Chapter 12

10.4K 1.4K 206
                                    

(Disarankan pake background putih ^^)

Sedikit demi sedikit Renjun membuka kelopak matanya, rasa kering di tenggorokannya memaksa ia untuk terbangun. Ia sedikit melenguh saat tubuhnya sedikit terasa berat seperti tertimpa sesuatu.

Jika dilihat sekilas, sepertinya ia terbangun tengah malam. Dibalik tirai, langit sepertinya masih gelap. Kemudian untuk beberapa saat ia hanya mengerjapkan mata tanpa bergerak sedikitpun.

Ah... Sepertinya ini bukan kamarku. Apa aku terkena kutukan? Badanku rasanya berat sekali.

Baru saja Renjun ingin bergerak turun untuk mencari air, pergerakan di belakang punggungnya membuat kesadarannya menjadi benar-benar seratus persen.

Ia hampir berteriak jika saja ia tak ingat siapa orang yang berada dibelakang punggungnya itu.

Masih dengan rasa terkejutnya, Renjun menurunkan pandangan dan menatap sebuah tangan telah melingkar manis di pinggangnya. Ia pun kini dapat merasakan hembusan napas di belakang lehernya.

Jadi orang ini benar-benar serius tidur disini.

Ia pun baru menyadari jika dirinya kini telah memakai gaun tidurnya kembali.

Memalukan. Pikir Renjun dengan wajah memerah.

Ah tapi aku benar-benar haus, bagaimana ini?

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Ah tapi aku benar-benar haus, bagaimana ini?

Hembusan napas keluar dari bibir Renjun, dengan sangat perlahan ia mencoba melepaskan diri dari pelukan Jeno. Tapi baru saja ia mengangkat sedikit tangan itu dari tubuhnya, sipemilik malah semakin mempererat pelukannya.

Rasanya saat ini Renjun dihadapkan pada dua pilihan untuk mati, pertama mati karena haus dan kedua mati dipenggal karena mengganggu tidur sang kaisar.

Aku pilih opsi kedua.

Dengan gerakan cepat Renjun melepaskan diri dari tangan Jeno, bahkan kini kakinya telah menapak pada karpet tebal dibawah tempat tidur. Renjun mengusap dadanya lega karena pada akhirnya ia dapat terbebas tanpa membangunkan Jeno, kemudian sembari merapikan sedikit rambutnya ia melangkah menuju salah satu meja dimana seingatnya seorang pelayan sempat meninggalkan air minum disana.

Ia termenung untuk beberapa saat setelah akhirnya tenggorokannya dialiri oleh dinginnya air. Matanya menerawang kearah langit malam dibalik kaca dan juga tirai yang sedikit bergoyang tertiup angin yang datang dari celah jendela yang sedikit terbuka.

Perlahan kakinya melangkah mendekat pada jendela, tangannya menyibak tirai putih transparan itu dan menutup rapat jendela yang sedikit terbuka tadi.

"Bagaimana bisa kediaman seorang kaisar keamanannya seperti ini," gumam Renjun tanpa sadar sementara tangannya masih sibuk mengunci jendela yang tampaknya juga dilapisi oleh sihir pengaman tersebut.

I'm A Princess/Noren (End) ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora