BAGIAN XXXXIX: "I LOVE YOU"

ابدأ من البداية
                                    

"Oke...", sahut Rudy. "I miss you..." Rudy berharap Wanda membalas dengan kalimat yang sama.

"Wan... I miss you...", ulang Rudy. Dengan suara berat, Wanda menjawab, "Ya, ya, ya! Miss you too! Langsung pulang, ya!"

"Wan..." Rudy masih bersikeras, "I miss you!"

"Bawel banget sih, lo! Kan udah di jawab, tadi!!!", bentak Wanda. Rudy melengos panjang mendengar itu. "Wan... kamu bikin hati saya pegel banget, sih... Bukan kamu aja yang pegel-pegel terus... kamu... kangen gak sih, sama saya?", tanya Rudy lagi.

"ng... ya iyalah... kita kan biasa ngobrol bareng...", sahut Wanda acuh tak acuh.

"Bukan yang biasa, yang saya tanya, Wan... apa kamu... kangen saya, selayaknya laki-laki... dengan perempuan?" Jantung Rudy berdebar keras, menunggu jawaban Wanda.

"Rud... gue cuma gak mau elo kenapa-napa kayak Werdi... lo bisa paham gak, siiiiih??? Plisss... gue cape nih, Rud... abis dari empat tempat seharian. Dan gak mau mimpi buruk denger lo pagi-pagi, udah kenapa-napa... bisa ngerti gak sih, Ruuud? Ngerti gak???"

"Wan... kamu sayang gak sih, sama saya?"

"Hah? Sayang?" Wanda terdengar terkejut. "Ya,,, gue sayang lah..."

"Seperti lo sayang Jerry?"

"Iya..."

Mendengar itu, Rudy pun bernafas lega. Jadi yang kedua pun, gak apa-apa, batinnya. "Kalo sama Werdi, apa sama juga,,, rasa sayang lo itu?"

"Iya...", sahut Wanda lugu. "Tapi... Werdi udah gak ada, Rud... Udah pergi selamanya..." Wanda mulai terdengar sedih.

"ng... lo sayang semuanya? Penyayang, gitu???", Rudy mulai terdengar kesal. Oke, gak apa-apaaaa... gue jadi yang ketigaaaa..., batin rudy lagi.

"Duh, Rud... gue pusing jawab beginian, nih!", sahut Wanda juga ikutan kesal, "Lebih susah dari pe'er fisika jaman sekola'an!!!

"Enggak susah. Ini gampang... kamu sayang sama saya, gak?"

"Iya! Gue sayang!"

"Sayang yang bener?!!!"

"Iya! Gue sayang bener!!!"

"Maksud saya,,, sayang seperti... seperti... pacar!"

"Hah?" Wanda terdengar hampir semaput. "Rud... itu beda... duh, gimana gue jelasinnya, ya... gue kan... lo kan tau... gue kan..."

"Tapi tadi siang... apa kamu gak ngerasa'in sesuatu?"

"Iya... gue ngerasa sedih...", sahut wanda semakin terlarut dalam kedukaannya,,, atas meninggalnya Werdi.

"Sedih??? Bukan... cinta?" Rudy terdengar terperangah.

"Hah?!!!" Suara Wanda mendadak menggelegar. "Cinta??? Huaaahahahahahahahaaaa... umur lo berapa, Rud??? Gue nih, cocok jadi kakak lo atau bestfren lo, gituh!!! Ahahahahahahaha..." Wanda tertawa tergelak dengan geli. Tapi Rudy diam seribu bahasa.

"Umur saya udah cukup untuk ngerti apa itu cinta, Wan!", sahut Rudy dengan gigi bergemeletuk.

"Rud! Ini kan cuma cinta monyet! Lo kan rada telat! Belom pernah pacaran kan? Udah, deh... lama-lama, cinta monyet lo juga pudar. Denger, ya... soal kerjaan,,, elo lebih ahli. Soal pacaran,,, gue lebih ahli! Gue juga dulu gitu! Sepuluh kali gue ngerasa'in cinta monyet! Bubar semua! akhirnya cinta yang kesebelaslah,,, soulmate gue... itu si Jerry... Paham gak sih, looooo? Pegel deh iiiih... cumi banget, lo... lugu... norak..." Wanda terdengar geli sendiri.

"Terus,,, Werdi? Salah satu cinta monyet kamu juga, Wan?"

Wanda terdiam. Ia langsung mematikan telepon genggamnya.

MENIKAH DENGAN INTEGRITASحيث تعيش القصص. اكتشف الآن