13. Menjadi Kasat Mata

28 4 2
                                    

Jangan Lupa Vote, Komen dan Saran. LOVE U 🖤🧚🏼‍♀️

•••

Hari selanjutnya, Diana berjalan di jalan setapak sekolahnya. Dia bisa merasakan ribuan pasang mata yang terarah padanya. Sedikit lirikan di sana, sedikit lirikan di sini dan sepertinya tatapan itu berasal dari semua arah.

Bukannya tidak ada seorang pun yang pernah melihat Diana sebelumnya, hanya saja biasanya hanya sekilas atau dia sendiri bahkan tidak memperhatikannya.

Tapi hari ini ada sesuatu yang berbeda, dia merasakan tatapan yang berasal dari semua arah. Sungguh tak menyangka seseorang yang tidak kasat mata sepertinya, kini sudah kasat mata.

Di sebelahnya ada adik kelasnya yang menatapnya. Saat mereka mengetahui bahwa Diana menyadari tatapan mereka, mereka saling sikut dan menyeringai.

Beberapa meter kemudian, Diana melihat seorang lelaki yang sedang berdiri dengan sang pacar. Tapi lelaki itu terus melirik Diana.

Di depannya para lelaki yang sedang berolahraga di pagi hari. Tiga diantaranya berbalik untuk menatap Diana. Dia merasa aneh.

Diana menunduk ke baju sekolahnya untuk memeriksa apakah ada noda yang memalukan. Tapi tidak, bajunya bersih tanpa noda. Diana mengeluarkan bedak padat dari tasnya untuk menggunakan cermin kecilnya. Tapi semuanya terlihat baik-baik saja.

Ada garis hitam di masing-masing kelopak matanya, serta sapuan mascara di matanya. Bibirnya terlihat lebih penuh karena polesan pewarna bibir yang dipakainya. Tapi dia bahkan tidak terlalu terlihat seperti memakai riasan, bibirnya terlihat seperti baru saja dicium.

Hanya saja sudah lama bibirnya tidak pernah dicium. Diana masih ingat kapan terakhir bibirnya dicium.

Sehari sebelum Brian pergi untuk liburan, Diana dan Brian pergi ke toko perlengkapan naik gunung untuk membeli barang-barang yang mungkin dibutuhkan Brian. Seperti botol alumunium dengan bagian mulut yang cukup besar, sarung tangan, dan sepatu bot.

Diana mengikuti Brian ke sekeliling toko sambil berseru ketika dia melihat sesuatu yang tak pernah dilihatnya.

Diana berpura-pura antusias dan bersemangat karena dia bisa melihat jika Brian juga merasa begitu.

Di balik semua itu, ada kepedihan yang dirasakan Diana. Kepergian Brian adalah akhir dunianya. Diana tahu berpura-pura adalah sesuatu yang sangat melelahkan.

Pada akhirnya Diana tidak bisa lagi melakukannya. Dia lelah dan membungkam. Dia menjadi pendiam dan mulutnya cemberut. Brian menarik lengan Diana di dekat contoh-contoh tenda. "Hei, jangan sedih dong!" kata Brian. Diana hanya mengangguk dan memaksakan dirinya untuk tersenyum.

Brian sangat antusias dengan perjalanannya, karena baginya itu amat penting. Diana mencoba membayangkan dia bertukar posisi dengan Brian, bagaimana perasaannya jika dirinya yang akan pergi dan bukannya Brian.

Tapi kenyataannya mustahil untuk membayangkan, jika Diana yang akan pergi jauh. Sungguh dia tidak mampu berjauhan dengan sosok Brian.

Diana mengikuti Brian ke lorong sambil berpikir tentang Brian yang akan meninggalkannya. Brian menyentuh satu per satu barang yang dilewatinya. Diana merasakan sebagian tubuh Brian sudah pergi. Hal itu membuat Diana merasa kosong dan muram. Tapi Diana berusaha untuk mengendalikan ekspresi wajahnya sebaik mungkin dan dia tahu itu tidak ada gunanya.

Saat mereka selesai berbelanja, matahari mulai tenggelam. Brian mengatakan pada Diana mereka harus segera pulang. Besok Brian harus berangkat pagi buta dan taksi online akan mengantarnya ke bandara.

(TAMAT) The Truth About Broken Heart (PART 1)Where stories live. Discover now