3 ✔

1.5K 69 3
                                    

Nesa masih fokus pada novelnya yang sebentar lagi hampir tamat. Dia tidak memperhatikan di sekitarnya hingga Anya menepuk pundak Nesa.

“Lagi ngapain sih, kok fokus banget?” tanya Anya, dia lalu duduk di samping Nesa.

“Lagi baca buku,” ucap Nesa. Sambil menunjuk bukunya. "Buku kamu yang kamaren di pinjem udah selesai kamu baca?” tanya Nesa tanpa mengalihkan matanya dari novelnya

“Belum selesai, aku kalau baca buku nggak kayak kamu sama Salma, cuman sehari baca selesai,” ucap Anya. Dia juga kini fokus pada buku novelnya.

Mereka berdua sama-sama fokus pada novelnya masing-masing.
Hingga Nesa selesai membaca novelnya.

“Selesai,” ucap Nesa sambil menutup bukunya.

“Jadi, gimana ceritanya. Bagus nggak?” tanya Anya pada Nesa. Nesa menatap Anya hendak menceritakan kembali isi ceritanya. Sama setiap mereka membaca novel yang berbeda.

“Jadi, ternyata Aldrick itu seorang psycopat dan Yura adalah salah satu korban Aldrick dengan inisial Y dari kata BEAUTY. Yura adalah korban terakhir yang hendak Aldrick bunuh setelah teman Yura, dengan inisial T  yang artinya Tulsa. Kembali ke topik, Aldrick tidak jadi membunuh Shin Yura karena Aldrick memberikan penawaran pada Shin Yura untuk mencarikannya korban selanjutnya. Dan Yura menerimanya.” Anya tampak mendengarkan dengan baik. Karena Anya memanglah seorang pendengar setia Nesa yang paling baik.

“Terus selanjutnya apa?” tanya Anya tampak penasaran.

“Selama Yura di sandera oleh Aldrick, Yura sering di siksa oleh Aldrick dengan menyayat tangan atau tubuhnya. Dan tanpa Aldrick dan Yura sadari. Mereka saling menyukai. Karena sifat psycopat Aldrick yang suka sekali berubah-ubah. Kadang manis, kadang romantis, kadang kasar, kadang juga jiwa psycopatnya muncul. Dan kenapa Salma saat menceritakan cerita itu hendak mual, soalnya Aldrick membunuh korbannya dengan  kejam. Dia menusukan pisau itu di kepala si korban. Dan dia juga membunuh saudaranya sendiri saat tau kalau saudaranya menyukai Shin Yura. Tapi, aku sedih saat membaca akhir ceritanya,” ucap Nesa. Anya mengangguk.

“kamu mau minjem kan? Nih.” Nesa menyodorkan buku itu pada Anya. Saat buku itu sudah ada di tangan Anya. Salma baru saja datang.

“Gimana Sa? Udah selesai belum?” tanya Salma saat dia sudah duduk di hadapan Nesa.

Nesa mengangguk.
“Ceritanya bagus banget, apalagi sifat romantis Aldrick," ucap Nesa.

“Kalau gue bayangin sih, Aldrick pasti tampan banget deh. Cocok menurutku sama Shin Yura,” ucap Salma. Aku hanya tersenyum menanggapinya.

****

Setelah jam pertama dan kedua. Jam pelajaran berikutnya adalah olahraga. Nesa dan Anya sudah berganti mengenakan pakaian olahraga.

“Berkumpul semuanya!” Teriak guru olahraga mereka. Pak Jaya.

“Buat barisan dengan rapi!” perintah pak Jaya.

“Untuk pemanasan, bapak minta kalian keliling lapangan 5 kali!” perintah pak Jaya. Murid-murid perempuan di kelas cemberut. Pasalnya lapangan di sekolah mereka lumayan luas.

Mau tak mau mereka harus menjalaninya. “Tidak boleh menyelip. Kalau kalian menyelip, bapak akan tambahkan lariannya!” Teriak pak Jaya saat ada murid laki-laki yang mendahului.

Saat Nesa sedang berlari. Dia tersandung tali sepatunya sendiri. Lutut kakinya berdarah lumayan parah.

Arkan yang sedang berlari di belakang Nesa menghentikan larinya. Nesa menjerit tertahan karena darah yang tak mau berhenti keluar dari lutut Nesa.

Best Friends [END]Där berättelser lever. Upptäck nu