Chapter 27 | Worse Than Ever

174 38 2
                                    

gais, mon maap nih, pengetahuanku tentang leukimia itu sangat terbatas jadi kalau ada yang salah bisa tolong dikoreksi ya, terima kasih!


Harang tengah duduk-duduk di taman. Tangannya memainkan nintendo dengan semangat. Tidak sekolah membuatnya bosan. Kesehariannya hanya duduk-duduk di taman, makan, minum, mandi, dan tidur. Tidak ada kegiatan lain lagi. Paling-paling ditambah kegiatan minum obat. Harang sendiri belum diberitahu dia terkena penyakit apa sampai harus dirawat di rumah seperti ini.

"Harang..." panggil Nyonya Kim sambil duduk di sebelah Harang. "Coba tiduran dulu sebentar di paha halmeoni. Biar halmeoni lihat memar di punggungmu itu."

"Oke." Harang menurut dan segera tiduran paha neneknya itu.

Nyonya Kim menyibak sedikit kaus yang dipakai Harang. Tampak memar kebiruan di punggungnya. Awalnya hanya nampak sedikit saja. Tapi semakin dibuka kausnya, semakin banyak memar itu. Rupanya memarnya sudah tersebar, hampir ke seluruh punggung bagian tengah Harang. Nyonya Kim sedikit ngeri dan langsung menutup kaus cucunya itu.

"Gimana, halmeoni?" tanya Harang sambil duduk kembali.

"Semakin parah, nak," jawab Nyonya Kim lalu menghela napas berat. "Sepertinya kamu harus ganti obat kalau begini caranya."

Harang ikut menghela napas juga. "Sebenarnya aku sakit apa, sih? Padahal awalnya kukira memar ini hanya karena jatuh saat mimisan waktu itu."

Nyonya Kim mengangkat bahunya. "Entahlah, halmeoni juga tidak tahu. Nanti kita tanyakan harabeoji saja, ya. Dia kan pensiunan dokter."

"Baik, halmeoni."

"Halmeoni masuk dulu, ya. Jangan lama-lama di taman nanti masuk angin."

Harang mengangguk. 





Nyonya Kim berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Ia berlarian kecil menuju ruang kerja suaminya itu. Ia mengetuknya buru-buru dan masuk tanpa izin. Rupanya Tuan Kim di dalam sedang merokok. Nyonya Kim dengan cepat menyambar rokok itu kemudian melemparnya ke dalam akuarium terdekat. 

"Kenapa sih kamu ini?!" bentak Tuan Kim sambil mengambil puntung rokok dari dalam akuarium. "Ini kalau ikannya mati gimana?!"

"Aku lebih kuatir oppa mati daripada ikan-ikan itu!" bentak Nyona Kim balik.

Tuan Kim tersenyum jahil. "Lucu sekali kamu akhir-akhir ini. Kesambar petir?"

Nyonya Kim memasang wajah dingin. "Diam. Aku kesini mau bertanya."

"Apa?"

"Memar di punggung Harang semakin menyebar. Apa gak sebaiknya dia dibawa lagi ke rumah sakit?"

Tuan Kim tampak berpikir sejenak sebelum berkata, "Suasana hati Harang sudah bagus, agak susah juga membawanya ke rumah sakit lagi. Takutnya suasana hatinya memburuk dan itu akan memperparah penyakitnya."

Nyonya Kim menghela napas, terdengar pasrah. "Tapi memarnya semakin menyebar, aku tidak mau mengambil resiko dia semakin sakit di rumah ini."

Tuan Kim duduk di kursi kerjanya. Ia tampak mempertimbangkan situasi terkini. Harang dibawa ke rumah agar suasana hatinya membaik dan tidak memperparah penyakitnya. Tapi pengobatan dan perawatan di rumah kurang memadai. Tuan Kim sesungguhnya stres. Dia ingin menanyakan hal ini pada Min Seok. Tapi mengetahui Min Seok sedang sibuk mengurus bisnis dan pelepasan lisensinya, Tuan Kim mengurungkan niatnya.

The Marriage, Kim Min Seok✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang