Extra Part : Bagian 3 [EPILOG]

7.8K 438 25
                                    

Author POV.

Sejuk udara pagi dengan matahari yang sedikit tertutup kabut tebal karena hujan sekarang masih terasa menusuk ke tulang. Namun tidak membuat seorang Jieun terus saja bergelung dengan selimut hangatnya.

Karena ada tiga manusia yang harus ia rawat, seperti memberikan makanan kepada ketiganya.

Tiga?

Iya.

Seokjin, Jiseo dan adik Jiseo—tepatnya anak kedua mereka. Kim Jisung. Bayi yang baru berumur sepuluh bulan itu membuat keluarga kecil mereka damai dan ramai. Tentu saja karena ulah si kecil Jisung yang membuat siapapun yang menyaksikan tingkah lucunya tertawa gemas.

Jieun dengan cekatan menyiapkan bahan-bahan yang akan ia masak hari ini. Kedua tangannya sibuk dengan beberapa alat masak dan sayuran. Dengan telaten, Jieun memotong beberapa wortel dengan potongan yang rata dan rapi. Memasak memang sudah menjadi hobinya sejak sekolah menengah atas.

Dirasa semua sudah siap, Jieun segera menyajikan masakannya pada piring saji. Dengan rapi ia menata semua menu hari ini di atas meja makan.

Selesai.

Tugas pertamanya kini sudah selesai, tinggal tugas kedua. Membangunkan raja, pangeran dan putrinya.

Jieun berjalan menaiki tangga lalu berhenti saat sampai di depan kamarnya. Tangannya dengan hati-hati membuka kenop pintu agar tidak mengejutkan mereka bertiga.

Benar, semalam mereka berempat memutuskan untuk tidur bersama dalam satu ranjang. Tunggu dulu, jangan lupakan ukuran ranjang king size milik Seokjin, ranjang tersebut mampu membuat empat orang sekaligus.

Mata Jieun menatap tiga anak manusia yang masih berkelana dalam mimpinya, entah apa yang mereka mimpikan.

Jieun berjalan menuju ranjang tersebut, objek pertama yang ia lihat adalah Seokjin yang tidur terlentang dengan si kecil Jisung yang berada di atas dadanya dan juga Jiseo yang memeluk tubuh besarnya.

Jieun terkekeh gemas melihat mereka.

Tangan Jieun terulur untuk mengusap bayi Jisung untuk membangunkannya. Jieun menepuk pipi bulat Jisung pelan dan membuatnya sedikit terusik dan akhirnya membuka matanya.

Jisung menggerjapkan matanya lucu saat melihat ibunya tengah menatapnya, sunggingan senyum terukir di bibir mungilnya.

Tangan Jisung diulurkan keatas, memberi isyarat kepada Jieun untuk mengendongnya. Jieun tak menunggu lama, ia meraih tubuh gempal itu dan membawanya ke pelukannya.

"Jagoan eomma sangat lucu, eum.. Sekarang kita bangunkan noona.." ucap Jieun seraya mengusap punggung Jisung.

Jieun berpindah tempat, kini ia mendudukkan tubuhnya di samping Jiseo yang tertidur pulas dengan tangan satu tangan berada di atas dada Seokjin—memeluknya, dan satu kaki berada di atas paha Seokjin.

Jieun kembali terkekeh geli melihat kebiasaan putrinya ketika tidur bersama ayahnya. Ia menepuk pantat Jiseo dan membuat gadis kecil itu mengerang.

"Seo-yya.. Bangun, sayang. Sudah siang.." ujar Jieun sembari menepuk pipinya.

"Eomma~ lima menit lagi.." Jieun menggelengkan kepalanya heran, kebiasaan anaknya sama persis dengan Seokjin, mereka terlalu sulit untuk dibangunkan.

"Putri tidak boleh malas. Ayo bangun.." Ucap Jieun.

Dengan tangan kirinya, ibu dua anak tersebut menarik pelan tangan putrinya untuk merubah posisinya menjadi terduduk.

Tentu saja Jiseo sudah terduduk, namun masih dengan mata tertutup. Lalu, mata Jiseo terbuka lebar saat tangan nakal Jisung menarik rambutnya.

"Jisung-ie hajima! Rambut noona sakit!" Jisung terkekeh melihat kakaknya yang tengah mengaduh kesakitan.

ICE - Kim Seokjin [✓]Where stories live. Discover now