[ 100DWTD - 39 ]

59.1K 5.3K 4.4K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SPAM RADEN SEBELUM BACA👉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SPAM RADEN SEBELUM BACA👉

Jangan lupa pencet bintang guis, sekalian tinggalin jejak di komentar❤❤

BANTU KOREKSI TYPO✔

CHAPTER 39 - ANOMALI
NORMAL POV

HAPPY READING








Nesa tidak tahu, bahwa dirinya ternyata manusia pendendam. Bajingan! Di kepala Nesa terus menerus terngiang kata 'hanya' yang meluncur tanpa dosa dari sang suami.

Bukannya sibuk memikirkan 'ayang suami' ia malah fokus memikirkan pola pikir Raden. Sedang mandi pun— ia masih memikirkan kata 'hanya'.

Dirinya sudah galau kronis karena Raden sebatas menggunakan dirinya sebagai pengganti Azzaniar. Masa kesalahan sefatal itu dianggap sepele oleh Raden?

Bukankah selama ini Nesa selalu mengesampingkan apapun dan menganggap segala sesuatu yang terjadi antar mereka hal yang bisa dimaklumi?

Seharusnya, Raden sadar, semisal Nesa sudah begini. Berarti masalah mereka bukan perkara sepele lagi.

Nesa kini berguling-guling di atas tempat tidur kamar utama penthouse. Ia serasa melarat, kenapa juga Nesa mau keukeuh mempertahankan pernikahan keduanya yang begitu ringkih ini?

“Nesa,” panggil Raden.

Nesa menoleh ke kiri, ia menatap Raden. “APA?!”

“Saya enggak tuli. Jawabnya jangan pakai suara tinggi,” balas sang suami.

“Apa apa apa apa apa, Mas Raden, apa?” seru Nesa, ia terkesan meledek Raden.

Raden menghela, ia mengatur deru napas. “Kamu enggak ke kampus? Mau bolos?”

“Hanya bolos, 'kan? Masalah, gitu, doang kamu segala nanya-nanya aku. Suka-suka aku, lah, mau bolos kek, mau apa kek, urusanku,” timpalnya.

Raden lantas merotasikan bola mata. “Sikap kamu sekarang, enggak sopan, paham?”

100DAYS WITH THE DOCTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang