Chapter 31

4.5K 734 28
                                    

Dari balik jeruji besar tempatnya dikurung, Azurite mendengarkan langkah kaki yang mendekat. Energi yang ia rasakan dari seseorang yang mendekat itu membuatnya mengangkat kepala.

"Lady---"

"Lucas sudah kukatakan kepadamu harusnya kau tetap di Herkimer."

Azurite menatap kegelapan di depannya. Mustahil ia bisa menatap wajah lelaki di depannya itu, akan tetapi dalam kehampaan yang menyelubungi keduanya ia bisa mendengarkan Lucas yang mengeratkan rahang dan genggamannya.

Azurite tersenyum pahit. Ia menunduk, merasakan pergelangan tangan dan kakinya yang telah mati rasa akibat belitan rantai. "Jangan datang lagi untuk kedepannya. Lucas apa kau ingat? Aku yang menyegelmu sampai membuat Herkimer menderita."

"Tapi bukan anda--- tapi anda tidak membunuh saya dan membiarkan saya tak sadarkan diri ditempat itu," Ucap Lucas sembari menunduk dalam. "Saya datang untuk memberitahu Lady. Racun yang diberikan oleh Duke Richard tidak sepenuhnya berhasil, dan kedua anak yang mulia berhasil lahir dengan selamat."

Senyum kecil nan lega terlukis diwajah cekung Azurite. "Syukurlah. Yang mulia Renjun sudah banyak menderita karena aku," Gumam Azurite.

"Lady anda tidak---"

"Lucas," Azurite memotong. Gadis itu menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, gemerincing rantai menggema saat ia mencoba menggerakkan kedua tangannya. "Sedikit demi sedikit aku bisa mengendalikan tubuhku sendiri, itu artinya ayahku perlahan menarik sihirnya dariku."

Lucas terdiam, membiarkan Azurite yang seperti kesulitan mengambil napas melanjutkan ucapannya.

"Dihari penobatan, ayahku akan memulai pemberontakan. Aku tak tau apa rencananya, tapi sampai pada saat itu tolong awasi semua gerak gerik ayahku."

Lucas mengangguk, meskipun ia tau jika sang Lady tak dapat melihatnya. "Saya mengerti Lady." Dan setelahnya Lucas berbalik untuk pergi, namun sebelum benar-benar melangkah pergi ia menghentikan langkahnya dan berkata. "Maaf Lady, akan tetapi saya tidak dapat berjanji untuk yang pertama. Saya akan datang lagi dan membebaskan anda dari tempat ini."

___________

"Yang mulia."

Panggilan Jisung membuat Jeno mengalihkan pandangannya dari kedua anaknya yang tengah tertidur pulas di dalam sangkar sihir keemasan yang dibuat oleh Mark.

"Ada apa?"

Jisung menyerahkan segulung perkamen kepada Jeno. "Sesuai dengan laporan Lucas sebelum ini, banyak orang yang keluar masuk di kediaman para bangsawan termasuk di kediaman Richard. Kebanyakan dari mereka bukan berasal dari Herkimer, tetapi para bangsawan itu membuatnya seolah-olah mereka merekrut pekerja baru."

Kedua manik Jeno membaca tulisan demi tulisan diatas perkamen itu dengan seksama. "Mereka prajurit bayaran," Ucap Jeno.

"Benar yang mulia."

Jeno menggulung kembali perkamen tersebut dan melemparkannya ke perapian. "Tetap awasi mereka. Dan jika ada pergerakan yang mencurigakan, laporkan padaku segera."

Jisung mengangguk. "Baik yang mulia." Dan setelahnya pemuda itu menghilang kembali, menyisakan sedikit asap dari tempatnya berdiri.

"Jeno?"

Panggilan dari Renjun mengalihkan atensi Jeno dari anak-anaknya. Ia tersenyum kecil saat Renjun melangkah masuk dengan beberapa orang pelayan yang membantunya. Dengan sigap Jeno menarik sebuah kursi dan membantu Renjun untuk duduk disana.

"Apa ada yang tidak beres? Sepertinya aku mendengar suara Jisung tadi," Ucap Renjun.

Jeno mendekatkan wajahnya pada Renjun dan mengecup pucuk kepala Renjun sekilas. "Tidak ada apa-apa, hanya masalah negara seperti biasa. Ngomong-ngomong apa kau benar-benar tidak apa-apa berjalan kemari setiap hari? Meskipun sudah tiga minggu, aku tetap khawatir."

I'm A Princess/Noren (End) ✔Where stories live. Discover now