Chapter 3 | Is This For Real?!

872 121 6
                                    

H-3 before the affair

author

Hari ini, Min Seok memutuskan untuk mengambil cuti sehari. Dia berencana untuk mengikuti Eun Ji kemanapun ia pergi secara diam-diam. Dan pagi ini, Min Seok memakai setelan jas untuk mengelabui Eun Ji.

 Dan pagi ini, Min Seok memakai setelan jas untuk mengelabui Eun Ji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pergi dulu ya." kata Eun Ji kepada Min Seok.

Min Seok melambaikan tangannya dan tersenyum. "Hati-hati." katanya.

Eun Ji pun tersenyum kemudian berjalan keluar.

Tepat saat itu juga, Min Seok kembali ke kamar dan mengganti bajunya. Kali ini ia menutupi hampir seluruh bagian tubuhnya agar tidak mudah dikenali.

Sewaktu ia keluar dari kamar, Ha Rang terheran-heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sewaktu ia keluar dari kamar, Ha Rang terheran-heran. Ia heran mengapa ayahnya mengganti bajunya seperti itu.

"Appa, kenapa bajumu seperti itu?" tanya Ha Rang.

Min Seok mengambil tasnya dan tas Ha Rang. Ia kemudian menggandeng tangan anak laki-lakinya itu. "Ayo cepat. Nanti kau terlambat sekolah. Hari ini appa yang akan mengantarmu." kata Min Seok.

Mereka berdua pun turun menggunakan lift. Sesampainya di parkiran, Min Seok dengan cepat menaikkan Ha Rang ke dalam mobil kemudian mengantarnya ke sekolah. Setelah mengantar anaknya ke sekolah, Min Seok pergi menuju café milik Eun Ji.

Di dalam café, Min Seok diam-diam duduk di meja paling ujung. Matanya memerhatikan Eun Ji yang sedang duduk di depan kasir. Kerjaannya memang begitu, jika tidak sedang sibuk, maka Eun Ji akan duduk di depan kasir menunggu pelanggan yang akan membayar. Min Seok terus memerhatikan semua orang disitu, mulai dari gerak-geriknya sampai semua pelanggan yang datang dan membayar disitu.

Tak lama, terdengar bunyi pintu terbuka. Min Seok dengan cepat memalingkan kepalanya menuju pintu. Betapa terkejutnya ia melihat siapa yang sedang memasuki café.

Zhang Yixing, atau Lay, teman Min Seok yang katanya baru saja membereskan studinya di Amerika kini berjalan memasuki café Eun Ji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zhang Yixing, atau Lay, teman Min Seok yang katanya baru saja membereskan studinya di Amerika kini berjalan memasuki café Eun Ji. Min Seok sempat membelalakkan matanya dan ia hampir berteriak memanggilnya. Namun, Min Seok segera memukul dirinya sendiri. Ia ini sedang dalam penyamaran. 

Lay berjalan menghampiri kasir. Eun Ji yang melihatnya tersenyum lebar. Melihatnya tersenyum, Lay pun tersenyum, memperlihatkan lesung pipinya yang manis itu. Min Seok hanya bisa terdiam melihat kejadian tersebut. Bagaimana bisa Eun Ji tersenyum seperti itu kepada lelaki lain selain Min Seok, pacarnya.

"Aku memesan satu cappuccino latte," kata Lay. "Dan juga nomormu." sambungnya, membuat Min Seok yang mendengarnya bergidik. Sejak kapan Lay yang dingin ini menjadi romantis? Menjijikan.

Eun ji tertawa sembari menuliskan pesanan Lay pada monitor di depannya. "Totalnya 2000 won dan kau tak perlu nomorku." kata Eun Ji sembari menerima uang dari Lay. "Karena kau sudah mempunyainya." katanya lagi lalu menyerahkan struknya pada Lay.

Lay tersenyum kemudian berjalan menuju salah satu meja dekat Min Seok. Min Seok dengan cepat menutupi mulutnya menggunakan masker. Ia takut temannya itu dapat mengenalinya. Min Seok terus memerhatikan Lay. Ia pun memiliki banyak pertanyaan terngiang di kepalanya.

Sejak kapan Lay tahu café ini?

Bagaimana bisa ia mengetahui tempat ini?

Kenapa ia bisa mengenal Eun Ji begitu dekat?

Sejak kapan mereka sudah berhubungan?

Dimana mereka bertemu?

Ahh, pertanyaan itu tidak bisa terjawab sendiri. Ia harus mengetahui lebih dalam. Ia harus dengan cepat mengetahui hubungan Eun Ji dan Lay yang sudah kelewatan ini. Bagaimana bisa mereka berhubungan secepat ini tanpa Min Soek ketahui?

Tiba-tiba saja, handphone Min Seok bergetar. Ia dengan cepat mengangkat teleponnya.

"Halo..." kata Min Seok sembari melepas kacamata hitamnya.

"Hyung, maaf gue nelpon tiba-tiba." kata Chen dari seberang sana.

Min Seok pun mulai was-was. Setiap ada temannya yang memanggilnya hyung atau Min Seok, itu berarti ada sesuatu yang gawat.

"Kenapa?" tanya Min Seok.

"Ternyata hasil tes sidik jari dari botol parfum yang kemarin hyung kasih sudah ada. Dan hyung gak bakal nyangka ini sidik jari siapa." kata Chen.

Min Seok menggoyangkan kakinya gelisah. Ia tidak siap untuk menerima hasil tes tersebut.

"Gak usah basa-basi. kasih tahu gue aja langsung." kata Min Seok.

Chen terdengar menghela napasnya berat. Ia kemudian berkata, "Ini sidik jari Lay, teman kita."

Min Seok terdiam sejenak. Ia tidak dapat mempercayai perkataan Chen. Bagaimana tidak jika yang Chen temukan adalah sidik jari Lay. Lay yang sedang duduk di dekatnya ini terlihat sangat santai.

"Ohh, baiklah. Terima kasih." kata Min Seok lalu menutup teleponnya.

Min Seok menggenggam erat kacamata hitam miliknya sampai kacamata itu remuk dan hancur berkeping-keping. Kacamata itu bagaikan kondisi hatinya saat ini, hancur. Bagaimana tidak hancur karena ia mengetahui Eun Ji mendapatkan sebotol parfum dari Lay. Min Seok menjadi geram. Hatinya terasa panas. Melihat Lay yang berada di dekatnya membuat tangannya gatal setengah mati ingin menonjokknya. 

Tanpa pikir panjang, Min Seok berdiri. Belum sempat ia berjalan, tiba-tiba ada seseorang mendorongnya kembali duduk di atas kursi.

"Apaan sih..." gerutu Min Seok sambil melihat seseorang yang berdiri di sebelahnya. Orang itu rupanya Sehun dan Kai. Mereka berdua sama-sama memakai baju yang gelap untuk menyamar dan keduanya memakai masker serta topi.

Sehun dan Kai menggeleng kepada Min Seok. "Jangan." gumam mereka berdua bersamaan.

Min Seok pun hanya bisa mengangguk sambil menghela napas panjang. Sehun dan Kai kemudian duduk di sebelah kanan kiri Min Seok.

"Kita baru aja denger pembicaraan lu sama Chen." kata Sehun.

"Gue turut prihatin." lanjut Kai yang disusul oleh pukulan di kepalanya.

"Belum tentu. Kita masih harus meneliti lebih jauh." kata Sehun.

"Hei kalian berdua." kata Min Seok.

"Apa?" tanya Sehun dan Kai bersamaan.

"Telpon semua anggota grup dare kita, kecuali si bangsat satu ini," kata Min Seok sambil menunjuk Lay. "Terus minta bantuan mereka buat ngikutin Eun Ji dan Lay kemanapun mereka berdua pergi, mau berdua atau sendiri-sendiri. Pokoknya ikutin mereka terus sampai weekend ini." lanjutnya.

Sehun dan Kai sempat terperangah. Baru kali ini mereka melihat Min Seok sebegini protektif terhadap cewenya, yang bahkan belum sah menjadi istrinya. Mantan-mantannya yang dulu saja tak pernah diperlakukan seperti ini. Seketika saja rasa pedulinya bertambah sejak ada Eun Ji di dunianya.

"Baiklah." kata Sehun dan Kai bersamaan.

Dan rencana ini pun dimulai.

--

Halo readers! Maaf bangettt, janjinya mau update kemarin-kemarin malah baru update sekarang. Maaf banget yah, sibuk banget banyak urusan juga, jadi gak bisa pegang laptop dan hp terlalu sering kecuali malem-malem~ 

Jangan lupa vote, comment, dan share ya!

xo, Xiumin's lover <3

The Marriage, Kim Min Seok✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang