Chapter 8

10.4K 1.5K 32
                                    

4 years later...
.
.
.

"Sudah tidak apa-apa," ucap Renjun sembari tersenyum manis pada seorang gadis kecil yang duduk dengan mata basah di depannya.

Gadis itu tampak masih sesenggukan, bahkan setelah luka di lututnya hilang berkat bantuan Renjun.

"Ayo, biar kakak bantu carikan mamamu."

Dengan lembut Renjun menarik tangan kecil itu dan mulai melangkah menuju ramainya jalanan kota. Sekadar informasi, hari ini untuk pertama kalinya ia berhasil menggunakan sihir teleportasi berkat bantuan semua buku di istana amethyst. Jadi disinilah dirinya sekarang, di jalanan kota di wilayah kerajaannya sendiri yang bahkan ia tak begitu kenal. Bertemu dengan seorang gadis kecil yang menangis dengan lutut terluka adalah bonus, dimana akhirnya ia bisa berinteraksi kembali dengan anak kecil setelah selama dua tahun ini hanya berada didalam istana.

Jadi merindukan adik-adikku di panti asuhan.

Tentu saja Renjun tak lupa dengan kehidupan lamanya, bahkan ia masih harus mencari cara bagaimana keluar dari dunia yang baginya sendiri masih penuh dengan misteri.

Jalanan begitu sesak, sebisa mungkin Renjun melindungi anak itu agar tak tertabrak atau terinjak orang-orang dewasa. Tubuh Renjun sendiri sebenarnya tak lebih besar dari para orang dewasa itu meskipun dua tahun telah berlalu. Hanya wajahnya yang tampak sedikit dewasa, tingginya hanya bertambah beberapa centimeter saja.

Tapi sekali lagi ia akui, gadis ini benar-benar tumbuh dengan cantik. Dan sepertinya pun ia mulai terbiasa dengan kehidupan seperti ini. Mulai dari tata krama kerajaan hingga tulisan di tempat ini, semuanya ia kuasai dengan sempurna.

"Beruntung aku memakai gaun yang benar-benar simpel," gumam Renjun saat tubuhnya beberapa kali ditabrak orang yang berlalu-lalang sibuk.

"Itu mama!"

Renjun menunduk dan mendapati gadis yang tangannya ia genggam itu menunjuk kearah seorang wanita yang tampak seperti ingin menangis bertanya pada seorang penjaga. Dengan segera ia melangkah mendekat kearah wanita tersebut.

"Mama!"

Wanita itu berbalik dan langsung berhambur memeluk putrinya.

"Mama, kakak cantik ini yang mengantarkan tadi."

Anak itu menunjuk keatas, namun ia tak mendapati ada Renjun disana. Bibirnya mengerucut lucu saat ternyata orang yang ia maksud tak lagi ada di sampingnya.

"Syukurlah, kalau begitu nanti kita berterimakasih pada kakak cantiknya ya."

Sementara itu Renjun menghembuskan napas lega dibalik dinding bangunan terdekat, ia kembali memakai syal yang ia gunakan sebagai penutup kepala agar tak ada orang yang mengenalinya lagi. "Untung saja tepat waktu."

"Hei, apa yang dilakukan seorang tuan putri di tempat seperti ini?"

"Wah!"

Renjun memekik kaget bahkan hampir terjatuh kebelakang karena kedatangan tiba-tiba dari pemuda berpakaian serba hitam disampingnya itu. Manik sewarna emerald milik pemuda itu menatap Renjun tajam seolah-olah ingin mengulitinya.

I'm A Princess/Noren (End) ✔Where stories live. Discover now