah jendela yang membuat wajahku terkena sinar matahari. Benar-benar mengganggu, aku pun membalikkan tubuhku tuh menghindari sinarnya.

Begitu aku hampir tertidur lagi, tiba-tiba sesuatu di pikiranku terlintas begitu saja.

'Semalam aku digendong oleh Jungkook BTS'

Deg!

Aku teringat kejadian semalam.

Refleks, aku langsung terduduk. Mataku yang sebelumnya sulit terbuka, kini jadi terbuka lebar. Kemudian aku mengecek tubuhku sendiri, dan melihat ke sekeliling ruangan.

Aku berada di kamarku.

Bagaimana bisa?

Aku pun langsung berdiri lalu berlari ke luar kamar. Aku memandang sekeliling namun tidak ada orang, lalu aku kembali berlari menuju dapur, ku temukan ibuku yang kini sedang menatapku heran.

"Waeirae? Kau terlihat seperti habis melihat hantu saja," ucap ibuku. (Ada apa?)

Kulihat ibu yang saat ini sedang menyiapkan sarapan dimeja makan.

Tanpa berbasa-basi, aku pun langsung menghampiri ibuku. Kutarik salah satu kursi, lalu aku segera duduk.

"Eomma!" Aku sedikit memukul meja makan. Kulihat ibu yang sedikit terkejut. "Semalam. Ceritakan padaku apa yang terjadi."

Kulihat perubahan ekspresi ibu yang kini terlihat sama hebohnya denganku. "Ahh, benar. Pria semalam, dia orang yang ada di poster kamarmu, kan? Bagaimana bisa kau bertemu dengannya?"

Tidak kusangka, ibu justru lebih antusias dibandingkan denganku. Aku tersenyum kikuk, akan sedikit memalukan jika aku menceritakannya. Tapi akhirnya, aku tetap menceritakan kejadian semalam dengan sedetail-detailnya sampai selesai. Ibu bahkan sampai tertawa mendengarnya.

Begitu selesai ku bercerita, kulihat wajah ibuku yang kini sedang tersenyum aneh ke arahku. Sesekali ia menjawil lengan tanganku.

Aku menatap ibu heran. "Eomma. Kenapa eomma menatapku begitu?"

Ibu justru berdiri mengambil mangkuk, lalu meletakannya dihadapanku. Aku melihat isinya, dan ternyata ini adalah doenjang jjigae, lalu ibu duduk dihadapanku. Masih dengan ekspresi yang sama. (Sup Tahu)

Aku berusaha mengabaikannya, dan akhirnya aku pun memutuskan untuk makan sup kesukaanku ini.

Tapi tiba-tiba ibu berkata, "Ibu yakin, kau pasti mencari kesempatan dengan cara berpura-pura tertidur semalam."

Heol.

Baru saja suapan pertama yang masuk ke dalam mulutku, aku justru langsung dibuat tersedak oleh perkataan ibu.

Aku segera meraih gelas dihadapanku, lalu menegak isinya begitu saja. Aku menatap tidak percaya kearahnya. "Eomma. Apa yang eomma bicarakan?"

Sedangkan ibu justru berjalan meninggalkanku sendiri sambil tertawa terbahak-bahak.

Aku menatapnya yang berjalan menuju kamar Ga Eun, lalu beberapa menit kemudian ibu kembali bersama adikku yang masih terlihat mengantuk.

Lalu kami sarapan bersama.

Aku sangat bersyukur, kehidupanku kini lebih bahagia dibandingkan sebelumnya. Tapi, yang membuatku penasaran adalah; dimana ayahku?

Magic ShopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang