38. Remi dan Hatinya

26 2 0
                                    

Senyuman lebar terukir di wajah Diana, senyuman yang bisa dilihat oleh semua orang. Aura kuat dan tegar sangat terpancar. Diana berjalan masuk ke sekolah pada hari kedelapan. Dunia terasa baru. Perasaan yang dialaminya semalam sudah hilang, tapi dia masih menyimpan kenangan yang sangat hangat dan itu sudah cukup baginya.

Segalanya telah terasa berbeda. Dia melepar pandangannya dan melihat beberapa teman kelasnya. Ada gadis yang dulu pernah Diana kasihani karena rambutnya berantakan, wajahnya terlalu bulat dan kecenderungannya melakukan segala sesuatu dengan salah. Ada juga yang lelaki yang berusaha keras untuk membuat gadis pujaannya terkesan dengan ceritanya. Diana menatap mereka. Diana tidak merasa kasihan lagi, justru dia sadar bahwa mereka juga manusia. Diana juga manusia. Semua terasa manis.

Diana menemukan Brian saat istirahat pertama. Brian duduk bersandar sambil memakan nasi goreng cabai hijau. Dulu Diana pernah mencintai lelaki itu, tapi sekarang Diana tidak merasakan apa-apa lagi. Seolah pendambaan yang terdahulu sudah tak berarti lagi.

"Hi, Brian," sapa Diana.

Brian mengangkat kepala dan terlihat menyesal bahkan gelisah. "Diana, tentang kemarin, aku...."

"Sudah jangan dibahas lagi," tegas Diana. Dia menggelengkan kepala dan melambaikan tangannya. Diana merogoh sesuatu di saku roknya. Dia mengeluarkan satu foto gadis yang Diana anggap foto paling indah saat Brian menghabiskan liburan semesternya. Diana meletakkan foto itu di meja tepat di depan Brian. Brian menatap foto itu dengan wajah gelisah dan juga rona merah meraih pipinya, hingga ke ujung telinganya.

"Menurutku ini hasil foto yang benar-benar menggunakan perasaan maka dari itu hasilnya penuh dengan cinta," komentar Diana. Diana menatap foto itu dan ingin tertawa. Diana menoleh ke Brian sekali lagi yang masih menatap dirinya. Ada wajah bersalah di raut wajah Brian, seolah Brian sedang bertanya-tanya apa persisnya yang diketahui Diana. Tapi Diana hanya tersenyum.

"Good Luck!" Tutup Diana.

Brian memiringkan kepala ke samping, mencoba mencari tahu untuk apa Diana mengucapkan itu. Diana berbalik untuk pergi. Dia mengangkat tangannya ke dada saat berjalan menjauh dari Brian.

***

Diana sudah merasa sembuh dari patah hatinya, tapi di balik semua itu justru ada orang yang mengalami patah hati.

Remi.

Hari itu sepulang sekolah, Remi berjalan perlahan seperti sedang menunggu Diana tapi juga tidak menunggunya. Diana bertemu pandang dengan Remi. Remi mencoba untuk tetap santai dan tenang. Tetapi ada sesuatu yang tidak sama. Biasanya Diana bisa menatap lelaki itu dengan penuh cinta, karena dia mengenal lelaki itu dengan cukup baik, wajah yang sudah familier. Namun sekarang semuanya sudah berbeda.

Semua itu karena patah hati.

Tapi Diana tidak sengaja mematahkan hati Remi dan mengambil air matanya. Remi sendiri yang melakukan semua itu.

Setelah dia tahu bagaimana perasaan Remi, bagaimana Remi memendam perasaan itu untuk waktu yang sangat lama, Diana mulai bertanya-tanya keadilan jika dia masih berteman dengan Remi. Diana tahu Remi adalah orang yang tangguh, tentu saja Remi mampu membuat keputusannya sendiri.

Ada terlalu banyak pertanyaan dan Diana tidak memiliki jawaban untuk semua tanya itu. Setidaknya untuk sekarang.

Remi berdiri tepat di depannya dan mengunyah permen karetnya.

"Rasanya, aku harus mencarikan pacar untukmu," Diana berusaha terdengar ceria saat mengatakannya, seolah itu adalah ide yang hebat.

Remi awalnya membungkam. "Apa yang sedang kamu bicarakan," sahut Remi yang terdengar datar.

"Aku juga tidak mengerti apa yang aku bicarakan," Diana mengangkat bahu. "Seperti ada saraf yang membiarkan aku mengeluarkan perkataan itu."

"Oke, terserah," ujar Remi. "Lupakan saja semua itu."

Diana hanya terdiam. Dia tidak akan melupakannya. Pada saat itu dia berjanji di dalam hatinya, dia akan memperbaiki semua ini. Itu adalah janji yang dia tahu tidak akan pernah dia lupakan.

 Itu adalah janji yang dia tahu tidak akan pernah dia lupakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
(TAMAT) The Truth About Broken Heart (PART 1)Where stories live. Discover now