2 ✔

1.8K 86 2
                                    

Nesa pov

Aku melakukan aktivitasku seperti biasa. Pagi ini sepertinya sedang tidak ada tugas dari guru. Terlihat dari anak laki-laki yang sedang santai di depan kelas.

Aku hanya tersenyum ketika mereka memandangku, lalu aku masuk ke dalam kelas. Hanya ada beberapa orang di sana. Aku meletakan tasku lalu duduk.

Aku sedang menunggu kehadiran seseorang. Siapa lagi yang aku tunggu selain sahabat terbaikku serta teman ku yang paling baik. Sebenarnya aku tahu sifat Anya itu egois dan suka senaknya sendiri, namun dia tetaplah sahabatku yang paling aku sayangi.

Tak lama, aku melihat Anya datang bersama dengan Salma. Wajah Salma terlihat sedih dan jijik. Itulah yang aku lihat dari eskpresinya.

“Pagi Anesa,” sapa Anya. Dia duduk di sebelahku. Sementara Salma duduk di kursi yang ada di depanku.

“Pagi juga Nya, btw Salma kenapa tuh?," tanyaku pada Anya.

“Aku kurang tau, kamu tanyain aja langsung sama orangnya,” ucap Anya memberi saran.
Aku mengangguk. “Sal, lo kenapa?” tanyaku. Tak ada jawaban, itu sedikit membuatku bingung.

“Sal, novel yang kemaren lo pinjem mana?” tanyaku yang akhirnya menanyakan yang sedari tadi ku cari.

Salma mengeluarkan buku itu dari dalam tasnya. “Gimana ceritanya? Bagus nggak?” tanyaku saat buku itu sudah berada di tanganku.

“Iya Sal, gue juga kepo sama alur cerita novel itu,” ucap Anya.

Salma menatap aku dan Anya.
“Jadi gini ceritanya, tokoh utama dari cerita itu adalah Aldrick Bale dan Shin Yura. Awalnya sih menurut aku biasa aja. Terus lo tau kan, gue itu paling anti sama yang namanya darah. Dan yang paling gue enek, si Aldrick—hue—hue.” Aku menatap Salma bingung ples terbahak. Dia berbicara seperti hendak mual. Dia itu kalau ngebaca menghayati banget sih.

Aku dan Anya hanya tertawa terbahak melihat ekspresi Salma yang sangat lucu ketika menceritakan kembali cerita itu.

“Kenapa deh kamu Sal?”. Salma hanya kembali seperti orang yang ingin muntah.

“Hahaha... Nggak usah di lanjutin lagi Sal. Gue takut lo nanti bener-bener muntah,” ucap Anya yang masih tertawa terbahak.

Salma akhirnya merilekskan dirinya. Dia bernapas lega.
“Si Salma kenapa dah Sa?” tanya Anya pada ku.

“Kamu kan tahu ceritanya cuman dari judulnya. Pasti ceritanya tentang pembunuhan,” ucapku.

Anya mengangguk. Dia membuka novelnya yang kemarin ia pinjam. Akupun melakukan hal yang sama.

                         *******

“Haha... Anesa, lo tau nggak sih. Aku itu pengennya ketawa terus kalau ngeliat wajah Salma,” ucap Anya saat kami sedang makan di kantin.

“Aku juga, tapi keknya emang seru deh ceritanya.”

“Ya udah, Abis kamu, aku minjem yah,” kata Anya.

Aku hanya mengangguk.
“Abis ini jamnya siapa Sa?” tanya Anya. Aku sedikit berpikir.

“Hm... Jamnya bu Farah.”

“Yah, gue harus banyak makan permen kopi nih,” ucap Anya dengan wajah lesunya.

Aku terkekeh. “Emangnya kenapa?” Anya sedikit mendekat padaku. “Kalau pelajarannya itu guru, dijamin deh aku tidur di kelas, Sa. Kamu kan tau gimana dia kalau ngajar,” bisik Anya padaku.

Lagi-lagi aku hanya terkekeh. Pasalnya, Anya akan ketiduran hingga bu Farah menegur Anya dan satu kelas menertawainya.
Aku ingat itu, saat satu minggu yang lalu.

“Iya deh terserah lo,” ucapku padanya. Anya mengangguk, lalu kembali memakan makanannya.

“Nya, lo udah tau belum?” tanya ku pada Anya. Anya menggeleng.

“Salma kan tadi curhat saat jam kosong, dia bilang Ares kemarin curhat sama Salma kalau Ares itu suka sama Emy,” ucapku pada Anya. Anya sedikit terkejut.

“Iya sih, dia juga sering tanya-tanya soal Emy.” Aku mengangguk, karena Anya salah satu teman dekat Ares.

“Tapi kan kamu juga tahu, Emy udah ada yang punya. Lagian aku rada nggak suka sama Ares, mantannya kan banyak,” ucapku sedikit malas membahas tentang Ares yang mantannya segunung.

“Aku setuju sama kamu,” ucap Anya. “Aku kalau jadi Emy juga males.” Aku menyetujui ucapan Anya.

Kami menghabiskan waktu itu dengan bercanda.

Semua orang akan tau dimana ada aku pasti ada Anya dan jika ada Anya pasti ada aku. Itulah persahabatanku dengan Anya meskipun nantinya harus mengalami banyak masalah.

____________________________________

Best Friends [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum