with you 22 ▶

214 46 0
                                    

Happy reading guys.!!

Sahabat yang baik bukan dia yang berusaha menjauhkan mu dari orang lain,

Tapi sahabt yang baik dia yg selalu membawa ke hal yg positif tnpa harus menyakiti org lain.

*****

Mereka tidak pernah jauh dari Al. Mereka datang untuk memberikan semangat
pada Al. Bahkan tidak sedetikpun Al merasa kehilangan dari mereka. tidak
sedetikpun Al merasa kesepian. Mereka selalu ada di sisi Al Orang-orang yang Al sayangin. Selalu ada. Selalu memberikan doa untuk Al Kekuatan dari doa mereka membuat Al terus bersemangat menghadapi proses kemotrapi kedua.

"Sayang, papa tau ini berat banget buat kamu. Tapi kita harus ngelakuin kemoterapi yang kedua. Insyallah kamu bisa sembuh." ujar pak Marko.

"Iya sayang, kita semua sayang sama kamu. Kita pengen kamu sembuh. Gak ada yang mau kayak gini, tapi ini cobaan dari Allah. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berdoa." jelas bu Karin.

"Gimana pun kamu, kamu itu tetap jantung hati papa yang paling cantik." pak Marko tersenyum.

"Makasih ya pa, ma. Al akan kuat menjalani ini semua demi papa dan mama.

Mereka berpelukan hangat, rasanya pelukan itu tak pernah berubah sedari ia kecil hingga saat ini. Hanya saja yang berubah saat ini adalah kondisinya yang setiap detik selalu mengancam.

Al begitu takut menghadapi kemoterapi yang kedua, karena sebelumnya ia sudah merasakan sakitnya melakukan itu semua. Tapi sekarang dia sudah berjanji akan tetap kuat demi orang-orang yang mencintainya. Hingga Al menjadi kuat dalam menghadapi cobaanya.

Al mulai tertidur ketika proses kemotrapi itu berlangsung. Kepala Al rasanya sakit sekali dan mau pecah. Bahkan Al merintih kesakitan. Al telah pasrahkan semuanya pada Tuhan. Berharap seteleh proses
ini semua kembali seperti semula. Ketika jarum itu mulai menusuk bagian
lengan kanan Al seketika ia menjerit kesakitan, meskipun Al dalam keadaan terbius. Namun bisa kurasakan dengan keras dingin yang luar biasa dan membuat tubuh Al berguncang
menahan rasa itu. Tangan bergemetar. Tubuh Al bergerak tak kuasa menahan rasa panas itu. Rasa panas itu terbawa hingga Al tersadar kemudian. Hal pertama yang Al lakukan ketika Al tersadar adalah mengatakan rasa panas itu. Al seperti merasa ada bola api yang berada diatas kepalanya.

Al mulai merasa senang karena kemotrapi itu telah berakhir dan tubuh Al mulai kembali menjadi normal. Namun tidak pada hasil ronsen setelah kemotrapi tersebut. Kanker itu tetap ada dalam tubuh Al. Kanker itu
mulai anti terhadap zat kimia. Kanker itu memang mengecil. Namun kanker
itu akan kembali membesar. Dan hal yang harus di lakukan selanjutnya adalah melakukan proses laser.
Proses laser itu juga tidak sebentar. Nyaris di la lakukan lebih dari 20 kali banyaknya. Namun tetap saja tidak berhasil. Kanker itu tetap ada. Dokter mulai putus asa untuk kanker itu. Dengan wajah sedih beliau mengaku menyerah. Dan hal itu iya katakan di hadapan kita semua termasuk Al.

"Al saya minta maaf, saya sudah berusaha sebisa saya. Tapi saya tetap tidak bisa meleyapkan kanker itu."

Ucapan dokter itu membuat tubuh Al down seketika, yang ada dalam di pikirannya hanya pasrah pada Tuhan atas apa yang di alami nya saat ini.

"Pak Marko sekali lagi saya minta maaf yang sebesar-besarnya, saya menyerah." dengan wajah yang murung dan lesu. Kemudian dokter itu pergi.

Betapa hancur hati papa, mama dan semua orang-orang yang Al sayangi mendengar ucapan dokter itu. Begitu juga dengan Al ia sudah berputus asa dengan hidupnya.?

*****

Dalam keadaan Al yang seperti ini rasanya cinta itu telah mulai hilang untuk Bima.
Rasanya ia tidak layak untuk mendapatkan cinta yang begitu besar dari Bima. Ia merasa sangat egois tetap mempertahankan hubungannya bersama Bima meskipun Bima sampai detik ini terus berada di sampingnya. Bima selalu berharap untuk Al agar cepat sembuh, setiap waktu ia selalu menemani Al.

Bima yang memberikan Al semangat untuk terus
hidup dalam optimis dan bahagia.

Bima mengetuk pintu kamar Al, mama hanya mengantarnya di depan pintu kamar dan membiarkan Bima masuk sedangkan Al terbaring di
ranjang di balutin selimut hangat. Bima tersenyum pada Al sembari memberikan seikat bunga, tanda cinta nya yang pernah hilang untuk Al. Bima duduk di samping ranjang Al.

"Gimana keadaan kamu?" tanya Bima.

"Alhamdulilah udah baikan. Maaf ya aku udah ngerepotin kamu selama ini." ujar Al.

"Gak papa kok, aku seneng bisa ketemu sama kamu. Sampai kapan pun akan terus selalu ada buat kamu."

"Makasih Bim. Tapi kayaknya aku gak pantas buat kamu, aku cuma cewek yang penyakitan yang selalu bikin kamu malu."

Bima menggenggam tangan Al, ia menatap Al dengan sejuta cinta yang begitu besar. "Sampai kapan pun, aku akan tetap cinta sama kamu, aku tetap setia sama kamu. Kamu adalah alasan aku untuk bahagia."

"Makasih karena kamu selalu setia nemenin aku, selalu ada buat aku. Aku gak tau, harus apa membalas semua kebaikan kamu sama aku."

"Di setiap hubungan gak ada balas budi. Buat aku, disaat aku bisa ngeliat kamu bahagia itu jauh lebih dari cukup." Bima mencium kening Al dengan penuh cinta dan perhatian yang lebih untuk Al.

"Kamu bisa tinggalin aku, kamu bisa cari orang yang lebih baik dari aku. Mungkin kelak Aku akan pergi tanpa merasakan suatu kehilangan, saat nafasku terhenti untuk mengingat semuanya. Aku gak mau kamu merasa kehilangan dan tidak akan terbawa dalam kesedihan abadi saat aku udah gak ada. Aku pengen kamu tetap bahagia, kamu jalani kehidupan kamu tanpa aku, kamu denger sendiri apa kata dokter, gak ada harapan buat aku untuk tetap hidup." ucapan Al yang begitu dalam sembari menangis membuat Bima mengeratkan pelukan. Ia tak ingin kehilangan Al, ia begitu mencintai Al.

Bima keluar dari kamar Al. Ia begitu kecewa dengan ucapan Al yang menyuruhnya pergi dari kehidupan Al. Bima terus menangis dibalik pintu kamar Al yang sudah dikunci oleh Al.

"Aku sayang banget sama kamu Al, aku bakal ngelakuin apapun itu tapi jangan pernah minta buat aku jauhin kamu. Aku gak kan bisa tanpa kamu Al." kemudian Bima melangkah kan kakinya, ia berpamitan kepada kedua orang tua Al.

Kedua orang tua Al memandang Bima, mereka bingung apa yang terjadi di dalam kamar anaknya. Kenapa membuat Bima begitu menangis tanpa hentinya. Kesedihan di matanya sangat terlihat.

Kemudian Bima keluar, ia bergegas masuk kemobil dan melaju mobil nya dengan kecepatan di atas rata-rata. Saat itu emosi yang sangat melanda di kepalanya, ia terbayang ucapan Al.

*****

Happy reading.

Maaf kalo ceritanya berantakan.

Irreplaceable ( Sudah Terbit )Место, где живут истории. Откройте их для себя