Meskipun perlu digarisbawahi, ia tidak melawannya sungguh-sungguh.
Tapi tetap saja taijutsu Hinata bisa membuatnya merasakan apa yang namanya patah tulang.
"Sasuke-kun!" Sakura berteriak dari kejauhan sambil berlari, dibelakangnya ada Naruto yang dalam kondisi kacau.
"Kau tidak apa-apa bukan?" Sakura bertanya dengan nada khawatir. Dia mengetahui jika Sasuke melawan Hinata yang tengah dalam kondisi 'gila' sendirian. Tentunya itu informasi dari Naruto.
"Pikirkan bagaimana kita memperbaiki Konoha setelah adanya invasi Pain kedua." Perkataan Sasuke membuat Naruto menunduk.
Itu benar, kejadian ini hampir sama seperti saat invasi Pain beberapa tahun yang lalu. Bedanya, dulu Konoha rata dengan tanah. Namun sekarang, semuanya hancur dan banyak korban terluka.
"Kau terluka, Teme?" Naruto bertanya saat kedua manik matanya melihat segaris darah dari sudut bibir Sasuke.
"Dia bahkan menancapkan jarum air pada bahuku."
Sasuke mengucapkan kalimatnya lalu melompat pergi, melewati puing-puing bangunan. Dia akan berbicara dengan Rokudaime-sama terkait masalah ini. Dan itu harus dilakukan sekarang!
.
.
.
"Naruto, menurutmu bagaimana Sasuke-kun sekarang?" Sakura bertanya pada Naruto sambil menunduk. Sudah dua hari semenjak Shitenshounin melakukan penyerangan dan semenjak itu juga Sasuke seolah menghilang ditelan bumi.
"Aku tidak tahu persis. Tapi sepertinya dia terlihat, emm lebih hidup."
Naruto menjawab ala kadarnya. Memang kenyataan seperti itu kok. Sasuke sudah mau berkumpul bersama warga desa. Mau tinggal di Konoha dan menetap disana. Tidak seperti dulu, bepergian dengan beragam alasan yang tidak masuk akal.
"Jadi, begitu ya."
"Memang kenapa?" Naruto giliran bertanya. Biasanya Sakura akan menggebu-gebu jika berbicara tentang Sasuke. Lalu kenapa sekarang menunduk?
"Sasuke itu, emm bagaimana aku menjelaskannya ya? Dia orang yang tangguh. Aku tidak bisa membayangkan jika melihat seluruh keluarga ku mati dengan genangan darah sementara aku sendiri masih hidup tanpa luka. Tapi Sasuke berhasil melewatinya."
Naruto kembali berbicara karena melihat Sakura yang tak kunjung menjawab sambil sesekali menendang batu-batu kecil yang ia lewati. Apa Sakura masih berharap pada Sasuke? Itu yang terus berputar di kepalanya.
Dia tahu jika Sasuke dan Hinata menikah karena, emm dipaksa. Tapi jika dilihat, Sasuke yang awalnya benci dan kesal sekarang malah terlihat sedih dan kecewa saat tahu Hinata diculik dan dimanipulasi.
"Naruto, kau tahu dimana Sasuke-kun." Sakura mengucapkan kalimat tersebut. Naruto yang mendengarnya menangkap jika Sakura bertanya, namun sebenarnya Sakura memberi sebuah pernyataan.
"Tidak! Aku tidak tahu dimana Teme?" Naruto mencoba memberi pengertian kepada Sakura agar tidak menggila. Dia terus saja mengelak saat diberi beberapa pertanyaan oleh Sakura. Dan itu semakin membuatnya terpojok.
"Kau tahu dimana Sasuke-kun! Naruto katakan!" Sakura berteriak dengan nada tinggi di depan wajah Naruto hingga beberapa warga melihat kearah mereka berdua.
Naruto memasang wajah, entahlah bahkan Sakura tidak tahu apa maksudnya. Sedih, lesu, pasrah, putus asa, atau lainnya Sakura tidak tahu. Yang pasti itu pertanda buruk.
"Sasuke, Sasuke, Sasuke sakit, Sakura-chan." Naruto menunduk setelah mengatakannya. Dia tidak ingin melihat bagaimana reaksi Sakura nantinya. Ia takut Sakura akan sensitif.
Sementara Sakura merespon dengan membelalakkan matanya. Ia tekejut, Sasuke sakit apa hingga ia tidak terlihat selama hampir dua hari? Dia berlari dengan tergesa menuju rumah sakit pusat Konoha dengan tergesa hingga menabrak beberapa orang.
Banyak yang mencacinya, namun Sakura tak menghiraukan dan malah menambah kecepatan berlari. Dia menatap bangunan besar dihadapannya dengan keringat bercucur. Dia ditugaskan di rumah sakit cabang, bukan rumah sakit pusat. Jadi, dia tidak tahu siapa saja pasien rumah sakit pusat.
Dia berlari, menanyakan kepada setiap orang atau perawat yang ia temui dengan kasar. Bahkan sesekali mengancam jika mereka tetap tutup mulut.
Hingga akhirnya, yang dicari muncul dengan sendirinya. Sasuke berjalan dengan pelan kearahnya dengan tangan kiri digantung pada kain yang dililit pada lehernya.
Sakura yang melihatnya segera berlari menghampiri, lalu menyerbu Sasuke dengan beragam pertanyaan. Hingga pertanyaan terakhir berhasil membuat darah Uchiha Sasuke mendidih lantaran emosi.
"Sasuke-kun, memang seharusnya kau tidak menikah dengan gadis buangan seperti dia. Bahkan melawan musuh saja dia lemah."
' Dugg '
Tangan kanan Sasuke mencekik leher Sakura lalu mendorongnya hingga terhimpit dinding koridor rumah sakit. Orang-orang yang melihatnya lantas memekik kencang seraya menutup mulut mereka.
"Saat telingaku mendengar kau membicarakan istriku lagi, maka aku bersedia dipenjara seumur hidup karena telah membunuh kunoichi kebanggaan Konoha dengan sadis. Kau mengerti?"
Sasuke berbicara rendah tepat di samping telinga Sakura yang mulai kehabisan napas. Wajahnya pucat pasi dan lehernya meremang karena ucapan Sasuke.
"Sasuke! Tenanglah!" Shikamaru berteriak seraya menarik bahu Sasuke agar mundur dan melepaskan cekikan tangannya pada leher Sakura.
Sasuke mundur lalu melepaskan tangannya yang mencekik Sakura. Dia hanya menatap datar Sakura yang langsung jatuh terduduk sambil menepuk-nepuk dadanya berusaha meraup oksigen.
"Jangan keterlaluan, Sasuke." Shikamaru kembali berbicara. Dia bisa melihat bekas jari tangan Sasuke pada leher Sakura. Itu sudah jelas membuktikan kalau cekikan Sasuke tidak main-main.
"Kau tanyakan apa yang sudah dikatakan oleh rekan satu timku ini."
Lalu Sasuke pergi meninggalkan Shikamaru bersama Sakura yang masih terduduk di lantai koridor dengan beberapa pasang mata melihat kearah mereka.
"Sakura, jangan sampai Naruto kecewa melihatmu."
Lalu Shikamaru turut meninggalkan Sakura bersamaan dengan koridor yang mulai sepi. Ia berharap Sakura akan berhenti mengganggu Sasuke karena Sasuke telah menjadi suami Hinata.
Rookie 12 sebagian besar sudah kecewa pada Sakura. Jadi Shikamaru berharap agar Sakura tidak mengecewakan orang lain lagi, apalagi Naruto.
.
.
.
.
.
TBC
Maaf kalau jelek
Kritik dan saran dibutuhkan
Komen yang banyak supaya cepat update
YOU ARE READING
Red String [End]
FanfictionWalaupun benang merah telah mengikat mereka berdua, kenapa kata 'terpisah' selalu mengintai hidup keduanya. Berawal dari perjodohan yang mengikat keduanya. Takdir mempermainkan hati dan perasaan mereka hingga perpisahan menjadi ujung perjuangan cint...
Part 14: She's Left Sasuke, Again
Start from the beginning
![Red String [End]](https://img.wattpad.com/cover/195722217-64-k82083.jpg)