4 ✔

1.1K 65 0
                                    

Nesa sudah merasa lebih baik sekarang. Tapi, jalannya masih terpincang-pincang. Jadi, mulai hari ini hingga sembuh, dia akan diantar jemput oleh kakaknya.

Sebenarnya dia malas, karena kakaknya pasti akan mengoceh tak jelas saat di mobil karena mengeluh Nesa membebaninya.

Nesa berjalan menuju ke kelasnya. Saat Nesa hendak menaiki anak tangga, kakinya tergelincir. Dia hampir jatuh, tapi untungnya ada seseorang yang memegang tangannya.

“Kalau jalan itu hati-hati,” ucap orang itu.

Nesa mendongakan wajahnya. Ternyata Arkan. Beberapa siswa yang melihatnya mengambil gambar adegan itu.

Karena Arkan adalah salah satu murid yang cukup terkenal karena kepintaran dan ketampanannnya. Mereka nggak tau aja sifat aslinya di kelas.

Nesa melepaskan genggaman tangannya. Lalu berdiri dengan tegak.

“Terimakasih, untuk yang kemarin dan untuk yang sekarang,” ucap Nesa. Arkan mengangguk lalu pergi meninggalkan Nesa.

Nesa kembali berjalan dengan tertatih. Hingga dia sampai di kelas. Di kelas Nesa di sambut oleh teman-temannya.
Nesa tersenyum melihat kekhawatiran mereka. Tapi, satu yang Nesa cari. Dimana Anya?

Nesa duduk di kursinya. Tak lama Salma datang.
“Ya ampun Anesa, lo bikin gue khawatir tau nggak? Udah mendingan, 'kan?” tanya Salma sambil melihat kaki kanan Nesa yang di perban.

Nesa hanya mengangguk. Dia menunggu cukup lama seseorang. Lalu, cewek itu datang. Dia langsung duduk di samping Nesa.

Saat sudah duduk, dia langsung menepuk lutut kanan Nesa yang di perban.

“AUU... ANYAAAA!.” Teriakan Nesa membuat seisi kelas menatap mereka.

“Eeh, maaf Sa. Aku nggak sengaja,” ucap Anya dengan wajah cemas.

“Iya, gak pa-pa,” ucap Nesa. Sebenarnya sangat sakit, tapi Nesa hanya biasa saja agar sahabatnya ini tidak merasa bersalah dan khawatir.

“Aku lagi seneng soalnya. Kakak aku baru pulang dari Australi. Dan Nesa, ini sepatu couple kita yang di beliin ka Reno,” ucap Anya dengan bahagia. Dia memberikan sebuah paper bag yang berisi sepatu.

“Wih, ka Reno baik banget dah,” kata Nesa. “Terus, mana sepatu kamu?” tanya Nesa pada Anya.

Anya menunjukan kakinya. Terlihatlah sepatu berwarna putih dengan tulisan di sampingnya Anya & Anesa dengan warna gold. Sepatunya adalah sepatu snikers yang pijakannya lumayan tinggi. Sepatu ini sepertinya di pesan khusus.

“Bagus nggak?” tanya Anya. Nesa mengangguk. Dia membuka paper bag dan memuka kotak sepatunya. Sepatunya sama persis dengan Anya. Dan ukurannya pun sama.

“Lah, kak Reno masa ngasih cuman buat kalian. Buat gue mana?” tanya Salma.

“Ka Reno nggak sempet beliin buat lo Sal.” Nesa hanya terkekeh melihat wajah Salma yang cemberut.

Tapi, tiba-tiba Anya mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Dia memberikannya pada Salma.

“Ini apa?” tanya Salma penasaran.

“Itu hadiah buat lo dari ka Reno,” ucap Anya. Lalu tiba-tiba raut wajah Salma
berubah menjadi bahagia. Salma persis seperti anak kecil sekarang.

Salma membukanya, dan ternyata isinya adalah syal dengan tulisan Salma lovers. Salma berseri-seri melihatnya.

Ka Reno memang orang yang baik. Selama ini memang Nesa dan Salma dekat dengannya. Karena mereka sering berkunjung ke rumah Anya.

*****

Jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun.

Sekarang Anya dan Nesa bukan lagi menjadi murid XI ipa 2 tetapi mereka sekarang berganti menjadi XII ipa 2.

Mereka telah selesai melalui ujian akhir semester dan tahun ini mereka akan menghadapi ujian.

*****

Nesa bangun pagi seperti biasa untuk menjalankan rutinitasnya. Dia telah siap dengan pakaian putih abu-abunya.

Nesa menunggu seperti biasa di halte bus. Setelah sampai di SMA nya. Dia berjalan dengan santai. Ini adalah hari pertama setelah libur akhir semester.

Dan Nesa sangat menanti hari ini. Dia merindukan sahabatnya. Sahabat terbaiknya. Anya.

Saat Nesa masuk ke dalam kelas. Dia menjumpai seorang murid baru. Seperti nya ia adalah murid pindahan.

Nesa duduk di kursi paling belakang. Dia sedang menunggu sahabatnya untuk datang.

“Eh, Anesa. Tumben cepet?” tanya teman sekelas Nesa. Rani.

“Eh, iya,” jawab Nesa. Rani datang ke meja Nesa bersama dengan murid baru itu di sampingnya.

“oh iya. Ini temen baru kita, namanya Luna,” ujar Rani memperkenalkan gadis itu.

“Hai Luna," sapa Nesa sambil tersenyum. Luna balas berkenalan dan tersenyum. Lalu mereka pergi dari hadapan Nesa.

Nesa menunggu kedatangan Anya. Tapi, Anya tak juga kunjung datang.

Dea, si absensi kelas datang menemui Nesa.
“Anesa, kok tumben Anya jam segini belum dateng?” tanya Dea pada Nesa.

“Aku juga kurang tau Dea. Keknya dia nggak berangkat deh," ucap  Nesa. Dea mengangguk, lalu pergi.

Nesa sedang bosen karena awal masuk sekolah setelah libur pasti tak ada jam pelajaran. Jadi, Nesa pergi ke kantin sendirian.

Nesa memesan bakso serta air putih. Dia duduk sendirian di meja kantin. Saat Nesa sedang menikmati makanannya, Rani dan Luna datang dengan membawa nampan pesanan mereka.

“Sa, boleh gabung gak?” tanya Rani meminta izin pada Nesa. Nesa mengangguk.

Mereka berdua duduk di hadapan Nesa. Mereka bertiga makan dengan tenang, sebelum Dea mendekati meja mereka.

“Ran, boleh ikut gue sebentar nggak?” tanya Dea. Rani mengangguk.

Guys, gue pergi dulu, yah.” Setelah Nesa mengangguk, Rani pergi bersama Dea.

Suasana diantara Nesa dan Luna kini menjadi canggung. Hingga Nesa memulai obrolan.

“Btw kamu pindahan dari mana?” tanya Nesa dengan wajah sekepo mungkin.

“Aku pindahan dari Bandung,” ucap Luna. “Oh”

“Oh iya, kamu kemanapun selalu sendiri?” tanya Luna tiba-tiba. Nesa menggeleng.

“Nggak, biasanya aku selalu kemanapum sama Anya. Tapi, hari ini dia nggak berangkat,” ucap Nesa. Lalu menyendokan baksonya.

“Kamu tahu temen sekelas kita?" tanya Luna sambil berbisik.

Nesa mengerutkan keningnya. “Yang mana?” tanya Nesa.

“Itu loh, yang tinggi terus mukanya selalu santai itu,” ucap Luna.

“Iya, gue tahu. Emangnya kenapa?” tanya Nesa penasaran.

“Rani naksir sama dia.” Seketika itu, Nesa tertawa dengan terbahak.

“Haha masa sih. Nih ya, yang gue tau. Mereka itu kaya Noval sama Salma. Kayak kucing sama tikus,” ucap Nesa. Luna pun terkekeh mendengarnya.

Entah kenapa tapi Luna seperti nya mulai menyukai Nesa karena sikap ramahnya.

____________________________________
______________

Best Friends [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن