Chapter 11 | "Babe?"

552 105 4
                                    

setel lagunya, pake earphones/headphones ya~ enak banget sumpah, gue sampe senyum-senyum sendiri denger lagunya :") berasa nyanyi sebelah gue

author

Setelah sadar dari pingsannya, Eun Ji langsung menengok Min Seok di kamar rawatnya.

Eun Ji perlahan memasuki ruangan tersebut. Hatinya teriris begitu melihat Min Seok yang terbaring lemah. Leher Min Seok bahkan dipasang collar untuk menopang lehernya. Tangan kirinya dipasang gips. Min Seok tidak dipakaikan baju atasan karena banyak luka lecet di dadanya. 

Eun Ji berjalan menuju samping tempat tidur. Ia duduk di kursi sebelah kasur. Tangannya perlahan menggenggam tangan Min Seok. Memegang tangan Min Seok yang dingin itu membuat Eun Ji semakin sakit.

Eun Ji kini menyesal telah meninggalkan Min Seok. Ia juga menyesal telah melakukan hal yang tidak pantas terhadap Min Seok. Ia terus menyesali perbuatannya setiap melihat Min Seok. Hatinya terus tersakiti tapi ia tahu Min Seok pasti lebih sakit hatinya.

Tangan Eun Ji kini memegang erat tangan Min Seok. Eun Ji menaruh tangan Min Seok di pipinya. Lama kelamaan air matanya turun mengenai tangan Min Seok. Air mata itu kini mengalir deras, hampir membasahi seluruh tangan Min Seok.

Eun Ji tak peduli.

Sederas apapun tangisannya, ia hanya ingin Min Seok bangun.

Semarah apapun dirinya pada Min Seok, ia hanya ingin Min Seok selamat.

Sekesal apapun dirinya pada Min Seok, ia hanya ingin Min Seok segera sadar dan memaafkannya.

min seok

"Min Seok, tolong bangun" 

Ahh...

Itu suara Eun Ji.

"Maafkan aku. Ayolah bangun..."

Sialan.

Mata gue susah dibuka.

Ayo Min Seok, bukalah matamu!

"Aku memang salah. Aku selalu salah."

Tidak.

Kamu tidak perlu berkata seperti itu.

"Tolong maafkan aku dan jangan pergi."

Gue udah maafin.

Gue gakan pergi.

Tolong berhenti bilang maaf.

"Ayolah..... Buka matamu Kim Min Seok! Bangun!"

Tolong... berhenti berteriak.

Kepala gue makin sakit.

"Kim Min Seok!"

Aduh...

Hentikan, Eun Ji.

Gue pasti bangun, tunggu sebentar.

"Ahh, bodohnya aku menangis seperti ini. Maafkan aku."

Udah dibilangin berhenti minta maaf!

Tolong, berhenti menangis...

"Tanganmu basah gara-gara air mataku. Maafkan aku."

Ahhhh!

Berhentilah minta maaf!

Gue lagi usaha buka mata nih!

"Ahhh... Jangankan nanti ketika kamu bangun, sekarang saja mungkin kamu udah kesel sama aku gara-gara cengeng kek gini,"

Ya, gue kesel.

Makanya berhenti nangis.

Berhenti minta maaf.

Sebentar lagi gue bangun.

Ah, gue mulai bisa ngerasain tangan gue.

Gue remes aja tangan Eun Ji biar dia tahu kalau gue ini udah sadar. 

"Astaga, Min Seok?"

Ya, gue disini.

Sebentar...

eun ji

Gue ngerasa kalau tangan gue baru aja di remes sama Min Seok. Gue langsung pergi dan buru-buru manggil Sylvi.

"Kenapa, Eun Ji?" tanya Sylvi.

"Min Seok baru aja nge remes tangan gue. Tolong periksain, Syl," jawab gue.

"Sebentar..."

Sylvi mulai meriksa Min Seok. Dia sesekali pegang pergelangan tangannya buat nge cek nadinya. Dia juga nge cek aktvitas otak Min Seok.

Tiba-tiba saja, Min Seok membelalakan matanya dan napasnya tersengal-sengal. Gue melonjak kaget sekaligus senang. Gak kerasa, tiba-tiba air mata udah jatuh dan bikin pipi gue basah. Baru kali ini gue ngerasain senengnya bisa "mendapatkan kembali apa yang telah hilang."

Sylvi dengan sigap ngelepas alat bantu pernapasan Min Seok. Min Seok spontan terbatuk-batuk dan Sylvi perlahan menepuk-nepuk punggungnya.

Ahh... Kalau aja gue berani nyamperin Min Seok, gue udah nangis-nangis depan dia dan minta maaf lagi.

Gila.

Gak percaya lah gue.

Min Seok yang katanya gatau bakal sadar kapan, sekarang udah sadar.

Hati gue seneng banget gak karuan.

Baru pertama kali gue ngerasa seneng kek gini.

Ahh, inikah namanya cinta?

"Xiu, pelan-pelan..." gumam Sylvi.

"Udah, Syl. Uhuk uhuk...! Aduh... Gue bisa kok, kalem aja," kata Min Seok.

"Yaudah, gue tinggal ya," kata Sylvi terus jalan keluar sambil senyum ke gue.

Gue samperin Min Seok pelan-pelan, takut dia marah ngeliat gue. Gue senyum tipis ke dia dan dia balas dengan tatapan datar. Entah apa maksudnya, tapi gue yakin dia kek kesel gitu ngeliat gue.

Min Seok ngulurin tangannya dan mengisyaratkan gue buat mendekat. Gue jalan pelan-pelan ngedeketin dia. 

Dan...

Tiba-tiba aja...

Min Seok narik gue ke pelukan dia. 

Gue spontan teriak dan dia langsung nyuruh gue diem.

"Kesel aku sama kamu. Jangan nangis, itu bikin aku makin sakit hati," kata Min Seok.

author

Min Seok terus mendekap Eun Ji dalam pelukannya yang erat dan penuh kasih itu. Sekalipun sedang banyak masalah terjadi, namun mereka tidak memedulikannya. Entah kenapa, semua rasa kebencian sekarang lenyap begitu saja. 

"Min Seok, tolong lepasin," kata Eun Ji.

"Maaf, tapi aku gak mau," kata Min Seok.

"Tapi badan sama tangan kamu pasti sakit banget. Lepasin aja."

"Gak peduli. Cuma pengen dipeluk biar gak sakit lagi."

Eun Ji mendorong badan Min Seok sehingga pelukan mereka terlepas. Min Seok menatapnya bingung.

"Kamu ini kenapa? Aku marah, kamu protes. Aku sayang, kamu protes. Maunya apa sih?!" bentak Min Seok sampai membuat dadanya sakit.

"Aduh..." gumam Min Seok menahan sakit.

"Aku minta kamu bangun soalnya aku pengen ngejelasin tentang..." Eun Ji menarik napasnya dalam-dalam. "Tentang perselingkuhan aku."

--

Heyo! Akhirnya update! Aku gantungin lagi deh yah, sampe weekend SEMOGA aku update. TIDAK JANJI OKEH! Awas kalu nagih mulu wkwkw soalnya semakin kalian nagih, semakin sedikit niat buat update karena jadi males, okay? 

Jangan lupa vote, comment, dan share ya! 

xo, Xiumin's lover <3

The Marriage, Kim Min Seok✔️Where stories live. Discover now