Chapter 27

5.4K 949 109
                                    

"Pokoknya jangan pernah berhubungan dengan gadis itu," Ucap Mark untuk yang kedua kalinya tepat setelah beberapa pelayan meletakkan dua cangkir teh dan juga beberapa kudapan di hadapan mereka dan pergi.

"Kenapa kau berusaha keras melarangku dekat dengan lady Azurite? Bukannya aku akan selingkuh dengannya dengan penampilan seperti ini," Balas Renjun dengan sedikit candaan. Namun melihat Mark yang masih mempertahankan wajah seriusnya, seketika Renjun menjadi canggung.

"Aku juga tak tau, tapi akan kuselidiki." Mark menurunkan tangannya yang sedari tadi menopang dagunya dan meraih sebuah biskuit lalu memakannya. "Hm? Aku juga tak yakin kau akan menaruh hati pada Lady Azurite pada kondisi ini. Rasanya kau malah jatuh hati pada Jeno."

"Kondisi apa? Jaga perkataanmu," Sela Renjun cepat, yang membuat Mark tertawa kecil melihat wajah memerah Renjun.

"Oh lihat, mereka juga sepertinya setuju, " Ujar Mark lagi. Kini selagi tangan kanannya memegang cangkir teh, tangan kirinya menunjuk ke sekeliling Renjun.

Renjun menggerakkan kepalanya mengikuti arah jari Mark bergerak dan mendapati para peri, yang belakangan ini baru ia ketahui adalah para spirit, tengah berterbangan disekitarnya, bergemerincing bahagia saat Renjun pada akhirnya menyadari eksistensi mereka.

"Ah! Apa yang kalian lakukan disini? Hey bukannya tempat ini jauh dari taman tempat kalian tinggal?" Ucap Renjun.

"Mereka itu spirit, tentunya bisa pindah kemanapun dengan mudah. Asal kau tau saja, mereka mengikutimu. Oh dan saat kau resmi menjadi permaisuri, kau juga bisa mengerti bahasa mereka."

Penjelasan dari Mark tersebut tentunya membuat Renjun kagum. Ia mengalihkan atensinya kembali kepada para spirit-spirit itu, tertawa kecil saat beberapa diantara mereka terbang mendekat padanya dan sesekali bermain dengan helaian rambutnya.

"Mereka sedang memberkatimu," Ucap Mark tiba-tiba.

Membuat Renjun yang awalnya hanya fokus pada makhluk-makhluk kecil disekelilingnya menoleh dan menampilkan raut penuh tanya. "Kenapa?"

Seringai kecil tampak di wajah Mark, ia kemudian menyesap tehnya yang hanya tinggal separuh dan menaikkan bahunya. "Nanti kau tau sendiri," Balasnya. Mark kemudian bangkit. "Mau menemui saudaraku sekarang?"

Dengan kepala yang masih dipenuhi segala pertanyaan, Renjun mengangguk karena memang inilah tujuan utamanya ke tempat ini. Mungkin nanti ia akan mendesak Mark untuk menjelaskan hal tersebut padanya.

____________

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

Renjun sedikit terlonjak kaget saat permukaan tangan dingin Jeno menyentuh pipinya. Ia mendongak dan mendapati Jeno yang berdiri sedikit membungkuk dibelakangnya, kini tengah memandangnya dengan seulas senyuman samar di wajah tegasnya. Tanpa sadar tangan Renjun terulur, menyentuh wajah Jeno dengan lembut dengan senyum manis terpatri di wajahnya.

"Selamat datang, yang mulia."

Alis Jeno bertaut, ia merendahkan tubuhnya untuk mendekatkan wajahnya dengan Renjun, kemudian mencuri sebuah kecupan di kening Renjun. "Apa ada hal bagus yang terjadi saat aku tak ada?" Ujarnya yang kemudian menegakkan tubuhnya lagi dan berjalan menuju kursi diseberang Renjun.

Manik Renjun mengikuti setiap gerakan Jeno, lalu setelah Jeno telah duduk dengan nyaman ia tersenyum dan mengangguk. "Aku mengunjungi Mark dan naga yang kita selamatkan di Herkimer. Setelah dia pulih, dia bilang bersedia untuk kembali ke Herkimer dan memulihkan Herkimer lagi."

Melihat Renjun yang menyampaikan hal tersebut dengan raut wajah berseri-seri, mau tak mau membuat Jeno juga ikut tersenyum. "Itu bagus. Saat Herkimer membaik, maukah kau ikut berkunjung denganku lagi?" Jeno menjeda perkataannya dan tersenyum sejenak hingga kedua matanya menyipit membentuk bulan sabit. "Mungkin saat kita berkunjung kembali, aku akan memperkenalkanmu sebagai permaisuri Scheelite yang baru."

I'm A Princess/Noren (End) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang