Chapter 2

17.3K 1.9K 133
                                    

Tenang Huang Renjun tenang, ini mimpi. Begitu aku bangun aku akan kembali ke dunia nyata.

"Ada apa ini?"

Kepala Renjun tergerak menoleh kearah jendela, mencari sumber suara lain yang sedikit mengejutkannya.

"Maaf atas kelancangan saya pangeran Hendery, tapi apa yang anda lakukan malam-malam diluar?"

Pemuda bersurai hitam pekat dalam balutan baju bak bangsawan itu tampak menghembuskan napas pelan, ia menghendikkan bahunya dan melangkah mendekat kearah tempat tidur.

"Hanya jalan-jalan karena tak bisa tidur, kemudian aku mendengar keributan dan berakhir kemari." Ia menghentikan ucapannya sejenak, matanya melirik kearah Renjun yang hanya diam seolah pikirannya tak lagi berada di tempat itu. "Kalian semua pergilah, biarkan aku yang mengurusnya."

Di detik selanjutnya para pelayan itu satu persatu keluar dari ruangan tersebut, meninggalkan Renjun dan juga pemuda yang disebutnya pangeran Hendery tersebut berdua.

"Nah jadi adikku yang manis..." Hendery menunduk untuk menatap Renjun yang hanya mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan pandangan polos.

"Apa yang membuatmu berteriak malam-malam begini!? Mengganggu orang tidur saja!"

Renjun mengaduh pelan saat pemuda tadi memukul kepalanya lumayan keras.

"Eh?"

"Apa?"

"Terasa sakit," ucap Renjun sembari mengusap pucuk kepalanya. "Berarti ini bukan mimpi!?" Pekiknya tertahan.

"Mengoceh apa sih anak ini. Tidur!" Ucap Hendery sembari mendorong dahi 'adik perempuannya' tersebut hingga ia terbaring kembali.

"Tu-tunggu dulu! Ini sebenarnya dimana? Oh! Dan maaf sebenarnya aku bukan adikmu."

Pemuda tampan yang tadinya sudah berbalik itu menghentikan langkahnya, menoleh kembali dan menatap adiknya dengan pandangan aneh.

"Hoi kepalamu terbentur sesuatu atau bagaimana? Tentu saja masih di kerajaan taaffeite." Hendery menghentikan ucapannya sejenak dan menguap. "Jangan membuat alasan aneh lagi hanya karena kau tak mau menerima perjodohan itu, karena sekeras apapun kau mencoba ayah pasti tak akan mengurungkan niatnya."

Renjun mengerjap beberapa kali tak mengerti, hingga akhirnya Hendery berdecak kecil dan mendorongnya agar berbaring kembali.

"Cepat tidur, aku akan kembali ke kamarku dan tidur juga."

Sedetik kemudian setelah mengucapkan hal itu, Hendery melompat keluar dari jendela, membuat jubah dari pakaian yang dikenakannya berkibar bersamaan dengan tirai jendela.

Renjun membelalak, kemudian melompat dari tempat tidur dan berlari menuju jendela tempat Hendery melompat tadi.

"He!? Dia ini kelelawar atau apa!? Ini kan sepuluh meter lebih!" Ucapnya shock.

_________________


Apa-apaan ini semua? Ternyata benar-benar bukan mimpi.

"Anda tampak sangat cantik hari ini tuan putri."

Renjun yakin seratus persen dengan jiwanya yang masih sama kata-kata tersebut bukanlah pujian baginya, pun dengan penampilan mewah bak seorang putri yang anggun--meskipun ia tak dapat menyangkal lagi kalau dirinya benar-benar berperan sebagai seorang gadis disini-- yang mana penampilan tersebut jauh dari apa yang diharapkannya.

Ta-tapi memang sangat cantik sih...

Ucap Renjun tanpa sadar didalam hati sembari menyentuh pipi halus tersebut, hingga akhirnya saat kesadarannya mulai kembali ia menggeleng keras dan segera menepis pikiran tersebut.

I'm A Princess/Noren (End) ✔Where stories live. Discover now