With you 11 ▶

322 86 7
                                    

Happy Reading guys..!!

******

Pagi yang begitu cerah, namun tak secerah hati Bima.

Hari itu dia kembali menghampiri Al. Saat itu ia tak sendiri namun ditemani kedua orang tuanya yang ikut membesuk.

Tidak lupa dengan seikat bunga cantik kesukaan Al, selalu Bima bawa. Al hanya sendiri di kamar itu karena orang tuanya sedang dipanggil oleh dokter.

"Jantung hati aku, ini aku bawain bunga buat kamu. Kamu bangun dong, ntar siapa yang akan nerima bunga-bunga cantik ini kalo bukan kamu." ucap Bima dengan tenang, dan menghibur dirinya sendiri.

Pak Rano dan istrinya menatap Al dengan penuh kasihan dan prihatin. Sesekali ia memandang Bima, begitu besar pengorbanan Bima yang selalu berada di samping Al.

"Bim, kamu yang sabar ya sayang. Mama yakin, kalo Al pasti kuat. Al pasti bahagia karena kamu selalu nemenin dia disaat-disaat seperti ini." ucap Mama Bima memegang pundak Bima, ia menenangkan Bima agar tidak berlarut dalam kesedihan.

"Iya Bim. Kamu harus percaya sama Allah. Insyallah atas izin Allah Al pasti akan baik-baik aja.

Ya pengobatan yang Al jalani adalah hanya untuk menahan tubuh Al, bukan untuk mengobati.

Saat ini dokter sedang berusaha mencari solusi untuk penyakit yang diderita Al.

Bima memejamkan mata sembari mencium tangan Al.

Tiiiitt...Tiiitttt

Terdengar suara dari monitor membuat Bima dan kedua nya terlonjak kaget.

Ya jika suara itu terdengar, itu artinya pasien mengalami drop dan kondisi nya semakin menurun.

Bima bangkit sembari panik saat mendengar suara itu.

"GAAAKKK..!!! Ini gak mungkin." ucap pelan sembari memegang kepala menggunakan kedua tangannya, saat itu ia seperti orang Gila.

Ia bergegas keluar memanggil dokter namun tak ada respon, Bima mencari dokter setiap sudut ruangan, Alhasil membuat ia berteriak memanggil dokter sampai semua urat lehernya terlihat.

"Dokter, dokter..!!!" Teriak Bima yang begitu panik. Ia linglung tidak tau harus ngapain, sehingga membuat pasang mata tertuju kepada Bima. "Woii dokter mana? tolongin pacar saya, sekarang kondisi nya memburuk." teriakan lantang membuat semua orang menggeleng-geleng kepala.

Semua orang berbisik-bisik dan pandangannya ke arah Bima.

Bima tak peduli, apapun tanggapan orang tentangnya. Yang harus ia lakukan sekarang adalah kesembuhan Al.

Setelah 5 menit dokter muncul menghampiri Al. Bima langsung menarik pergelangan tangan dokter menuju ruang Icu.

Dokter bergegas mengeluarkan Stetoskop dan ditaruh ke dada Al. Dokter berusaha untuk merasakan detak jantung Al.

"Suster baru saja datang.

"Sebaiknya bapak dan ibu keluar dulu, mas juga." menunjukan ke arah Bima. "Kami akan tangani pasien.

Oramg tua Bima menarik pelan Bima untuk keluar.

Dengan nafas yang terengah-engah. "Gak bisa dokter, saya harus temani Al dokt." Bima terus menahan tubuhnya agar tidak keluar.

"Sayang, serahin semuanya sama dokter."

"Iya, sebaik kita nunggu Al di luar aja."

Pak Rano dan istrinya melangkah kaki nya keluar, sehingga membuat Bima ikut melamgkah.

Dokter dan Suster berusaha untuk memberi pertolongan untuk Al.

Bima hanya menatap dari kaca dinding ruangan.

"Al, aku tau kamu itu wanita ya kuat. Kamu harus tetap bertahan, aku disini selalu nungguin kamu. Aku di sini selalu ngejagain kamu. Aku janji sama kamu, setelah kamu sembuh, kamu boleh pukul aku,tampar aku bahkan klo kamu mau nyuekin aku gak papa, asalkan kamu bangun sayang. Aku kangen sama senyum kamu, aku kangen keceriaan kamu. Aku kangen semua tentang kamu. Kalo boleh memilih, aku rela gantiin posisi kamu daripada aku harus liat kamu kayak gini." ungkapan hati Bima yang menusuk dan menyentuh membuat air matanya jatuh. Ia terus menghapus ingua yang keluar dari hidungnya sembari menatap Al dari kejauhan.

Hanya kepedihan yang ia rasakan sekarang, ia tak bisa melakukan apa-apa untuk Al.

Setelah setengah jam pak Marko dan Bu Karin datang.

"Gimana keadaan Al Bim?" tanya bu Karin yang menghampiri Bima.

Bima menoleh ke kekiri.
"Keadaan Al tiba-tiba drop lagi tan. Sekarang lagi di tangani sama dokter." Bima kembali memandang ke arah kaca, ia memperhatikan dokter yang sedang berusaha menangani Al.

Pak Marko hanya terdiam menatap keadaan Al. Ia berusaha menguatkan dirinya agar tidak menangis.

"Maafin papa sayang, papa gak bisa nemenin kamu didalam sana. Tapi papa ingin kamu sembuh, papa ingin melakukan yang terbaik buat kamu sayang." Ungkapan hati seorang papa saat melihat putri kesayangan nya sedang berjuang antara hidup dan mati.

pak Marko menghampiri bu Karin, kemudian ia langsung memeluk.

Saat itu semua orang begitu khawatir terhadap kondisi Al.

Setelah satu jam penanganan, Dokter dan suster keluar.

Membuat semua orang beranjak mendekati dokter.

"Gimana keadaan Anak saya dok?" tanya bu Karin khawatir.

"Alhamdulilah, keadaan sudah stabil. Tadi sempat detak jantungnya melemah, tap alhamdulilah sudah normal. Insyallah sebentar Al sadar.

Semua orang bernafas lega. Sepertinya kekhawatiran terhadap Al sudah bisa membuat mereka legas, ucapan dokter membuat Bima bergegas ingin masuk ke dalam, tapi badanmya di tahan oleh Dokter.

"Sebaiknya biarkan Al beristirahat, jangan ada yang masuk. Nanti kalo Al sudah siuman baru di bolehkan masuk, tapi hanya untuk satu orang saja."

"Tapi dok, saya pengen memastikan kalo Al baik-baik aja." ucap Bima yang begitu berat.

*****

Sebuah rumah yang tidak terlalu besar, tempat dimana Lala tinggal bersama orang tua nya sebelum Al pergi meninggalkan rumah.

Terlihat seorang ibu-ibu yang sedang menyiram bunga di depan rumahnya, tiba-tiba ia di samperin oleh seorang bapak yang baru keluar dari dalam.

Bapak itu menyodorkan ponselnya kepada ibu itu.

Seketika mood Ibu berubah drastis saat ia melihat ke layar ponsel bapak itu.

Ya mereka adalah orang tua dari Lala. Pak Amar dan bu Sari

Tanpa pikir panjang, bu Sari mematikan keran sembari membuang pipa bergegas masuk, sedangkan pak Amar mengeluarkan mobilnya serta menghidupkan mesin mobil.

Setelah 5 menit bu Sari keluar sembari menutup pintu rumahnya, dan masuk kemobil.

Mobil itu melaju cukup cepat.

******

Happy Reading guys..!!
Klo bnyk penulisan yang salah.

Irreplaceable ( Sudah Terbit )Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt