[ 100DWTD - 28 ]

60.7K 5.1K 527
                                    



Buna lagi seneng, makanya UP Raden

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Buna lagi seneng, makanya UP Raden.

Here we go🏃‍♀️🏃‍♀️


SPAM RADEN SEBELUM BACA👉

Jangan lupa pencet bintang guis, sekalian tinggalin jejak di komentar❤❤

BANTU KOREKSI TYPO✔

CHAPTER 28 - TREAT
NORMAL POV

- HAPPY READING -









Nesa mengigit jemarinya ragu-ragu. Sebenarnya, pihak yang meminta hubungan mereka untuk kembali dalam seratus hari siapa? Herannya, mengapa justru Nesa yang merasa mengemis supaya hubungan mereka membaik?

Oke, ini masalah Nesa- ia tidak bisa mengendalikan hati. Sesungguhnya, Nesa sendiri mau mereka memperbaiki segalanya. Ia sudah siap bersanding kembali bersama Raden.

Namun, Nesa mendadak skeptis. Bisakah ia menghadapi Hangga? Selain sifat Raden yang sulit dimengerti Nesa, Nesa takut kepada Hangga.

"Kamu enggak capek melamun terus?"

Nesa terhenyak, ia menengadah. "Apasih? Ngelamun juga enggak boleh?"

"Emang dimana letak kalimat saya yang bilang itu salah?"

"Nyenyenye- iya, istri enggak boleh begitu, enggak sopan depan suami, ya, 'kan?"

Nesa dongkol sendiri. Ia mengerutkan alis, menatap Raden yang memunculkan diri setelah selesai mandi. Lihatlah, si suami lantaran terlalu menjaga privasi sampai ganti baju pun di kamar mandi.

Rambut disisir di kamar mandi. Wow, Raden tetap menjaga penampilan meski dirinya bersama Nesa.

"Mas- eh Pak Dokter, bagus coba rambutnya dibikin berantakan, gitu, sexy tau," komentar Nesa.

"Saya suka begini," balas Raden dengan datar.

Nesa memutar bola mata. "Yaudah, terserah lo, lah, mau hair cut, mau klimis, mau botak sekalian, terserah lo, Anjing."

Ups, Nesa mengatup bibir. Lalu, tertawa canggung. Raden menyorotnya sangat tajam. Astagfirullah, Nesa tidak mengerti lagi dengan interaksi mereka berdua.

Asli, Nesa sudah terlalu sabar, bukan?

"Besok aku mau jalan sama mas Jacob," ujar Nesa. Ia merebahkan badan ke ranjang. "Boleh, ya."

"Kamu enggak kuliah?"

Nesa mengembuskan napas panjang. Lama-lama dirinya minta dihamili saja supaya bisa cuti dari perkuliahan. Ia menggeleng, dalam sekejap mendapat sorotan dingin sang suami.

100DAYS WITH THE DOCTOR [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ