Chapter 28 | Finally!

222 39 3
                                    

Tengah malam Eun Ji memutuskan untuk memasuki ruang rawat inap Harang. Tentu saja setelah ia melihat Min Seok pulang. Saat ia masuk yang tersisa hanya mertua-mertuanya yang sedari tadi setia menemani. Tuan Kim sedang tertidur di sofa panjang sementara Nyonya Kim tampak baru keluar dari kamar mandi.

"Aigoo, kamjagiya!" pekik Nyonya Kim begitu melihat Eun Ji. Pantas saja beliau kaget, yang dinyalakan hanyalah lapu tidur yang remang.

"Mianhaeyo, eommeonim..." ujar Eun Ji sambil membungkukkan badannya.

"Kemana saja kamu?"

"Busan, eommeonim..."

Nyonya Kim tersenyum tipis. "Untung saja suamiku sudah tidur. Kalau tidak kamu sudah dimarahi sekarang."

Eun Ji nyengir, merasa bersalah. "Maafkan aku, eommeonim. Pekerjaan benar-benar membuatku lupa waktu disana."

"Tidak apa-apa."

Eun Ji tersenyum hangat mendengar respon mertuanya itu. Sungguh sambutan yang hangat setelah sekian lama. Karena selama ini Eun Ji banyak disambut dengan dingin. Wanita ini merasakan kasih dalam sambutan mertuanya ini. Walaupun ia tahu ada rasa kesal tersirat disana karena keterlambatannya.

Eun Ji menaruh tasnya di atas meja kemudian menggantungkan jaketnya. Dia kemudian berjalan memasuki kamar mandi untuk bersih-bersih. Kebetulan Nyonya Kim menawarkan beberapa skincare nya untuk Eun Ji. Lumayan untuk melepas lelah setelah perjalanan jauh dan bekerja di Busan. Setelahnya, Eun Ji langsung menarik kursi kemudian duduk di sebelah Harang.

"Harang..." gumam Eun Ji lembut. "Maafkan ibumu ini, ya..."

Harang tidak merespon, hanya bergumam lembut seperti membalas perkataan ibunya. Mungkin anak ini capek. Bagaimana tidak capek? Bayangkan saja jika kamu masuk rumah sakit dan langsung diberi jadwal kemo? Secara tidak langsung kamu sudah mengetahui bahwa penyakitmu adalah kanker. Tapi Harang tidak marah. Dia hanya memendam kesedihan dalam hatinya sendiri. Tidak ingin ia bersedih dan marah di depan orang banyak, takut menyusahkan pikirnya.

"Harang... Eomma sebisa mungkin akan terus ada di sisimu, sampai kamu sembuh." Kali ini Eun Ji mengelus perlahan rambut lurus anaknya itu.

"Eomma akan berusaha sebisa mungkin untuk terus ada untukmu."

"Eomma akan mengesampingkan pekerjaan eomma, hanya untukmu."

"Kita berjuang sama-sama ya untuk kesembuhanmu."

Kalimat penyemangat dan kalimat maaf Eun Ji lontarkan terus menerus. Pikirnya untuk menebus ketidakhadirannya selama 2 hari ini. Kurang? Memang. Kalimat-kalimat itu tidak akan bisa menebus kelakuannya. Tapi setidaknya Harang dan mertuanya mendengar. Itu saja sudah cukup untuk mereka. Keadaan jadi lebih tenang.

Sampai Min Seok datang kembali.

Pria itu membuka pintu perlahan. Ia melihat istrinya yang sedang duduk di samping anaknya. Tangan Min Seok dengan kasar menutup pintu, membuat seisi ruangan kaget. Matanya menatap dingin istrinya itu. Eun Jin merinding melihat Min Seok. Sudah lama sekali dan akhirnya tatapan ini kembali.

Min Seok berjalan cepat ke arah Eun Ji. Diraihnya tangan istrinya itu sampai berdiri. Wanita itu meringis kesakitan karena cengkeraman pria marah ini. Min Seok mengajaknya keluar kamar. Tuan dan Nyonya Kim tidak bisa berbuat apa-apa. Itu urusan rumah tangga Min Seok.

"Kim Min Seok! Jangan kasar-kasar!" pekik Nyonya Kim.

"Mi Sook-ya... Biarkan saja. Jangan ikut campur." Tuan Kim menahan istrinya itu. 






The Marriage, Kim Min Seok✔️Where stories live. Discover now