Chapter 36

2.6K 442 17
                                    

Berbekal dengan zirah kulit ringan, tudung kepala, penutup wajah dan sebilah pedang yang terbuat dari separuh jiwanya sendiri, Renjun mengendap di depan gerbang ibukota yang akan menuntunnya ke kerajaan utama Scheelite. Dibalik reruntuhan benteng yang cukup tinggi, dirinya dan juga Mark menyembunyikan diri.

"Harusnya kereta persediaan sebentar lagi tiba. Jaemin memberitahuku kalau kita bisa menyelinap masuk lewat sana, bagaimana?"

Renjun mengangguk. "Tidak masalah. Tapi bagaimana dengan penjaganya? Sepertinya mereka memeriksa semua yang masuk dengan ketat. Bagaimana jika---"

"Jangan khawatir tentang hal sepele begitu. Kau lupa sedang bersama siapa? Naga paling hebat di sepenjuru benua," Ucap Mark dengan nada bangga.

"Bagaimana dengan lady Azurite dan yang lainnya?"

Mark membuka sebuah kompas yang tertaut dengan pakaiannya. "Hampir berhasil masuk, mereka punya jalur sendiri karena tujuan kita berbeda. Berdo'a saja mereka bisa melumpuhkan orang tua kolot itu, " Ucapnya dengan penuh nada tak suka yang dibalas Renjun dengan anggukan.

"Haruskah kita gantung kepalanya di tembok timur? Biarkan disana untuk santapan burung, itupun kalau ada yang mau," Ucap Mark lagi, yang kali ini dibalas Renjun dengan sebuah pukulan yang cukup keras di lengan atasnya.

"Anak-anakku butuh lingkungan yang bagus untuk tumbuh," Balas Renjun.

"Selamat siang tuan-tuan, apa anda berminat membeli buah persik?"

Interupsi itu membuat keduanya menoleh, mendapati seorang remaja yang tersenyum ramah.

"Venturine?" Ucap Renjun dengan sedikit tak percaya.

Venturine membungkuk kecil. "Hormat yang mulia," Sapanya.

"Ah, pesanannya sudah datang, " Ucapnya lagi sembari menunjuk ke arah kereta kuda tak jauh dari tempat itu. "Sebaiknya bergegas selagi temanku mengalihkan perhatian penjaganya.

Renjun dan juga Mark mengangguk bersamaan. Setelahnya, mereka berdua melangkah cepat mengikuti Venturine menuju kereta kuda tersebut. Sesampainya disana, Venturine dengan cekatan membuka kayu yang menjadi tempat duduk. Dibawahnya, terdapat sebuah kotak yang cukup besar, namun tak cukup lebar untuk menampung dua orang.

"Jadi---"

"Oh tidak masalah, aku bisa berubah wujud," Ujar Mark. Setelah mengucapkannya, tanpa basa-basi Mark mengubah wujudnya menjadi seekor naga kecil, persis seperti Jisung dahulu. "Jika kau tak keberatan?" Ucapnya sembari terbang mendekat kepada Renjun.

Renjun menyimpan pedangnya terlebih dahulu. "Tentu saja tidak," Ucapnya yang kemudian mendekap Mark sebelum masuk ke dalam kotak tersebut.

"Sebelumnya maafkan saya yang mulia jika sedikit tidak nyaman," Ucap Venturine sebelum menutup kotak tersebut dengan kayu yang menjadi tempat duduk kereta tersebut.

"Aku akan sangat berterima kasih jika kita berhasil masuk ke ibukota," Ucap Renjun setelahnya.

Tak lama setelahnya, terdengar derap kaki yang datang dari arah gerbang, diikuti dengan percakapan tentang roda kereta rusak yang butuh perbaikan hingga akhirnya orang yang datang ---yang Renjun asumsikan adalah penjaga gerbang--- kembali untuk memanggilkan seseorang yang dapat membantu memperbaiki rodanya.

Butuh waktu sekitar 15 menit sampai roda yang sebenarnya sengaja dirusak itu hingga akhirnya bisa berjalan kembali. Jalanan berbatu membuat kereta berguncang hebat. Sepanjang perjalanan menuju gerbang, Renjun menutup matanya berharap guncangan itu tak membuat kepalanya sakit.

"Hampir sampai, tolong jangan membuat suara sedikitpun," Bisik Venturine. Setelahnya ia terdengar berbicara dengan petugas yang menjaga gerbang kota.

Renjun dapat merasakan kereta kuda tersebut sedikit bergoyang saat beberapa petugas mulai membuka peti-peti di belakang.

I'm A Princess/Noren (End) ✔Where stories live. Discover now