41 - Siapa yang Benar?

Start from the beginning
                                    

***

Ares melangkahkan kaki penuh percaya diri, memasuki gerbang markas utama. Wajahnya yang tegas dengan aura pemimpin yang begitu ketara.

Saat ia masuk, ruang tempat mereka biasanya berkumpul sudah saat ramai. Jika biasanya hanya ada tim inti Calderioz dan beberapa anggota dari sekolah luar, kini semua anggota dari manapun berkumpul. Bahkan anggota yang sudah kuliah pun ada ditempat ini.

Dengan segala kekuasaan yang ia punya, mereka —anggota yang sudah kuliah— pun patuh dan menghormati Ares sebagai ketua mereka. Tak jarang bergidik ngeri merasakan aura yang mencekam melekat begitu kuat dalam diri Ares.

Maka ketika Ares semakin mendekat, kebanyakan dari mereka menundukan kepala, karena ia memang seberkuasa itu.

"Ada apa?" tanya Ares dengan suara serak dan dinginnya.

Kalau kalian masih ingat dengan Yuno dan temannya —anggota Calz yang menggoda Zea dan Karissa di Warung Mang Oji— kini laki-laki itu sedang mengutuk Ares yang tampak menyeramkan.

Jangan pernah lupakan Ares yang sering berganti kepribadian. Iyalah, kalau disekolah ia tidak begitu kejam, kadang Ares juga memasang wajah bersahabat. Kadang loh ya. Nah kalau dalam keadaan serius seperti ini, Ares tampak seperti Iblis —bukan cuma malaikat— pencabut nyawa. Begitu kejam dan tak tersentuh. Tapi, jangan lupa juga saat Ares bersama Zea, ia bisa lupa diri dan menjadi— ya kalian tahu betul kelakuannya seperti apa kan?

"Ini tentang masalah beberapa minggu lalu," salah satu anggota bersuara.

Jordan tampak berpikir, masalah yang mana coy? Abis akhir-akhir ini banyak masalah, Jordan jadi sedih. Soalnya dia yang ngurus! Ares akan bertindak kalau masalah itu sudah besar, dan Jordan tidak mampu mengurusinya sendiri. Istilahnya, kalau ada perang, baru Ares turun tangan.

"Yang mana?" tanya Ares menatap orang itu dengan tajam, sedangkan yang ditatap berusaha mengeluarkan suaranya yang tercekat.

"Ini tentang adik sepupu gue," kata orang lain dari arah belakang Ares. Mendengar itu, Ares membalikkan badannya. Menatap Adrian orang yang ia hormati selaku Ketua Calderioz sebelum dirinya.

Ares menaikkan satu alisnya dengan pandangan bertanya, "Adik sepupu yang meninggal karena geng motor lain," lanjut Adrian dengan suara menyarat luka dan kebencian yang mendalam.

Sebenarnya Ares bisa saja tidak campur tangan dalam urusan ini. Tapi mengingat Adrian merupakan anggota Calderioz dan dulu cukup dipandang keberadaannya, maka Ares tidak bisa meremehkan kejadian tersebut.

Adik sepupu Adrian meninggal, dan itu karena geng motor lain. Siapa yang berani melawan Calderioz? Maka orang itu harus tahu berhadapan dengan siapa. Harus tahu ia mencari masalah dengan siapa!

Dan yang berhasil memancing emosi Ares dan anggota lainnya adalah mengapa geng sialan itu menyerang keluarga Adrian? Itu berarti menyerang keluarga mereka semua, karena sesama Calderioz sudah menganggap mereka keluarga. Maka keluarga sahabatnya adalah keluarga mereka juga.

Terlebih lagi, adik sepupu Adrian tidak tahu apa-apa. Ia masih lugu dan polos, tidak tahu bagaimana kejam dan kerasnya dunia. Kenapa harus anak itu yang menjadi korbannya?

Oleh karena itu, Ares akan menyelesaikan masalah ini sampai tuntas. Membalas nyawa dengan nyawa.

"Kita mau bales kayak gimana?" tanya  seseorang dengan menggebu-gebu.

"Harus dengan penyerangan. Nyawa dibayar nyawa. Mata diganti mata. Adik sepupu gue meninggal dengan cara yang mengenaskan. Tubuhnya hancur dan matanya dicongkel. It means kita harus balas 100 kali lebih kejam daripada itu. Mereka bawa goncangan buat keluarga besar gue, maka kita harus datangkan badai buat mereka!" kata Adrian dengan berkobar-kobar.

Semua yang ada diruangan itu mengangguk setuju, lalu mereka mulai menyusun beberapa rencana.

Tetapi ditengah-tengah diskusi mereka, Aiden berkata, "Tunggu-tunggu, kita udah bahas gimana penyerangannya tapi belom tau geng motor yang mana??" tanya Aiden bingung.

"Udah kok," jawab Yuno mengangguk cepat.

"Siapa?" Laskar bertanya dengan tak sabaran. Ia ingin sekali menghabisi musuh kali ini, karena tangannya sudah lama beristirahat. Kemarin, waktu Moreo mengajaknya berkelahi, ia sudah senang mendapat samsak empuk seperti Moreo, eh orangnya malah ketakutan. Kan ngeselin.

Ares, Jordan, Aiden, Moreo, Laskar, dan Megan saling menatap mata satu sama lain, begitu mendengar perkataan Adrian selanjutnya. Mereka hanya berharap satu hal, penyerangan yang tadi direncanakan, semoga dibatalkan.

"Wolves. Wolves yang bunuh adik sepupu gue."

***

hayo, tulis semua tebakan dan dugaan kalian mana yg bener🧐

vote jangan lupa!!

semangatin aku, boo itu suka labil pengen ngetik tp kadang mager hwhwhw😘

follow ig❤️
@aresaldevaro
@queenzeanne
@jordanalcanderr
@aidensayang
@moreogantengdong
@meganlexandro
@laskaradijaya_
@calderioz

diketik dengan 1228 kata.

ANTARESWhere stories live. Discover now