Chapter 6 | Hurting

798 125 1
                                    

semua kalimat menggunakan bahasa formal, khusus chapter ini saja.

author


Eun Ji berjalan keluar kamar dengan membawa satu koper besar beserta satu tas jinjing kecil. Ha Rang terlihat kebingungan melihat ibunya membawa koper besar seperti itu. Ha Rang lalu berlari kecil menghampiri Eun Ji.

"Eomma, mau kemana?" tanya Ha Rang.

Belum sempat Eun Ji menjawab, Min Seok menggendong Ha Rang lalu berjalan menjauhi Eun Ji.

"Eomma akan pergi jauh untuk waktu yang lama." kata Min Seok.

"Pergi kemana?" tanya Ha Rang lagi.

"Kamu tak akan tahu, Ha Rang. Sudahlah, jangan banyak bertanya. Cepat kembali ke kamarmu." kata Min Seok sambil menurunkan Ha Rang.

Ha Rang lalu berlari cepat menuju kamarnya.

Min Seok menatapi Eun Ji yang sedang menunduk. Min Seok mengambil koper besar Eun Ji lalu membukanya. Ia mengeluarkan beberapa pakaian dari dalamnya. Ia lalu mengambil pakaian-pakaian tersebut dan melemparnya ke sembarang arah. Ia kemudian menutup koper tersebut.

"Pakaian-pakaian itu tidak boleh kamu bawa." kata Min Seok sambil mendorong koper itu ke arah Eun Ji.

"Apa maksudmu?! Itu milikku!" teriak Eun Ji.

"Tapi kau membelinya menggunakan uangku! Sudahlah! Cepat pergi sebelum semua barang milikmu ku bakar!!" bentak Min Seok.

"Aku tidak akan pergi sebelum kamu mengembalikan barang-barangku!!" teriak Eun Ji sambil memunguti pakaian-pakaiannya yang tersebar di lantai.

Min Seok dengan cepat mengambil koper dan tas Eun Ji. Ia kemudian berjalan menuju pintu dan membukanya. Ia melempar kedua benda tersebut keluar penthouse. Ia lalu berjalan masuk dan tangannya dengan cepat memukul kedua tangan Eun Ji sehingga semua pakaian yang ia pungut jatuh kembali ke lantai. Eun Ji semakin marah. Tangannya hendak memukul Min Seok, namun Min Seok lebih cepat. Tangan Min Seok mendarat di pipi kiri Eun Ji, menimbulkan bunyi yang sangat keras. Eun Ji memegang pipi kirinya kemudian menatapi Min Seok penuh amarah.

"Kim Min Seok!!" teriak Eun Ji. "Kurang ajar sekali kamu!" teriaknya lagi.

"Kamu itu yang kurang ajar! Cepat pergi!!" bentak Min Seok.

Eun Ji dengan cepat keluar penthouse. Min Seok dengan kasar menutup pintu rumahnya, menimbulkan suara yang sangat keras. Ia lalu mendengar isakan tangis dari arah kamar Ha Rang. Min Seok menghela napas lalu berjalan menuju kamar Ha Rang.

Ketika pintu dibuka, Min Seok mendapati Ha Rang yang sedang duduk dan menangis di atas kasurnya. Min Seok berjalan menghampirinya. Ia lalu memeluk anaknya itu.

"Appa, kenapa tadi berisik sekali?" tanya Ha Rang di sela isak tangisnya.

"Maafkan, appa, Ha Rang." kata Min Seok lalu mengusap air mata Ha Rang.

"Kemana eomma?" tanya Ha Rang lagi.

"Eomma pergi, Ha Rang. Appa kan sudah bilang tadi." jawab Min Seok.

"Tapi aku mau eomma! Aku ingin memeluknya!" rengek Ha Rang.

Min Seok menghela napasnya. "Tak bisa. Ia sudah pergi." katanya sambil mengelus kepala anaknya itu.

Tangisan Ha Rang semakin menjadi. Ia mulai memberontak dan tangan kecilnya memukul-mukul badan Min Seok. Min Seok hanya terdiam, membiarkan anaknya berlaku seperti itu. Min Seok lalu menahan tangan anaknya itu. Ia lalu menggendong Ha Rang dan mulai menepuk-nepuk punggungnya. Min Seok berjalan ke balkon. Ia lalu menyanyikan lagu kesukaan Ha Rang.

Tak lama, tangisan Ha Rang berhenti dan ia pun tertidur. Min Seok masuk kembali kemudian ia menidurkan Ha Rang di kasurnya. Min Seok kemudian mematikan lampu kamar dan berjalan keluar. 

Di ruang tengah, ia mengambil pakaian-pakaian Eun Ji yang tadi ia keluarkan. Ia kemudian mengambil korek api dan sedikit minyak. Ia berjalan menuju rooftop. Ia melempar pakaian-pakaian tersebut ke dalam tong sampah. Ia lalu menuangkan minyak tersebut ke dalam tong sampah sampai habis. Sesudahnya, ia menyalakan satu korek api lalu kemudian melemparkannya ke dalam tong sampah. Alhasil, api besar menyala. Min Seok menatapi api tersebut. Tangannya meremas bungkusan korek api tersebut sampai hancur.

Min Seok mengambil gelas dan sebotol wine dari dapur lalu kembali ke rooftop. Ia duduk di depan tong sampah yang terbakar itu sambil meminum wine. Tak satupun air mata jatuh dari matanya. Ia terus menatapi tong sampah tersebut. Lama kelamaan, apinya mengecil. Min Seok lalu memadamkan api tersebut menggunakan air yang sudah ia persiapkan sebelumnya. Di lihatnya isi tong sampah itu yang sudah menjadi arang dan ia puas. Ia lalu menaruh tong sampah tersebut di gudang. 

Min Seok kembali ke dalam penthouse. Ia menaruh gelas dan botol wine nya di dapur kemudian berjalan memasuki kamarnya. Ia menatapi foto-foto dirinya bersama Eun Ji yang terpajang di meja kamar. Ia mengambil foto-foto tersebut kemudian menaruhnya di laci. Yang tersisa hanyalah foto dirinya bersama Eun Ji di rumah sakit ketika Ha Rang lahir. Hanya foto itu yang bertahan.

Min Seok mengambil foto tersebut kemudian ia berjalan menuju ruang kerjanya. Ia duduk di kursinya dengan tangannya menimang-nimang foto tersebut. Ia kembali mengingat momen waktu itu.

Ketika itu, Min Seok dan Eun Ji sangat lega ketika mengetahui anak mereka selamat. Tangisan haru terus ada setiap mereka melihat Ha Rang. Dan ketika Ha Rang sudah bisa lepas dari inkubator, Eun Ji begitu bahagia karena akhirnya ia bisa menggendong buah hatinya tersebut. Min Seok pun tak bisa berhenti menggendongnya. Mereka begitu bahagia selama tahun-tahun terakhir ini.

Namun, mengingat kejadian tadi, membuat hubungan mereka hancur seketika. Eun Ji yang bersalah dalam kasus ini, bukan Min Seok dan bukan juga Lay. Eun Ji yang berbohong kepada mereka berdua. Eun Ji yang mempermainkan mereka berdua. Hal inilah yang membuat Min Seok jadi sangat membenci Eun Ji. Min Seok bisa mengampuni Lay, temannya yang tidak tahu apa-apa. Namun, ia tidak bisa mengampuni Eun Ji yang sudah sangat kurang ajar.

Min Seok lalu menaruh foto tersebut di ujung meja kerjanya. Tangannya lalu meraih laci meja. Ia mengeluarkan satu kotak hitam kecil. Ia mengelus-elus kotak tersebut dengan tangan bergetar. Ia lalu membukanya dan tampaklah sebuah cincin di dalam kotak tersebut.

 Ia lalu membukanya dan tampaklah sebuah cincin di dalam kotak tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tangannya menjadi semakin bergetar. Hatinya semakin hancur melihat cincin tersebut. Ia mengambil cincin tersebut kemudian melihatnya. Air mata pun jatuh. Min Seok menangis. Ia menahan teriakannya agar tidak membangunkan Ha Rang. Ia menunduk dengan tangan masih memegang cincin tersebut. 

Cincin itu tadinya hendak ia pakai untuk melamar Eun Ji. 

Namun, semuanya gagal.

Ini semua salah Eun Ji.

--

Halo readers! Kembali lagi dengan chapter yang semakin aneh ini HEHE~~~ Semoga suka ya! Stay tuned aja dan jangan jadi silent readers, karena mulai sekarang akan semakin seru ;)))

xo, Xiumin's lover <3

The Marriage, Kim Min Seok✔️Where stories live. Discover now