[ 100DWTD - 50 END ]

56.5K 3.7K 218
                                    



Aye we meet again🤝🦋

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aye we meet again🤝🦋

SPAM RADENESA SEBELUM BACA👉

Jangan lupa pencet bintang guis, sekalian tinggalin jejak di komentar❤❤


BANTU KOREKSI TYPO✔

CHAPTER 50 CONCLUSION
NORMAL POV


HAPPY READING





Nesa baru turun dari mobil, tanpa ia sadari— ia berlari kecil terburu-buru menghampiri Hangga yang tengah berjalan tergopoh. Ia refleks berjongkok untuk menyamakan tinggi dengan si Rajarendra versi travel size tersebut.

“Ammi! Ammi!” sapa Hangga berseru senang.

“Iya, Mami baru dateng, nih. Kenapa? Miniatur Rajarendra udah kangen, ya?”

“Namanya Hangga, bukan miniatur Rajarendra, Nesa,” tegur Raden.

Nesa merotasikan bola mata. “Serius amat, Mas.”

“Aku pikir kamu dateng sendiri, Pak Raden,” ujar Ranum.

“Enggak, dong, mas Raden dateng sama istrinya,” serobot Nesa. “Mau ngejemput Hangga.”

“Iya,” tutur Ranum.

Raden merunduk, ia menggendong Hangga dengan tangan kanan serta menggenggam Nesa di tangan sebelahnya yang bebas. Nesa cengengesan, ia memang susah sekali bersikap anggun.

Hari ini, bertepatan dengan seratus hari mediasi mereka usai. Nesa belum memberikan keputusan apa-apa. Sedangkan Raden, masih keukeuh atas pendiriannya melimpahkan segalanya kepada sang istri.

“Kamu udah bawa berkas Hangga, kan, Mas?”

Nesa bertanya sembari duduk di kursi penumpang samping kemudi. Sebab, Raden mengendarai mobil, ia tidak mau diusik oleh sopir pribadi.

Setelah menempatkan Hangga di carseat baby demi keamanan buah hatinya. Raden lantas ke kursi kemudi.

“Semua berkas Hangga udah lengkap. Sekalian nanti. Kita belum mengurus soal pernikahan kita.”

Nesa mengangguk. “Bener, sih, kita mau kemana bareng Hangga?”

“Hadap depan, Nesa, bahaya kamu noleh ke Hangga.”

“Salah mulu, ih! Lagian Mas bawa mobil lambat, minim kecelakaan tau. Masih cepet kura-kura balapan,” protes Nesa.

“Enggak apa,” timpal Raden.

Nesa menaikan ujung bibir, menyuarakan rasa jengkel melalui ekspresi. Diam-diam Raden tertawa kecil. Ia membanting stir ke kanan, mengemudi tanpa mengobrol.

100DAYS WITH THE DOCTOR [END]Where stories live. Discover now