[ 100DWTD - 13 ]

73.2K 6.1K 203
                                    

DON'T FORGET TO CLICK BUTTON VOTE


[ FAMILY - 13 ]

100Days With The Doctor

AUTHOR POV





Suara dentingan pintu mobil mengalun keras. Nesa seolah ingin merubuhkan pembatas ruang tersebut. Raden menanggapinya dengan mengendikkan bahu santai.

Raden tak mempermasalahkan lebih lanjut tentang mobilnya. Toh, ini hanya mobil pinjaman dari Hanung, saudaranya akan menanggung risiko kerusakan sendiri. Anggap saja bentuk pembalasan dendamnya. Lucu sekali, mengenal sosok Nesa mampu membangunkan kembali sifat-sifat buruk yang selama ini tertidur pulas.

Mansion megah menyambut kedatangan Nesa dengan semrigah, tak ada yang tahu arti dari mimik wajah Nesa, tak terbaca sedikit pun. Dalam hitungan detik, Nesa menyunggingkan senyum bahagia.

Gadis itu terpaksa harus menutupi rasa dongkol. Demi menjaga perasaan sanak keluarga.

"Pak Dokter ngelamar Nesa, loh," papar Nesa terkesan pamer, ia mengangkat jemari, memperlihatkan cincin berpadu berlian melingkar sempurna pada jari manis Nesa.

Julian dan Jaden bersorak, menggoda Nesa. Keduanya menghampiri dan menuntun si bungsu untuk duduk di sofa.

"Kamu nikahnya cepet banget, Mas belum puas jajanin kamu. Emang kamu udah puas abisin duit, Mas?" tanya Jaden.

Pria yang berprofesi dalam bidang entertaiment itu dilanda galau karena Nesa akan segera menyandang status berbeda.

"Mau nggak mau Nesa juga harus ngejalanin perjodohan ini, 'kan? Jujurnya, Nesa masih pengen nikmatin masa muda Nesa," curhatnya.

Julian nampak mendekatkan diri, mengusak surai Nesa. Ia turut merasa akan kehilangan sesuatu yang amat berharga.

"Rajin-rajin ke ruangan Mas kalau lagi di kampus," titah Julian.

"Ah males, ketemu dosen galak ntar," tolak Nesa terang-terangan.

"Dia nggak galak Nesa, kamunya bebal, sih," bela Julian untuk sang sahabat.

Nesa memandang sekitar mansion, tak menemukan keberadaan Jacob. Julian yang mengerti segera menunjuk kamar Jacob dengan dagu. Tanpa babibu, Nesa meninggalkan kedua saudaranya.

Nesa mengetuk pintu kamar Jacob, Jacob hanya berdeham menyahuti dirinya. Nesa menekan knop pintu, hidungnya disuguhi aroma mint berpadu pohon pinus yang menenangkan.

Aroma khas yang melekat di tubuh Jacob. Aroma pekat yang mengeluarkan sisi jantan saudaranya itu.

"Loh, mau kemana?" sapa Nesa begitu menangkap Jacob sedang memperbaiki letak setelan yang ia kenakan.

"Ada pertemuan rekan bisnis. Kamu tahu, kan, Mas mau buka cabang," jawab Jacob.

"Mas."

Jacob menghentikan kegiatannya, ia kembali meletakkan jam tangan bermerk Rolex ke meja.

Jacob menghembuskan napas berat, pria itu memahami kondisi Nesa saat ini. Bagaimana pun keluarganya terlalu bertindak jauh hanya untuk menjauhkan dirinya dan Nesa. Jacob tak percaya bahwa ia akan mengalami sendiri sifat licik Smith.

"Nesa, Kamu sayang sama papa sama mama?"

Nesa mengernyitkan kening. "Iya sayang, kenapa Mas?"

Jacob mengangguk paham. "Mas nggak tahu Nesa entah Mas yang egois atau papa. Mas cuma pengen ngelindungin kamu, maaf semuanya jadi berantakan, gini. Maafin Mas."

100DAYS WITH THE DOCTOR [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن