Part 16: Naruto's Hurt

Start from the beginning
                                        

"Ada apa?" Sasuke bertanya datar saat dirasa sudah lebih dari tiga menit mereka berdua duduk diam seperti orang idiot.

"Sakura-chan, Sasuke." Naruto menjawab dengan nada lirih. Kepalanya menunduk, menatap punggung kakinya sendiri dengan netra birunya.

"Aku--" Baru saja Sasuke akan membalas perkataan Naruto. Namun pemuda di depannya tersebut malah langsung memotongnya dengan cepat.

"Kecewa padanya."

Alis Sasuke menukik, seolah bingung dengan perkataan Naruto. Kecewa, apa maksudnya?

"Katakan saja." Sasuke berujar pelan dan tenang. Dirinya mulai memincingkan telinga mendengar setiap kata yang diucapkan dari bibir Naruto.

"Aku dengar dari Kakashi sensei dan Tsunade Baa-chan kalau Sakura terlibat. Awalnya aku tidak percaya. Tapi, aku menguping pembicaraan mereka. Kenapa Sakura?"

Naruto bercerita random dengan air mata yang mengalir tipis di kedua pipinya. Sementara Sasuke terdiam, mencoba meresapi setiap kalimat acak dari Naruto dengan otak pintarnya.

Satu kesimpulan ia dapatkan. Matanya langsung memejam dengan rahang mengeras. Kepalan tangan kanannya semakin kuat. Dan cakra yang menguar dari tubuhnya terlihat suram.

"Maaf." Naruto berujar pendek. Seakan dia yang bersalah. Seakan dirinya yang menyebabkan ini terjadi.

"Kenapa kau meminta maaf?" Sasuke bertanya dengan nada rendah dan seraknya.

Naruto terdiam. Dirinya juga tidak tahu kenapa meminta maaf. Hanya saja, hatinya terasa sakit saat tahu jika Sakura sudah bekerja sama dengan Shitenshounin untuk menculik Hinata.

Kenapa? Kata itu selalu berputar di otaknya sejak tadi malam.

Awalnya dia hanya akan mengajak senseinya untuk makan di kedai ramen. Namun siapa sangka jika dirinya malah tidak sengaja mengetahui rahasia besar sang Hokage.

"Aku tidak percaya ini."

"Maaf, Gondaime-sama. Sakura hanya terlalu ambisius mendapatkan Sasuke. Hingga peristiwa itu bisa terjadi. Saya benar-benar minta maaf."

"Jangan menyalahkan dirimu. Sakura disini yang bersalah, aku akan berbicara padanya besok pagi. Kau urus saja bocah Uchiha itu. Aku akan meminta ketua anbu menyelidiki tempat Shitenshounin berada. Shikamaru juga sudah aku perintahkan untuk mencari informasi tentang segel Genjutsu Ketsuryugan."

"Terimakasih banyak Gondaime-sama. Anda merepotkan diri hanya karena kelalaian saya."

"Sakura adalah murid ku. Aku yang akan bertanggung jawab."

Saat mengingat percakapan antar senseinya dengan mantan Hokage kelima tadi malam, membuat hatinya sakit. Terasa seperti ditusuk dan...diremas.

Naruto pikir selama ini Sakura hanya masih belum bisa melupakan Sasuke sang cinta pertama. Alhasil, dia membiarkan Sakura berbuat sesuka hati asal masih mengerti batas.

Namun, kebodohannya itulah yang sekarang membuat semuanya semakin runyam.

Shino, Chouji, dan Hinata yang dimanfaatkan. Sasuke yang terlihat sedih setelah insiden penculikan Hinata. Desa Konoha yang hampir hancur. Dan Sakura yang--

Bahkan Naruto sudah tidak dapat berkata lagi. Tidak ada kata yang cocok untuk mendeskripsikan seorang Haruno Sakura sekarang. Entah jahat, kasihan, licik, atau apapun itu.

"Sasuke, apakah pernah kau menaruh sedikit rasa suka pada Sakura-chan?" Bukannya menjawab pertanyaan Sasuke. Naruto malah balik memberikan pertanyaan.

"Tidak!" Sasuke menjawab dengan tegas. Masa kecilnya ia habiskan dengan dendam yang membara. Sedangkan masa remajanya ia habiskan dengan berlatih agar menjadi kuat. Lalu sekarang, masa dewasanya akan ia habiskan bersama istrinya, jika mungkin.

"Apa kau mencintai Hinata-chan?"

Sasuke menunduk, lalu menjawab dengan gelengan lemah. Ia tidak tahu. Hatinya belum siap jika harus merasakan perasaan yang bernama 'cinta'.

Cinta membuat seseorang buta. Ini sama seperti Sakura. Dia terlalu mencintai bahkan terobsesi dengan sosok Sasuke hingga buta. Tidak bisa membedakan mana benar atau salah. Karena yang terpenting adalah tujuannya tercapai.

Bahkan, Sakura seakan terlihat pingsan saat dirinya malah dengan sengaja membeberkan rahasia desa kepada musuh sendiri. Seolah-olah dia bodoh dan tidak tahu.

"Kurasa mencintai Sakura-chan adalah hal yang salah. Apakah menurutmu aku harus berhenti, Sasuke?" Naruto kembali bertanya, meminta pendapat kepada sang sahabat.

"Berhenti jika melukai dirimu sendiri." Sasuke menjawab singkat. Namun dapat Naruto pahami. Secara halus, sahabatnya tersebut menyuruhnya menyerah.

"Kurasa kau benar. Aku harus mematikan perasaan ini sebelum aku benar-benar menjadi egois seperti Sakura-chan. Arigatou ne, Sasuke."

Naruto tersenyum kecil pada Sasuke yang dibalas anggukan pelan.

Mungkin Sasuke benar, berhenti jika melukai diri sendiri. Selama ini Naruto tersakiti.

Sakura yang cuek, kasar, dan selalu menomorsatukan Sasuke. Sebenarnya dia tidak terlalu mempermasalahkan Sakura yang kasar dengan sering memukulnya. Namun, sikap Sakura yang terus menomorsatukan Sasuke membuat Naruto tersisih. Tidak ada namanya di hati Sakura karena gadis itu sudah mengukir dalam nama Sasuke sejak dulu.

Orang lain benar.

Cinta memang salah.











TBC
Maaf kalau jelek
Kritik dan saran dibutuhkan
Komen yang banyak supaya cepat update

Red String [End]Where stories live. Discover now